Selasa, 30 Oktober 2018

Great Vibes

Yo.

Masa yang gelap.
Masa yang dingin.
Masa dimana rasa saling memiliki dihargai tinggi.
Masa yang membakar emosi.
Masa yang menguji nurani.
Panggilan telepon kepada seorang sahabat terkasih jadi hiburan yang berarti.

Yoho~

Senin, 29 Oktober 2018

May Love Be In Our Lives

Yo.

Gua bangun pagi.
Berita pertama: ada pesawat jatuh di dekat Karawang, Jawa Barat.
Respon: Semoga korban-korbannya selamat, maksimal luka-luka.
Terus gua berusaha melanjutkan hidup sambil berusaha tetap tenang dan jaga omongan seandainya ada yang nanya ke gua soal kejadian itu dengan membawa alasan "kan lu belajar aeronautika".
Sedikit klarifikasi: Gua jadi siswa di sekolah aeronautika, tapi nggak fokus ke bagian kontrol atau aerodinamika, jadinya gua mungkin cuma bisa memberi penjelasan seadanya dari info yang beredar.
Untungnya nggak ada yang nanya sejauh ini.
Sekarang gua paham tanggungjawab dadakan yang mungkin dirasakan oleh Der Weise Vater setiap ada kejadian serupa.

Hari berlanjut.
Gua mampir ke minimarket untuk beli buah, bawang, sabun mandi, dll.
Gua balik ke kamar, makan siang, internetan santai.

Mampirlah kita orang ke Twitter.
=> #Pray dkk beredar
Respon gua: very nice 

=> Beredar tangkapan layar grafik kecepatan dan ketinggian terbang pesawat yang jatuh dan pesawat yang melalui rute yang sama yang jadi viral.
Respon gua: Hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm terima kasih atas informasinya, tapi gua rasa para kolega dan keluarga korban nggak perlu tau informasi nanggung kayak gini. Apalah arti grafik itu kalau tanpa ada kejelasan kabar sahabat/kerabatnya.

Mampirlah beta ke Instagram.
=> #Pray dkk beredar
Respon gua: very sympathetic

=> Salah satu temen S1 gua bikin Instastory dengan konten seperti berikut.
Panjang pesawat: X m
Kecepatan pesawat saat jatuh: Y m/s
Kedalaman laut: Z m
Caption tambahan: Secara logika sih nggak akan selamat, tapi jika Tuhan berkehendak nggak ada yang nggak mungkin
-konten dengan perubahan secukupnya tanpa merubah makna-
Respon gua: WHAT IN THE FREAKING FREAK, DUDE !?!? Ada kepentingan apa pula kau menyebarkan konten kayak gitu !? Lu ngasih info yang di mata gua sangat menjurus ke "yap! gitu lho itungannya! tapi gua gatau juga sih hehe!" VERY VERY NOT COOL! NOT COOL IN THE SLIGHTEST OF SLIGHT GESTURES! Story itu nggak ada artinya! Selama beberapa saat, gua nggak ngerti apa motivasi dia untuk bikin postingan ini. Selama beberapa saat tersebut, gua memikirkan standar moral lingkungan pertemanan pemuda 20 tahunan di Indonesia saat ini. Postingan itu = "nggak banget deh" buat gua.
Mana gua kenal anak ini selama kuliah S1 pula. Kan jadi ada perbandingan-perbandingan sepak terjangnya di kuliah sampai ke postingan ini. Huft. Otak gua jadi nginget yang nggak-nggak.
Apapun yang terjadi ke postingan itu sekarang, komentar gua dalam 1 kalimat adalah:
"F U, U F'in P of Shhhhhh. It was not cool, it was not cool."
Huft.
Pertama kalinya di minggu ini, gua liatin story orang dengan niat mencari informasi kehidupan kawan-kawan, kok malah jadi begini.
Yoho.

Joyeux Toussaint 2018 !

Yo.

Gua pribadi nggak merayakan Toussaint a.k.a Hari Raya Semua Orang Kudus a.k.a All Hallows Even sih, tapi selamat bagi yang merayakan dan menikmati liburnya!
Gua menikmati liburnya dan kemungkinan nggak akan inget untuk ngucapin lagi, makanya gua ucapin duluan aja.

Terus gua nganggur deh seminggu ini.
Rencana gua sejauh ini:
1. Bertahan hidup
2. Mencoba aktif berkomentar di medsos
3. Main PES
4. Main game online (Robocraft dan/atau RS:6)
5. Bikin/edit video lagi
6. Ngerjain tugas Bahasa Prancis
7. Merenung tentang Research Project semester ini
Gitu deh.

Kalo ada yang punya saran kegiatan tambahan, monggo.
Kalo ada yang punya ide tentang konten edisi spesial seminggu ini, lebih monggo lagi.

Gua makan malem dulu.
Yoho~

Rabu, 17 Oktober 2018

Romance Talk 2018 #1

Yo.

Akhirnya gua nulis ini.
Bangun pagi.
Sudah ngopi.
Ngopi bukan karena gua "nggak ngopi, nggak afdol", tapi karena gua punya kopi dan gua pengen minuman manis. Ada bedanya.
Sudah mandi.
Sudah siapin menu makan siang dan malam.

Saatnya menulis.

Kali ini, sepertinya gua akan nulis tentang sejarah perjalanan kehidupan romansa gua.
Dengan sejarah, maksudnya cerita secara kronologis.
Dengan perjalanan, maksudnya gua seringnya hanya diam dan merenung sendiri.
Dengan kehidupan, maksudnya ya, hidup.
Dengan romansa, maksudnya mungkin gua merasa rasa-rasa yang tidak pernah diungkapkan.

Bab I. Masa Pra Sekolah (1995-2000)
Nggak ada apa-apa tuh.
Nggak ada kisah-kisah "oh, bayi ini udah akrab sama bayi lainnya".
Di taman kanak-kanak, gua masih mikirin main dan puzzle dan bak pasir dan ayunan aja.

Bab II. Masa SD (2001-2006)
Secara teknis, nggak ada.
Secara praktis, mungkin gua pernah suka dengan beberapa cewek. Kira-kira sebagai berikut.
=> Secara akrab, gua merasa pernah akrab dengan seorang cewek karena kita adalah geng di 1 jemputan yang sama. 4 bocah yang seangkatan, rumahnya di 1 komplek. Pas kelas 1 SD, kita naik jemputan secara eksklusif karena pulangnya duluan dibanding angkatan yang lebih tua. Pas kelas 2 SD, kita naik jemputan secara eksklusif karena sekolahnya mulai lebih telat dari angkatan yang lebih tua. Sering ketemu, ya akrab dah.
=> Gua inget juga pernah suka dengan seorang teman sekelas. Lagi-lagi, sering ketemu jadi pemicu utama. Gua udah lupa sih namanya siapa.
=>  Gua inget pernah tertarik dengan seorang kakak kelas. Aye. Ilustrasi: Siang hari, waktunya pulang sekolah, jemputan sekolah masih parkir di tempat parkir di lingkungan sekolah. Gua nunggu di dalam mobilnya, sambil melihat keluar jendela. Duduklah di bangku yang ada di sisi, seorang siswi SMP yang tidak diketahui namanya. Gitu deh. Semacam penyegar di tengah hari yang panas dan membosankan.
Di akhir kehidupan SD swasta, gua memutuskan untuk lanjut ke SMP negeri. Dengan kata lain, hilang sudah kontak dengan kawan-kawan yang mayoritas lanjut ke SMP yang dikelola yayasan yang sama. Sempet ada kemungkinan gua lanjut sekelas dengan seorang temen cewek, tapi dia nggak keterima jadinya ya sudah.

Bab III. Masa SMP (2007-2009)
Secara teknis, nggak ada.
Secara praktis, pernah ada 1.
=> Secara akrab, gua pernah akrab dengan beberapa temen cewek yang sekelas. Polanya makin jelas kan. Gua emang gitu orangnya.
=> Gua pernah suka dengan 1 temen cewek sekelas, waktu itu di kelas 2. Sekelas, duh. Momen yang paling terkenang adalah suatu pagi, sebelum acara kunjungan ke sekolah lain yang perjalanannya makan waktu sekitar 1 jam. Gua udah standby di gerbang depan sekolah bersama beberapa temen sekelas. Bro gua saat itu, bisa dibilang juga sebagai pasangan bromance gua selama SMP, sebut saja LKM, belum sampai. Begitu pula dengan cewek yang lagi gua suka ini. Pas si cewek ini masuk ke sekolah, beberapa temen gua bilang "Eh, itu si LKM dateng", sebagai candaan ke gua. Tanpa angin dan hujan, gua merespon dengan "Eh kok LKM jadi cantik?" BOOM! Roasting pun dimulai. Kekacauan pagi itu membuahkan (1) sedikit trauma dalam diri gua untuk berurusan dengan hal-hal romantis (2) perang "nama bapak" di kelas gua yang dimulai oleh gua dan seorang teman sekelas. Liar.
Akhir dari SMP, dari orang-orang yang bisa gua sebut sebagai temen, cuma ada 1 orang temen cowok yang sempet sekelas yang lanjut ke SMA yang sama. *angin berhembus*

Bab IV. Masa SMA (2010-2012)
Secara teknis, masih nggak ada.
Wajib belajar = masa jomblo. Liar.
=> Kelas 1 SMA, gua sempet suka sama temen sekelas. Gua pernah nulis tentang ini di blog ini. Petunjuk lebih lanjut, gua nulis di blog ini, tapi bukan berupa postingan. Gitu deh. Kalau tertarik, selamat mencari. Di masa ini, gua jadi kenal dengan cewek yang akan gua suka di kelas 2.
=> Kelas 2 SMA, cewek itu jadi sekelas sama gua. Di kelas ini, karena atmosfer pertemanan di kelas sangat kuat (menurut gua), gua jadi lebih akrab dengan beberapa orang, termasuk beberapa temen cewek. Pada masa-masa ini, gua mulai keranjingan SMSan dengan temen-temen. Momen yang cukup terkenang adalah gua pernah rajin ngirim SMS cerita lucu (buatan sendiri atau yang gua dapet di internet) atau pantun (sekonyol-konyolnya ini, kenyataan tetap kenyataan) ke beberapa temen cewek. Sangat memalukan? Nggak juga. Dulu gua melakukannya dengan serius, pemikiran matang, dan bangga. Lucu? Banget. Menurut gua ini kualitas sketsa komedi atau standup comedy.
=> Kelas 3 SMA, gua sekelas lagi dengan temen cewek yang gua suka di kelas 1 dan kelas 2. Dualisme? Pada saat-saat tertentu, ya, tapi secara keseluruhan, gua masih suka sama temen cewek yang dari kelas 2. Salah satu momen yang terkenang adalah kita sekelas pernah nonton film Habibie & Ainun sepulang sekolah di kelas pakai proyektor [Habibie & Ainun = top 10 film terbaik yang pernah gua tonton, top 2 film paling mengharukan yang pernah gua tonton]. Kita sekelas terharu, pastinya. Gua menahan tangis, tapi akhirnya turun juga karena gua ngeliat bro-bromance gua nangis [Fakta: seorang bro butuh bro-nya untuk bisa menunjukkan emosi non-bro]. Waktu itu, temen cewek ini duduk di sebelah gua gitu. Menarik sekali.
Bab V. Masa Kuliah Strata 1 (2013-2017)
Secara teknis, masih nggak ada.
Semakin terkikis, semakin terlupakan.
=> Masa-masa orientasi. Secara natural, akan ada seorang cewek seangkatan yang "paling menarik, yang juga dikagumi oleh para senior". Deket nggak. Akrab nggak. Berlalu tanpa ada apa-apa.
=> Masa-masa pra bidang minat. Selama kuliah, gua menyebut diri gua kupu-kupu malam. Kuliah-pulang-kuliah-pulang, tapi malam hari aktif untuk kegiatan non studi (main bareng temen atau organisasi jurusan). Begitulah sehari-hari.
=> Masa-masa bidang studi. Di bagian awal, gua mulai mengenal beberapa temen sekelas dengan lebih dekat, termasuk temen cewek. Sekelas, bahas tugas, ya sering ketemu deh. Seiring waktu berlalu, gua dan temen-temen makin sering main bareng. Kita pernah ke bioskop bareng. Kita pernah ke karaoke [karo kowe] bareng. Kita pernah begadang di lab bareng. Kita saling merayakan ultah satu sama lain dengan perayaan kecil + kue berlilin. Pada masa-masa inilah gua jadi suka dengan seorang temen cewek. Gua pernah nulis tentang ini di blog ini juga. Momen-momen terkenang diantaranya gua beberapa kali ngebonceng dia, pernah sekali nemenin makan malem, dan gua pernah dia culik ke kedai kopi. Terlalu menarik. Terlalu menarik.
Kesimpulan
Kalau lu mengikuti cerita ini dengan seksama, maka lu akan ikut menyadari bahwa sampai akhir cerita, gua masih gua banget.
Gua belum bisa mengangkat pembicaraan yang mungkin menarik untuk diangkat.
Gua belum bisa mengatakan yang ingin gua katakan.
Gua belum bisa menyatakan yang ingin gua nyatakan.
Akhirnya, nggak ada yang berlanjut sampai ke tingkat selanjutnya, terutama karena perpisahan. Mungkin kita masih berteman, tapi ya akhirnya "dicukupkan" sampai disitu aja.
Dan sepertinya karena luka lama dan pembawaan alami gua, dipupuk dengan sekian lamanya gua nggak pernah meruntuhkan tembok penghalang itu, gua semakin tumpul dalam hal romantika.
Entahlah. Mungkin gua cuma ingin ada yang bisa disalahkan. Kemungkinan besarnya itu sih. Gua belum ada dorongan untuk berubah dan lingkungan tidak mendukung. Tuh kan gua malah menyalahkan yang lain lagi.

Begitulah cerita gua.
Yoho~

Jumat, 12 Oktober 2018

From Real-Time Systems to Real Life

Yo.

Sistem yang real-time itu bukan soal really fast.
Sistem yang real-time itu 100% tentang really, really on schedule.
Ketepatan.
Bukan kecepatan.

Menurut pepatah, performa sistem terhadap ketepatan waktunya bisa diklasifikasikan.
Hard, soft, firm, best-effort harus dinyatakan.

Hard real-time adalah ketika sistem didesain sama sekali nggak boleh bekerja melebihi deadline-nya.
Telat = bencana.
Contoh: komputer yang ada di pesawat.

Soft real-time adalah ketika sistem didesain untuk boleh melewati deadline-nya, dengan catatan performanya akan berkurang.
Telat = meh.
Contoh: aplikasi streaming.

Firm real-time adalah ketika sistem didesain untuk boleh melewati deadline-nya. Sistemnya cuma nggak akan menghasilkan respon apa-apa.
Telat = Lho? LHO???
Contoh: GPS.

Best-effort adalah ketika sistem didesain untuk kerja tanpa deadline. Asalkan ada respon, bersyukurlah.
Telat ? Apaan tuh?
Contoh: Aplikasi e-mail.

...
Eh barusan gua ngomongin materi kuliah atau ngomongin orang?

Yoho~

Rabu, 10 Oktober 2018

Interview Workshop

Yo.

Gua belom sempet nulis yang mau gua tulis.
Saat ini, cerita ini lebih penting.
Cerita pertama di kuartil akhir 2018 yang bikin gua langsung mikir, "GUA HARUS CERITAIN INI!"
Kenapa gua malah ceritain ini ke blog dan bukan ke orang?
Sike, I have tweeted this shite.
Kalau lu ada komentar selain susunan bahasa tentang kalimat diatas, maka terima kasih atas konsentrasinya.
Gua emang gitu orangnya.
.
Yuk mari.
.
Hari ini gua ada kuliah sampai jam 17:30 waktu lokal.
Hari ini gua ada pelatihan singkat wawancara ala Eropa mulai jam 17:30.
Ngeri? Betul.
Gua telat ke pelatihannya.
Gua masuk ruangan, orang HR dari salah satu perusahaan multinasional + peserta yang lain udah rapi. Udah cakep di posisi masing-masing. Udah pada ngobrol pula.
Tikitikitikitikitikitiw. Duduklah gua.
...
Tiba saatnya gua yang perkenalan diri.
Pernah nggak lu ke wawancara, tapi nggak nyiapin mau ngomong apa?
Nggak? Bagus! Selain itu praktek yang normal dan disetujui masyarakat, lu juga bukan gua.
Gua pun mulai bercerita. Was wes wos.
Sangat logis kalau lu beranggapan kalau gua nggak bercerita dengan maksimal.
Komentar yang gua terima, dengan perubahan, kira-kira gini:
1. Hindari bilang kalau "lu tertarik dengan bidang ini karena bapak lu kerja di bidang tersebut"
=> kurang pantas untuk dikatakan. pemilihan katanya dibikin yang lebih cuchok meong
2. Poin yang menarik ketika lu bilang kalau "dari pengalaman magang sebelumnya, gua jadi kenal lingkungan kerja sesungguhnya; gimana ngomong ke pegawai, gimana ngomong ke orang subcon, gimana ngomong ke manajer"
=> gurih, cocok untuk menunjukkan kalau kita ada potensi beradaptasi ke lingkungan kerja beneran
3. Jangan kelamaan ceritain sesuatu, terutama kalau itu cuma poin penjelas
=> ngabisin waktu
4. Jangan ngomong kecepetan
=> telinga HR harus dihargai
5. Hubungan antar poin, antar pengalaman, antar "dulu" ke "sekarang" itu penting.
=> nice segue = nice story = this I like

Gitu deh.

1 poin penting lain yang mesti gua ceritakan adalah fakta bahwa kalimat gua yang satu ini dinilai tidak masalah.
Kira-kira gini: One of the main reason for me to come to Europe is because I like the temperature. In Indonesia it is hot and here, it is cold. I am also very interested in the food. I am interested in culinary stuff.

I said it, and I survived.

Gitu.
Yoho~

Rabu, 03 Oktober 2018

Just A Question ?

Yo.

Gua mungkin kembali jadi diri gua yang dulu lagi.
Singkat kata (walaupun belum ada penjelasan), gua kepikiran untuk nyeritain hal-hal yang belum gua ceritain disini.
Tak disangka dan tak dinyana, gua kepikiran untuk nulis cerita cinta gua.
Nggak bagus, nggak indah, nggak bikin gregetan, tapi mungkin menarik dan bikin jijik.
Kalau nggak ada yang nolak, maka gua bakal tulis dalam beberapa hari lagi. Mungkin besok sih.

Yoho~