Kamis, 30 Juli 2020

Belajar Prancis: Selamat datang di rumahku

Yo.

Apakah aku sudah bicara tentang Bordeaux?
Di dermaganya, kita suka memanggil para perempuan yang cantik seperti cannelĂ©
Aku melihat luasnya perkebunan anggur melalui jendela bulat
Cermin, cermin air, katakan padaku siapakah yang paling cantik

Aku melewati Normandie, aku melihat kota-kota dan pantai-pantai
Jujur saja, saya melihat lebih banyak sapi
Saya melihat singa-singa jantan dan betina dengan hati membara
Surga penuh kedamaian ketika aku melewati Rouen

Satu pemberhentian di Lille, faktanya bukan kota yang paling indah
Tapi di alun-alunnya, aku merasa bebas
Merasa kecil, merasa ch'ti dalam dekorasinya
Orang-orangnya lebih hangat dari udara diluar

Aku melewati Lyon dan aku tidak langsung mengerti
Waktu aku bilang "Bonjour", mereka menjawab "69 la trik"
Aku nongkrong di Place Bellecour bersama semua teman-teman
Mereka bilang kalau di Saint-Etienne, orang-orangnya bajingan

Aku harus bicara padamu tentang Marseille, pelabuhannya, jalanannya yang sedikit kotor
Dan aku mendapatkan logatnya ketika bernyanyi di stadion
Di tengah mulut besarnya, aku meras kecil
Aku mendengar suara jangkrik tapi bukan suara Kalash

Aku pergi ke Saint-Etienne untuk mencari udara segar
Memaksa diriku untuk memakai seragam hijau yang payah
Aku nongkrong di Rue des Martyrs bersama semua teman-teman
Mereka bilang kalau di Lyon, orang-orangnya bajingan

Selamat datang di rumahku
Mau kamu datang dari kota besar atau dari desa kecil
Kamu harus melihatnya
Perempuan disini cantik-cantik, pemandangannya lebih cantik
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku

Di Brest dan Rennes, aku merasa sedikit bodoh
Ketika orang-orang bilang mereka bukan orang Prancis, tapi Breton
Para pelaut berhati besar, sedikit terlalu mabuk
Melaut di lautan sider

Satu hari di Paris dan Notre-Dame membuat heboh
Dia bilang aku terlalu lambat dan logat kecilku menyebalkan
Dia itu mendesak, menindas, dia itu membuat stres dan kejam
Dia itu menyakitkan, dia itu menakutkan tapi sialnya, itulah kenapa dia cantik

Aku pergi ke satu pulau, gunung apinya membuka tangannya padaku
Dan lautnya berbisik: "Pulau Reunion"
Tidak ada agama atau warna di fotonya
Adu mulut, itu sama langkanya dengan melihat dodo

Kamu tidak tahu Montpellier? Pantainya dekat dari sini
Kita menghabiskan siang hari di Place de la Comédie
Kita santai tapi kita percaya bahwa kita tidak malas
Arena Nimes hingga hutam palem di Perpignan

Aku pergi ke Strasbourg, aku bertemu lagi dengan kugelhopf di bawah siku
Gilanya di mulutku masih ada rasa sauerkraut
Keindahan dari perbatasan heksagon
Dan aku tulis kalimat ini dengan bulu bangau

Selamat datang di rumahku
Mau kamu datang dari kota besar atau dari desa kecil
Kamu harus melihatnya
Perempuan disini cantik-cantik, pemandangannya lebih cantik
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku

Aku pergi ke Belgia, logis, aku penuh dengan kentang goreng
Aku yakin aku melihat bir keluar dari Manneken Pis
Kehidupan terlihat ketika alun-alunnya menjadi hidup
Aku kesana terlalu sering, aku merasa seperti melihat keluarga, ya begitu

Di Nantes, aku memulai safari raksasa
Aku melihat kenari terbang mengelilingi gajah
Aku melihat kicker, skipper, kiffeur
Satu-satunya tempat dimana aku bertemu pengedar mentega kecil

