Minggu, 30 Desember 2018

Microwave Cooking : Cake (?)

Yo.
.
Saya kembali lagi.
*efek suara SpaceToon*
Kalau lu nggak ngerti apa yang gua maksud di baris sebelumnya, kita nggak seumuran.
.
Kembali ke topik utama!
Gua akan mengabarkan (?) cara membuat kue dengan pemanggang gelombang mikro !
*efek suara Doraemon ngeluarin alat*
.
Sebelumnya, gua mohon maaf karena gua tidak menulis apa yang gua lakukan.
Jadi, resep ini tidak akan seperti resep pada umumnya.
Jadi mungkin lu bertanya : "TERUS KENAPE LHO NGESHARE GINIAN HEEHHHHH ???"
*Konten blog ini memang begini*
.
Peralatan :
1. Mangkuk "aman untuk masuk ke pemanggang gelombang mikro"
2. Garpu
3. Mangkuk serbaguna
4. Piring saji
5. Alat makan
.
Bahan (jumlah yang harus ditambahkan akan disebutkan di bagian selanjutnya) :
1. Tepung serbaguna
2. Baking powder
3. Gula putih
4. Gula vanilla
5. Ekstrak vanilla
6. Garam
7. Susu sapi pasca-pasteurisasi, sepertinya kandungan lemak 100%
8. Telur ayam
.
Langkah-langkah :
1. Cairkan mentega sejumlah "itu kayaknya untuk dioles ke 3 tangkap roti" bersama gula vanilla sejumlah "biar ada rasa-rasa", ekstrak vanilla sejumlah "tetes... tetes... tetes... wow ada yang tertuang!", dan garam sejumlah "sejumput, tapi dikurangi sedikit karena kayaknya terlalu banyak" di mangkuk serbaguna. Masukkan ke pemanggang gelombang mikro dalam pengaturan daya maksimal selama kira-kira 2 menit. Jangan sampai menteganya terbakar!
.
2. Campurkan gula putih sejumlah "demi rasa manis, sesuai selera" ke campuran tersebut. Aduk dengan garpu sampai campurannya homogen. GUA NGGAK PUNYA ALAT PENGOCOK (a.k.a whisk), OKE !!?!?!
.
3. Tambahkan telur ayam 1 butir, aduk lagi sampai campurannya homogen.
.
4. Tambahkan baking powder sejumlah "dikit aja kali ya, gua gak paham soalnya!" dan tepung serbaguna sejumlah "campuran ini akan masih terlihat cair dan tidak pantas untuk dipanggang" sambil terus mengaduk campuran dan berdoa supaya tepung yang dimasukkan tidak terlalu banyak. Aamiin. Setelah selesai, tinggal campuran sejenak sambil terus berdoa.
.
5. Cairkan mentega sejumlah "untuk 1 tangkap roti" di mangkuk "aman untuk masuk ke pemanggang gelombang mikro" (kira-kira 40 detik di pemanggang gelombang mikro dalam pengaturan daya maksimal). Setelah cair, putar mangkuknya di tangan untuk meratakan mentega cair ke seluruh sisi mangkuk. Kalau mangkuknya panas, jangan lupa dipegang dengan kain!
.
6. Tuangkan campuran "adonan yang terlalu cair" yang diperoleh di langkah ke-4 ke mangkuk "aman untuk masuk ke pemanggang gelombang mikro". Jangan sampai tumpah-tumpah! Kalau tumpah, bereskan segera!
.
7. Panggang "adonan tak sampai" tersebut di pemanggang gelombang mikro selama kira-kira 8 menit di pengaturan daya maksimal. Kuncinya adalah meninggalkan pemanggangan selama kira-kira 5 menit hingga campuran terlihat "menyerupai kue, tidak mengembang lagi, tidak ada gelembung yang tidak stabil di permukaannya, tetapi rasanya belum matang karena tidak ada warna kecoklatan sama sekali." Jika sudah mencapai fase ini, panggang lagi selama sisa 3 menit yang dianjurkan.
.
8. TA-DA !!! "Kue tak sampai" sudah selesai!
Rasanya belum matang? Coba sentuh permukaannya. Kalau masih ada bagian yang cair, panggang lagi dengan interval 1 menit dengan pengecekkan di sela-selanya hingga permukaannya sudah memadat dan terasa agak kering.
.
Jangan lupa biarkan "kue tak sampai" untuk mendingin sebelum disajikan di piring saji dan dinikmati dengan alat makan.
.
BOOM!
Proper lazy and improvised cooking! 
Kalau ada yang mau ditanyakan lagi, misalnya foto produk akhir dan merk pemanggang gelombang mikro yang gua gunakan, monggo hubungi gua.
Yoho~

Kamis, 27 Desember 2018

End of The Year Joke 2018

Yo.

The aircraft manuefacturer just made a new 100% underwater airplane.
What is it?
The Boeing Salmon 4 Salmon.

Now, I'll be on my way out.
Yoho.

Sabtu, 15 Desember 2018

I Moved To Get My Name Pronounced Correctly

Hai.
.
Nama gua adalah -apa?
Nama gua adalah -siapa?
Nama gua adalah -cekit cekit- SLIM SHADY.
.
Kalau lu nggak paham yang barusan, kita pasti nggak seumuran.
Atau tontonan gua emang terlalu aneh.
Atau yang semacamnya.
Gua emang aneh dari akarnya.
.
NAMA.
Kenalan butuh nama.
Nama gua Renato.
Tapi menurut beberapa orang pada saat-saat tertentu, gua bukan gua.
Kadang-kadang gua Renanto.
Tapi yang paling sering, gua jadi Renata.
Hai.
.
A != O.
A ~= O.
A =/= O.
.
Maybe I'm still salty because at least once in each level of education, I am Renata.
Maybe I'm just happy that here, no one ever say my name wrong.
Yoho~

Selasa, 04 Desember 2018

I Am Afraid

Yo.
.
Gua baru saja menyelesaikan nonton sebuah serial anime untuk kedua kalinya.
Kayaknya 1 atau 2 tahun lalu, gua posting review-nya kesini.
Sekarang, gua terinspirasi untuk nulis lagi.
.
Sebelumnya, yohoho.
Udah lama nih gua nggak muncul kesini.
Kabar baik?
Makan sehat?
Tidur nyenyak?
Semoga semuanya deh. Amin.
.
Dan postingan ini pun akan memasuki area gelap.
Bagi yang tidak ingin hari-nya jadi rusak, monggo minggat. Ini peringatan satu-satunya.
Kalo masih niat baca, ya apalah daya saya yang nulis ini.
.
.
Gua tonton lagi serial anime itu.
Masih menarik.
Udah lama banget, jadinya walaupun gua inget sebagian besar ceritanya, tapi gua masih menikmati hal/emosi/detail kecil yang disajikan. Menarik sekali.
.
Langsung saja ke persoalan utama: Gua setuju dengan salah satu kalimat yang disampaikan salah satu karakter di anime ini.
.
.
Di episode 21, teman dekat dari tokoh utama ngomong sesuatu yang kurang lebih intinya begini, "Saya sadar dan sangat bersyukur karena [nama cewek] mencintai saya, tetapi saya tidak ingin jawaban saya merubah saya ke diri saya yang dulu. Saya merasa takut ketika memikirkan hal tersebut".
.
Cheesy
"Ecieeee yaelah!"
.
.
Gua cukup setuju dengan makna kalimat tersebut.
Entah kenapa, gua merasa kalau itulah yang gua rasakan selama ini.
Gua cukup yakin kalau gua mulai menceritakan kisah-kisah masa lalu gua, maka cuma akan terbaca sebagai "cuk lu cuma nyama-nyamain aja, selow dong bro", sehingga sebaiknya gua nggak usah cerita melulu.
Kalau lu pengen cari tahu, banyak kok ceritanya di blog ini. Berkelimpahan. Bergelimang.
Kalau lu merasa "ni orang ngomong apa sih???" Selamat datang di blog ini. Salam kenal.
.
Sebagai anak yang tumbuh dengan predikat "pendiam dan pemalu" terpasang di dahi gua tanpa ada motivasi dari luar dan dalam untuk merubah salah satu atau keduanya, gua tumbuh dengan keinginan terpendam untuk "menjaga status quo".
"Asalkan gua tetep di posisi yang sama, dunia akan tetap sama, dan berbahagialah semuanya". Itulah mimpi besar yang tidak terutarakan. Sepertinya begitu. Koreksi dan kritik diri sendiri memang sulit dilakukan.
.
"Kalau gua menyatakan kalimat sakral yang umumnya ingin dikatakan oleh para remaja pada masanya, dunia bakal berubah; gua bakal berubah dan perubahan sepertinya bukan ide yang bagus".
Ide yang sangat mengundang untuk gua, pada masanya.
Tapi apalah artinya kebiasaan kalau nggak dilakukan secara rutin selama minimal 21 hari.
Menghidupi ide ini selama bertahun-tahun, bahkan sampai sekarang pun, mungkin bukan ide yang bagus di jaman yang lalu.
Dari yang gua inget, ada 2 kesempatan dimana ada secercah keinginan untuk "merubah status quo" dalam diri gua. Sekali pas SMA kelas 3, dan sekali pas kuliah S1 semester 7. Sekarang sudah 2018. Ocehan gua bisa dibilang cuma jadi tangisan penyesalan seorang kakek karena nggak memutuskan untuk melakukan hal besar di masa mudanya.
Dan mimpi untuk diselamatkan oleh seseorang pun kayaknya udah terlalu jauh.
Apalah artinya ingin diselamatkan kalau keinginannya nggak diumumkan ke pihak-pihak yang bisa menyelamatkan? Nggak ada, kan?
Bahkan Tuhan yang Maha Mengetahui isi hati manusia pun sebaiknya kita ajak bicara lewat doa-doa kita. Pernyataan itu penting.
Tulisan ini pun sepertinya bakal berakhir di blog ini, di postingan ini.
Sebagian dari sel-sel tubuh gua nggak ingin seperti itu, tapi sebagian yang lain cuma ingin menghela napas dan berkata "Ya sudahlah. Inilah haluan dunia".
.
.
Hmmmmmmmm.
Mungkin gua cuma laper aja.
Mungkin gua cuma semakin haus aja.
Mungkin gua cuma merasa tidak pantas karena masih belum keluar dari sekolah sejak masuk pertama kali di usia 5 tahun.
Entahlah.
Hidup itu rumit kalau dipikirkan.
Dingin.
Yoho~