Rabu, 16 April 2014

National Examination or National Cheat-xamination ?

Yoyoyoyoyyo !!!
Buenas noches, amigo mio !
Gimana kabar ? Bapak ibu sehat ? Aamiin dah.
Jadi tema kali ini adalah Ujian Nasional.
Tahun lalu, gua masih kelas 3 sma sehingga harus ikut UN aka UNAS aka EBTANAS.
3 hari sebagai finisher 3 tahun kita berkutat di dunia akademik.
Sudah menjadi momok di pikiran masyarakat, kenapa 3 tahun diringkas jadi 3 hari ? Kan maksud, ga jelas, aneh, "apasih maunya pemerintah?", "inilah yang bikin adanya kecurangan", "pantesan sekolah cuma ngejar nilai doang!", dll. Kebanyakan orang berpikir demikian. Ya itu sih terserah orang yang mikir ya (pasti bukan Fico). Tergantung persepsi mereka.
Tapi persepsi gua disini adalah bahwa 3 hari untuk 3 tahun itu ya... sekedar 3 hari ujian biasa. Tanpa tekanan berarti (lumayan sih sebenernya). 3 hari ini nggak menentukan masa depan seseorang (selama dia visioner). 3 hari ini ya 3 hari kerja biasa.
Gua paling nggak seneng sama orang yang nyontek demi nilai bagus. Pengalaman SD di sekolah swasta dan "penghukuman" langsung pas UTS Sosiologi kelas 1 sma, membuat gua jijik sama nyontek. Hina banget dan rendah. Apalagi pas UN. Makin hina !
Sekolah itu bukan buat ngejar NEM ! NEM tinggi boleh, asal tanggungjawab ! Jangan nanti lu punya NEM tinggi, tapi takut masuk universitas / institut top. Bikin malu ! Mending NEM pas, akhirnya lu masuk universitas / institut pas, tapi lu jadi singa di kandang tikus. Lebih membanggakan, lebih asik, lebih jos.
Gua bersyukur dapet NEM lumayan (kepala 5) dan gua dapet undangan di institut incaran gue.
Gua bersyukur karena sma gua 3 tahun nggak sia-sia. Pelajaran yang gua dapet tetep kepake. Rumus-rumus emang kebanyakan nggak dipake, tapi "karakter belajar" dan "insting belajar" tetep dipake, tetep berpengaruh. Nggak hafal rumus emang masalah, tapi itu bisa dikejar. Cuma hafalan doang. Tapi bikin karakter yang sesuai, yang layak, itu yang susah. Dan itu yang sering dilupakan oleh anak-anak sekolahan yang ngejar NEM.
"Kejarlah kesempurnaan, kesuksesan akan mengikuti." -dikutip dari 3 idiots-
Jangan incer nilai ! Nilai bisa dibeli (iya kan?). Incer kesempurnaan. Incer kehebatan. Incer ke-keren-an. Incer ke-mantap-an. Itu yang nggak bisa dibeli uang. Cuma bisa didapet lewat pembelajaran yang baik. Cuma bisa didapet kalau karakter kita mau berkembang. Mau jadi lebih baik.
.
.
.
.
.
.
.
Dari tadi gua ngomel melulu ya. Keasikan nulis brader. Tapi serius, ini saran dari gue, jangan jadi pembohong di kandang singa, jadilah orang jujur diantara sesama manusia. Nggak ngerti ? Gua aja pas bikin ini nggak mikir banget. Tapi gua yakin lu dapet pesannya.
"Ingat mati, ingat sakit, ingatlah saat kau sulit." -dikutip dari lagu Tobat Maksiat, Wali-
.
.
.
Jangan bikin ibu dan bapak lu nangis di balik rerumputan. Bikin mereka bangga. Bikin mereka bilang "ITU ANAK GUE !!!" dengan penuh kebahagiaan.
Udah dulu nih, udah malem, belum makan. Laper euy.
SELAMAT MALAM SEMUA !!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar