Rabu, 17 Oktober 2018

Romance Talk 2018 #1

Yo.

Akhirnya gua nulis ini.
Bangun pagi.
Sudah ngopi.
Ngopi bukan karena gua "nggak ngopi, nggak afdol", tapi karena gua punya kopi dan gua pengen minuman manis. Ada bedanya.
Sudah mandi.
Sudah siapin menu makan siang dan malam.

Saatnya menulis.

Kali ini, sepertinya gua akan nulis tentang sejarah perjalanan kehidupan romansa gua.
Dengan sejarah, maksudnya cerita secara kronologis.
Dengan perjalanan, maksudnya gua seringnya hanya diam dan merenung sendiri.
Dengan kehidupan, maksudnya ya, hidup.
Dengan romansa, maksudnya mungkin gua merasa rasa-rasa yang tidak pernah diungkapkan.

Bab I. Masa Pra Sekolah (1995-2000)
Nggak ada apa-apa tuh.
Nggak ada kisah-kisah "oh, bayi ini udah akrab sama bayi lainnya".
Di taman kanak-kanak, gua masih mikirin main dan puzzle dan bak pasir dan ayunan aja.

Bab II. Masa SD (2001-2006)
Secara teknis, nggak ada.
Secara praktis, mungkin gua pernah suka dengan beberapa cewek. Kira-kira sebagai berikut.
=> Secara akrab, gua merasa pernah akrab dengan seorang cewek karena kita adalah geng di 1 jemputan yang sama. 4 bocah yang seangkatan, rumahnya di 1 komplek. Pas kelas 1 SD, kita naik jemputan secara eksklusif karena pulangnya duluan dibanding angkatan yang lebih tua. Pas kelas 2 SD, kita naik jemputan secara eksklusif karena sekolahnya mulai lebih telat dari angkatan yang lebih tua. Sering ketemu, ya akrab dah.
=> Gua inget juga pernah suka dengan seorang teman sekelas. Lagi-lagi, sering ketemu jadi pemicu utama. Gua udah lupa sih namanya siapa.
=>  Gua inget pernah tertarik dengan seorang kakak kelas. Aye. Ilustrasi: Siang hari, waktunya pulang sekolah, jemputan sekolah masih parkir di tempat parkir di lingkungan sekolah. Gua nunggu di dalam mobilnya, sambil melihat keluar jendela. Duduklah di bangku yang ada di sisi, seorang siswi SMP yang tidak diketahui namanya. Gitu deh. Semacam penyegar di tengah hari yang panas dan membosankan.
Di akhir kehidupan SD swasta, gua memutuskan untuk lanjut ke SMP negeri. Dengan kata lain, hilang sudah kontak dengan kawan-kawan yang mayoritas lanjut ke SMP yang dikelola yayasan yang sama. Sempet ada kemungkinan gua lanjut sekelas dengan seorang temen cewek, tapi dia nggak keterima jadinya ya sudah.

Bab III. Masa SMP (2007-2009)
Secara teknis, nggak ada.
Secara praktis, pernah ada 1.
=> Secara akrab, gua pernah akrab dengan beberapa temen cewek yang sekelas. Polanya makin jelas kan. Gua emang gitu orangnya.
=> Gua pernah suka dengan 1 temen cewek sekelas, waktu itu di kelas 2. Sekelas, duh. Momen yang paling terkenang adalah suatu pagi, sebelum acara kunjungan ke sekolah lain yang perjalanannya makan waktu sekitar 1 jam. Gua udah standby di gerbang depan sekolah bersama beberapa temen sekelas. Bro gua saat itu, bisa dibilang juga sebagai pasangan bromance gua selama SMP, sebut saja LKM, belum sampai. Begitu pula dengan cewek yang lagi gua suka ini. Pas si cewek ini masuk ke sekolah, beberapa temen gua bilang "Eh, itu si LKM dateng", sebagai candaan ke gua. Tanpa angin dan hujan, gua merespon dengan "Eh kok LKM jadi cantik?" BOOM! Roasting pun dimulai. Kekacauan pagi itu membuahkan (1) sedikit trauma dalam diri gua untuk berurusan dengan hal-hal romantis (2) perang "nama bapak" di kelas gua yang dimulai oleh gua dan seorang teman sekelas. Liar.
Akhir dari SMP, dari orang-orang yang bisa gua sebut sebagai temen, cuma ada 1 orang temen cowok yang sempet sekelas yang lanjut ke SMA yang sama. *angin berhembus*

Bab IV. Masa SMA (2010-2012)
Secara teknis, masih nggak ada.
Wajib belajar = masa jomblo. Liar.
=> Kelas 1 SMA, gua sempet suka sama temen sekelas. Gua pernah nulis tentang ini di blog ini. Petunjuk lebih lanjut, gua nulis di blog ini, tapi bukan berupa postingan. Gitu deh. Kalau tertarik, selamat mencari. Di masa ini, gua jadi kenal dengan cewek yang akan gua suka di kelas 2.
=> Kelas 2 SMA, cewek itu jadi sekelas sama gua. Di kelas ini, karena atmosfer pertemanan di kelas sangat kuat (menurut gua), gua jadi lebih akrab dengan beberapa orang, termasuk beberapa temen cewek. Pada masa-masa ini, gua mulai keranjingan SMSan dengan temen-temen. Momen yang cukup terkenang adalah gua pernah rajin ngirim SMS cerita lucu (buatan sendiri atau yang gua dapet di internet) atau pantun (sekonyol-konyolnya ini, kenyataan tetap kenyataan) ke beberapa temen cewek. Sangat memalukan? Nggak juga. Dulu gua melakukannya dengan serius, pemikiran matang, dan bangga. Lucu? Banget. Menurut gua ini kualitas sketsa komedi atau standup comedy.
=> Kelas 3 SMA, gua sekelas lagi dengan temen cewek yang gua suka di kelas 1 dan kelas 2. Dualisme? Pada saat-saat tertentu, ya, tapi secara keseluruhan, gua masih suka sama temen cewek yang dari kelas 2. Salah satu momen yang terkenang adalah kita sekelas pernah nonton film Habibie & Ainun sepulang sekolah di kelas pakai proyektor [Habibie & Ainun = top 10 film terbaik yang pernah gua tonton, top 2 film paling mengharukan yang pernah gua tonton]. Kita sekelas terharu, pastinya. Gua menahan tangis, tapi akhirnya turun juga karena gua ngeliat bro-bromance gua nangis [Fakta: seorang bro butuh bro-nya untuk bisa menunjukkan emosi non-bro]. Waktu itu, temen cewek ini duduk di sebelah gua gitu. Menarik sekali.
Bab V. Masa Kuliah Strata 1 (2013-2017)
Secara teknis, masih nggak ada.
Semakin terkikis, semakin terlupakan.
=> Masa-masa orientasi. Secara natural, akan ada seorang cewek seangkatan yang "paling menarik, yang juga dikagumi oleh para senior". Deket nggak. Akrab nggak. Berlalu tanpa ada apa-apa.
=> Masa-masa pra bidang minat. Selama kuliah, gua menyebut diri gua kupu-kupu malam. Kuliah-pulang-kuliah-pulang, tapi malam hari aktif untuk kegiatan non studi (main bareng temen atau organisasi jurusan). Begitulah sehari-hari.
=> Masa-masa bidang studi. Di bagian awal, gua mulai mengenal beberapa temen sekelas dengan lebih dekat, termasuk temen cewek. Sekelas, bahas tugas, ya sering ketemu deh. Seiring waktu berlalu, gua dan temen-temen makin sering main bareng. Kita pernah ke bioskop bareng. Kita pernah ke karaoke [karo kowe] bareng. Kita pernah begadang di lab bareng. Kita saling merayakan ultah satu sama lain dengan perayaan kecil + kue berlilin. Pada masa-masa inilah gua jadi suka dengan seorang temen cewek. Gua pernah nulis tentang ini di blog ini juga. Momen-momen terkenang diantaranya gua beberapa kali ngebonceng dia, pernah sekali nemenin makan malem, dan gua pernah dia culik ke kedai kopi. Terlalu menarik. Terlalu menarik.
Kesimpulan
Kalau lu mengikuti cerita ini dengan seksama, maka lu akan ikut menyadari bahwa sampai akhir cerita, gua masih gua banget.
Gua belum bisa mengangkat pembicaraan yang mungkin menarik untuk diangkat.
Gua belum bisa mengatakan yang ingin gua katakan.
Gua belum bisa menyatakan yang ingin gua nyatakan.
Akhirnya, nggak ada yang berlanjut sampai ke tingkat selanjutnya, terutama karena perpisahan. Mungkin kita masih berteman, tapi ya akhirnya "dicukupkan" sampai disitu aja.
Dan sepertinya karena luka lama dan pembawaan alami gua, dipupuk dengan sekian lamanya gua nggak pernah meruntuhkan tembok penghalang itu, gua semakin tumpul dalam hal romantika.
Entahlah. Mungkin gua cuma ingin ada yang bisa disalahkan. Kemungkinan besarnya itu sih. Gua belum ada dorongan untuk berubah dan lingkungan tidak mendukung. Tuh kan gua malah menyalahkan yang lain lagi.

Begitulah cerita gua.
Yoho~

Tidak ada komentar :

Posting Komentar