Selasa, 10 Maret 2015

Side Story : My Laziness

YOYOYOYOYOYOYOYOYOYO !!!
What's up ?
What's down ?
Let's get it on !!!
.
.
.
Kali ini...
...
...
...
gua berasa rada males bahas apapun... tutup disini aja kali ya...
yaudah kalo gitu.
ciao.
bye-bye.
...
...
...
STOP ! STOP ! STOP ! STOP ! STOP !
THIS IS NOT HAPPENING !
MOHON MAAF !
KITA MULAI LAGI DENGAN PEMBUKAAN YANG SEGAR !
.
Ohyeah ! Alright ! Fantastic ! Masterpiece !
.
Kali ini gua mau bahas mengenai "malas".
Malas ? Males ?
.
Menurut Wikipedia (berbahasa Inggris... mesti terjemahin sambil dipahamin dulu...), kemalasan adalah ketidakinginan / ketidakmauan seseorang melakukan sesuatu walaupun dia memiliki kemampuan untuk melakukannya (kira-kira begitu).
Dalam bahasa yang lebih simpel (untuk yang males memahami kalimat diatas), gua merumuskan kemalasan sebagai "bisa tapi emoh".
.
Gua sendiri, dengan jujur mengakui bahwa gua adalah orang yang malas. Bisa dilihat dari morfologi gua yang Ah...sudahlah, sebut saja "tidak fit". Sesuai dengan definisi malas, pada beberapa hal gua tidak merasakan motivasi, ketar-ketir, deg-degan, atau sensasi berapi-api sehingga gua merasa "ngapain sih mesti gitu". Alasan yang biasa gua pakai adalah karena gua nggak merasakan keuntungan, atau kalaupun untung bakal lama banget.
Gua lebih seneng yang praktis. Sekali dayung, 2-3 pulau terlampaui. Efisien. 3 langkah langsung skak-mat.
.
Logika umum menyatakan bahwa malas itu merugikan, merusak, memicu ketidakbenaran dan ketidakadilan.
Gua setuju, dalam beberapa hal.
Gua rasa, dalam beberapa hal lain, gua hidup dipenuhi kemalasan yang kayaknya udah teresapi secara baik, udah jadi pondasi tindakan gua. Ambil contoh dalam belajar. Gua tipe yang menuju SKS a.k.a Sistem Kebut Semalam. Gua bukan tipe yang rajin belajar secara bertahap dengan jangka waktu lama dengan tekun dan disiplin. Gua lebih suka menerima informasi yang ringan atau cuma potongan kecilnya aja, walaupun jumlahnya banyak. Gua juga tipe yang menuju ke arah "Belajar itu di sekolah/kampus ! Di rumah/kos itu main + ngerjain tugas aja !
Begitulah.
Bisa dikatakan bahwa gua adalah pemalas.
.
Tapi tidak bisa gua pungkiri bahwa dengan gua malas, kehidupan gua bisa dikatakan jadi lebih menyenangkan dan mudah.
.
Kebiasaan males belajar kalau nggak di sekolah membentuk gua untuk belajar dengan cepat dan tepat di sekolah. Di rumah gua tinggal mengulang atau bahkan nggak gua sentuh lagi. Ingatan gua juga jadi lumayan baik (dalam hal pelajaran, pada momen tertentu, gua bisa pikun dan panik). Kebiasaan ini menuntun gua ke jalan "ujian tanpa remedial". Gua pernah sih, mengalami remedial, tapi minim. Bukannya sombong nih, tapi ya itulah kehebatan gua ( ITU SOMBONG !!!).
.
Kebiasaan males juga menuntun gua untuk cukup dekat ke jalan ketenangan. Gua udah pernah menyakiti hati orang, berbagai usia, dalam perjalanan hidup gua selama ini. Gua pernah bikin sahabat gua pas SMP jadi marah besar ke gua. Gua pernah ngejahilin kakak gua sampe nangis pas SD.
Gua udah males mengulang itu semua. Nggak ada enaknya. Gua males untuk bohong (dalam beberapa hal. Gua juga manusia) dan merusak hubungan yang udah ada lagi. Gua lebih konservatif dalam kehidupan sosial gua. Salah satu cara : biarkan kebahagiaan mengalir.
.
Kebiasaan males juga menuntun gua ke jalan kejujuran, dalam hal ini pas ujian atau ada tugas.
Gua menjunjung tinggi originalitas. Ke-otentik-an hasil pekerjaan merupakan salah satu diantara aspek-aspek terpenting dalam ujian dan tugas. Jawaban salah ? Namanya juga belajar ! Dibawa dengan lapang dada aja. Terimalah yang kita pantas terima.
Dalam hal ini, di tengah dunia yang marak ketidakjujuran, gua bukan pihak yang direkomendasikan sebagai "narasumber" ujian. Tapi sesungguhnya, gua menikmati menonton temen-temen gua yang berusaha nyontek atau nanya. Ada aja gestur yang menarik, bahkan lucu. Untuk alasan itulah, gua paling seneng duduk di belakang pas ujian.
.
.
.
Kayaknya cukup deh bahas kemalasan gua (PADAHAL JUDUL POSTINGANNYA GITU !!!).
Gua pengen menyampaikan beberapa (tepatnya 3) hal yang akan memperkaya  kehidupan kita bersama berdasarkan apa yang barusan (15 menit lalu) gua baca (tepat sebelum bikin postingan ini) di beberapa situs internet.
.
Menunda pekerjaan bukan termasuk kemalasan.
Secara sederhana, menunda itu "nanti aja" sementara malas itu "nggak mau".
.
Kemalasan bisa jadi salah satu gejala Skizofrenia.
Keren juga.
.
Ada istilah keren untuk "kurangnya motivasi", yaitu Avolisi.
HEIL PSYCHOLOGY !
.
.
.
Beberapa hal acak memang sangat menarik sekali (lebay mas).
Apa salahnya tahu banyak, jika dampaknya kita nggak bisa dibego-begoin ?
.
.
.
Sekian untuk kali ini (beneran).
SELAMAT PAGI SEMUA !!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar