Jumat, 17 Juli 2015

Side Story : Lagi-lagi Dunia Aviasi Indonesia

YOYOYOYOYOYOYOYOYOYYO !!!
Apa kabar ?
Good ?
Puasa lancar 29 hari ?
Lebaran yahut ?
THR turun ?
Syukur deh. Semoga berkah ramadhan dan lebaran tahun ini dapat kita nyatakan dalam perbaikan hidup kita kearah kesempurnaan. Aamiin.
.
Jadi, kali ini gua mau bahas lagi sesuatu, seraya membantu media massa nasional Indonesia dalam menyebarluaskan materi ini.
.
NKRI lagi-lagi kena masalah di bidang penerbangan.
Beberapa bandara ditutup karena ada asap vulkanik, tentunya dari letusan gunung api.
Lah ? Kok gunung meletus nyambung ke bandara tutup ?
Menurut gua inilah pertanyaan terbesar di benak semua orang yang nggak ngerti soal kejadian ini.
Gimana caranya gunung meletus menyebabkan bandara tutup ? Sebagai orang yang tahu, gua harus menyebarkan info berikut.
.
Gunung meletus menyemburkan asap vulkanik.
Asapnya kan tinggi banget tuh, bisa sampe ratusan kilometer diatas permukaan laut.
Asap yang tinggi tersebut bisa kebawa angin (tergantung arah angin) ke suatu bandara.
Langit jadi kurang jernih, merusak jarak pandang. Bahaya tuh kalau buat pesawat.
Udara juga jadi kotor karena asap vulkanik, karena pastinya banyak material seperti abu dan debu, yang kalau masuk ke mesin pesawat (tabung dengan baling-baling di sayap pesawat) bisa merusak mesin tersebut sehingga mesin pesawat bisa mati di udara. Kecelakaan lah. Ratusan nyawa melayang. Bahaya banget.
.
Itulah kenapa bandara ditutup. Semua demi keselamatan para pengguna jasa transportasi udara.
.
Udah dapet gambaran besarnya kan ?
Kalo udah paham betul sih, lebih baik.
.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan.
Dengan kondisi tersebut, kita semua tahu kan siapa yang harus disalahkan atas ditutupnya bandara ?
100 % bukan pihak bandara.
Sekali lagi, bukan pihak bandara.
Biar gua gambarkan proses penutupan bandara yang gua ketahui.
.
Gunung meletus, potensi bahaya.
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) kasih hasil pemantauan cuaca ke suatu badan tertentu. Maaf gua lupa. Sempet cari di google, tapi nggak yakin kata kuncinya.
Badan inilah yang menyatakan apakah bandara boleh tetep buka atau harus tutup, berdasarkan laporan cuaca dari BMKG.
Bandara dapet laporan, dan pihak bandara tinggal buka atau tutup operasional.
Maskapai penerbangan menyesuaikan dengan keputusan bandara.
Beres.
.
Pihak bandara, dalam hal ini Angkasa Pura, cuma menyediakan tempat.
Tapi yang terjadi adalah para penumpang yang gagal terbang malah protes ke pihak bandara. Protes sampe ngamuk brutal pula.
Salah besar. Tindakan ini sangat tidak tepat sasaran.
Makanya gua suka sebel kalau nonton berita, ada calon penumpang ngamuk ke pihak bandara. Rasanya minta langsung kudatangi, terus kutampar.
Kalau mau protes karena gagal terbang dan berharap dialihkan penerbangannya atau ada refund atau dicarikan penginapan dulu, silakan protes ke pihak maskapai. Ke maskapai.
Misalnya kita mau naik pesawat Citilink, eh gagal terbang, katakanlah delay. Silakan cari orang berseragam Citilink, dan tanya ke dia. Dia yang harusnya tahu mengenai kegagalan terbang pesawat. Jangan malah nanya ke pihak bandara. Bandara cuma merawat tempat, menyapu runway, benerin toilet, ngepel lantai. Kalau pesawat gagal terbang, sangat tepat untuk nanya ke maskapai.
Gitu aja kok repot.
Gregetan kali bah.
Tapi ya sialnya, kadang-kadang ada pihak maskapai yang malah ngumpet kalau gagal terbang. Ada, bukan semua.
Ada kan tuh, yang kalau delay, calon penumpang langsung dapet nasi kotak.
Ada juga tuhm yang kalau delay, calon penumpang dianggurin sampai kering. Nah ini yang bermasalah.
Biasanya calon penumpang malah marah ke satpam. Lah kepiye ? Gak nyambung blas.
.
Kira-kira itulah gambarannya.
Mohon dicermati.
.
.
.
Sekian dulu deh Side Story kali ini.
Semoga kita semua makin cerdas dalam hidup di dunia ini, di Indonesia ini.
Kalau kau udah paham, mohon cerdaskan juga kawan kau. Biar paham semua. Sip. Top markotop.
Sekian dari saya.
SELAMAT MALAM SEMUA !!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar