Senin, 18 Februari 2019

I Lost My Cool

Yo.

2 minggu nggak nulis.
Huft.

Gua sangat disibukkan oleh kegiatan keseharian -bertahan hidup, sosialisasi- sampai gua lupa mencari hiburan yang bermakna.
Hiburan sih ada. Banyak.
Hiburan yang bermakna, sulit.

Oh!
Sedikit kabar bahagia: gua menemukan jalan untuk lulus dari kuliah saat ini.
Gua diterima untuk magang + thesis di suatu perusahaan.
Mantaps.
Yang lebih ajaib, kalau lu baca ini, maka lu adalah pihak ke-5 yang tau kalau gua dapet magang.
Pihak 1, beberapa temen seperjuangan gua di kampus.
Pihak 2, dosen Bahasa Prancis gua.
Pihak 3, temen seperjuangan gua dari S1 dulu yang sempet gua tanyain soal pre-recorded interview.
Pihak 4, keluarga gua.
Ta-da! Selamat!

...

Perasaan gua membaik setelah nulis yang barusan.
Kayaknya gua mesti cari sendiri deh hiburan bermakna ini.
Bukannya mesti nyari sih. Gua udah tau mesti kemana. Ke siapa.
Ngirim ping untuk jaga koneksi itu nggak pernah salah, kan?
Hmmmmmmmmmm setelah gua pikir selama 30 detik-an, kalimat diatas bukan kalimat terbaik untuk menutup postingan ini.

...

Jaga silaturahmi sama sahabat yang sudah lama tidak bersua itu nggak pernah salah, kan?
Yoho~

Sabtu, 02 Februari 2019

Dreams 2019 #1

Yo.

Kabar baik?
Sehat?
Udah makan?

Akhirnya gua mimpi lagi setelah berbulan-bulan.
Gua nggak yakin sih, tapi seenggaknya ini adalah mimpi pertama yang gua masih ingat dengan jelas (ingatan gua tentang mimpinya terus memudar sambil nulis ini) setelah gua bangun.

Langsung gua ceritain aja.

Gua diterima bekerja di sebuah perusahaan, di area yang rasanya familiar dan terpercaya, tapi gua nggak yakin dengan jelas lokasinya di mana.
Gua baru pertama kali masuk ke gedungnya. Gua diminta bikin kartu identitas biar di kemudian hari gua bisa keluar masuk gedungnya dengan mudah dan bukan sebagai pengunjung biasa.
Di sana, ada 1 temen lama gua. Gua lupa orangnya siapa, tapi rasanya dia adalah temen yang akrab dengan gua di SMP atau SMA. Kira-kira dari masa-masa itu.
Di tengah obrolan gua dengan seorang "pembimbing" atau senior di perusahaan itu, temen gua ini pergi.
Setelah obrolan gua selesai, gua nggak ada kegiatan terjadwal lainnya di perusahaan tersebut. Gua memutuskan untuk keluar gedung dan pulang.
Gua merasa ingin bertualang di gedungnya biar lebih familiar dengan lingkungan yang akan gua kunjungi berulang-ulang nantinya, jadinya gua nggak lewat jalan yang gua pake untuk ke tempat gua ngobrol (yang ada di suatu lantai yang butuh elevator untuk dicapai dengan nyaman). Gua memutuskan untuk lewat suatu pintu.
Entah gua lewat mana, gua tiba-tiba ada di luar bangunan, tapi masih di atas gedung. Mungkin itu pintu untuk pembersih jendela atau kru perawatan gedung.
Gua merasa menapaki pipa-pipa saluran dan sedikit lompat-lompat untuk ke area di seberang pintu yang gua lewati.
Disitu, ada area dengan alas lempengan logam dengan jari-jari (mirip pagar besi dengan jari-jari bersilangan sehingga kita bisa lihat apa yang ada di baliknya) dan ada tempat turun ke bawah.
Gua turun ke situ, dan lanjut jalan di area yang mirip rangka untuk menyokong elevator. Gua bisa turun lagi dan gua melihat bagian atas elevator ada di bawah gua. Ajaibnya, di situ ada temen lama gua lagi jongkok.
Gua datanglah ke situ untuk nanya ke dia, "Kok lu ada disini?"
Gua lupa dia jawab apa. Intinya, kita berdua terjebak disitu dan nggak bisa kemana-mana. Gua emang gendut. Tapi temen gua yang cukup kurus ini udah bilang kita nggak bisa kemana-mana dan dia duluan ada di situ. Gua jadi yakin kita nggak bisa kemana-mana.
HP gua ada di kantong gua, jadi gua bilang ke dia kalau gua mau coba telpon si senior di perusahaan yang tadi ngobrol sama gua. Kartu namanya ada di gua.
Percobaan 1, gak diangkat.
...
Percobaan sekian, diangkat. Tapi nyambungnya malah ke temen gua dari kuliah S1. Dia kira gua telepon iseng, sekedar basa-basi, jadinya setelah diterima, telponnya langsung diputus. Dia cuma bilang, "Coba lu cek kode area telponnya. Mungkin itu telpon kabel, jadinya mesti pake kode area yang sesuai."
Gua cek deh di kartunya dan tanya ke temen gua, kode area untuk perusahaan ini berapa. Di kartu nama seniornya, ada kode area.
Percobaan terakhir, nggak diangkat.
Disitu gua makin resah karena sadar kayaknya udah nggak ada harapan untuk keluar dengan selamat. Gua mulai mikir untuk lompat bebas ke area dibawah gua yang bisa nyentuh jendela. Minimal gua bisa gedor-gedor dan bisa pulang.
Di situlah ketika gua dan temen gua melihat ke jendela yang ada jauh di seberang kita dan di situ ada senior perusahaan yang itu, kelihatan seperti lagi mantau layar komputer sambil berdiri membungkuk.
Gua dan temen gua sepakat untuk teriak ke arah sana, barangkali dia denger.
Kita tes volume suara dulu. Terlalu pelan. Mungkin perlu teriak lebih kencang.
Kita lagi siap-siap untuk coba teriak ke arah sana, pas senior itu mulai bergerak ke sisi yang nggak keliatan dari jendela yang terbuka itu.
...
...
...
Akhirnya gua inget lagi mimpi gua.
Kejadian yang menarik dan HAAAAAAAAAAAH???
Yang gua paling inget adalah ketika gua terbangun, karena alarm, gua merasa sangat bersyukur karena lepas dari kondisi yang menyedihkan itu.
Wow.
Liar.
Otak gua mulai bermimpi lagi.
Semoga mimpi selanjutnya lebih bahagia, ada kebahgiaan bareng si doi.
Amin. Amin.
Aamiin.
.
Gitu aja deh.
Ciao.
Au revoir.
Yoho~