Pertama kali di Korsika : kejutannya, tanahnya, lautnya
Awalnya, aku bergumul dengan karakternya
Di teras, lelucon orang tua membuatku tersenyum
Aku tidak mau pergi, tidak mau naik feri lagi

Aku dilahirkan di Toulouse, pastinya, aku tidak terlalu jujur
Dia melihat langkah pertamaku dan menyokongku setiap waktu
Dan kamu akan bertanya kepada semua yang tahu
Mereka akan berkata padamu : "Inilah kota palin indah di dunia"

Selamat datang di rumahku
Mau kamu datang dari kota besar atau dari desa kecil
Kamu harus melihatnya
Perempuan disini cantik-cantik, pemandangannya lebih cantik
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Selamat datang di rumahku
Mau kamu datang dari kota besar atau dari desa kecil
Kamu harus melihatnya
Perempuan disini cantik-cantik, pemandangannya lebih cantik
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku
Datanglah dan berkelilinglah di rumahku

Sumber: https://genius.com/Bigflo-and-oli-bienvenue-chez-moi-lyrics
Yoho~

Senin, 27 Juli 2020

ngobrol aja sebentar

Yo.

Gawat cuy.
3 hari yang lalu (kayaknya), mungkin 2 hari yang lalu, gua mimpi.
Setelah berbulan-bulan tanpa mimpi (terakhir gua mimpi pas tidur malem kayaknya di awal tahun ini), akhirnya gua mimpi lagi.
Goks.
Gua lupa detailnya gimana (nggak posting secepatnya membuat gua lupa. Catatlah, wahai anak muda!) tapi yang gua ingat adalah perasaan dihargai, perasaan dibutuhkan. Gua inget kalo di mimpi gua, gua dapet kabar kalau "kamu adalah orang yang kita (perusahaan) inginkan karena kamu bisa ini itu."
Goks. (2)

Terus, 2 hari yang lalu (berarti mimpi yang sebelumnya itu 3 atau 4 hari yang lalu. gua nulis ini sambil mikir. maap) gua mimpi sesuatu lagi.
Goks. (3)
Yang ini nggak punya kesan yang mendalam dan berarti, tapi gua yakin gua mimpi. Seinget gua sih mimpi tentang kegiatan sehari-hari gitu. Sekali lagi, catatlah mimpimu, wahai anak muda!

Dalam 4 hari, gua mimpi 2 kali setelah sekian lamanya nggak mimpi.
Goks. (cuk diulang melulu padahal lucu aja nggak)

Gitu deh.
Yoho~

Rabu, 15 Juli 2020

Joke From Home #5

Yo.

Kali ini, gua dapet inspirasi tentang lelucon yang sebaiknya tidak dibaca.

Apa persamaan pipi yang ditampar dan pekerjaan pemilik peternakan sapi penghasil susu?
Memerah.

Yoho~

Senin, 13 Juli 2020

Tangisan Bawang: Puisi Twitter #2

Yo.

Puisi yang dipersoalkan kali ini (tweet 7 Juli 2020):
4 x 4 = 16
sempat tidak sempat, harus minum 6 gelas
kurang dua, ujian nilai 8 di kelas
mengerjakannya tidak mulus, tanpa ampelas
kesempurnaan tidak tercapai, pasang muka melas
2 logam, suluh, perak, akhirnya sudah jelas
sajak tidak tepat karena surat tak dibalas

Pembahasan:
Waktu itu, gua lagi terinspirasi sama "empat kali empat sama dengan enam belas."
Terinspirasi = kata-kata ini muter-muter terus di kepala gua karena rasanya cocok untuk direkayasa supaya barus selanjutnya bukan cuma "sempat tidak sempat, harus dibalas."
Mungkin ini bisa dibilang upaya gua untuk membangkitkan kembali ungkapan(?) 2 baris ini. Ini termasuk karmina atau nggak sih? Gua pun barusan googling dan nggak ketemu jawabannya. Lanjut.

Jadinya, yang terbentuk duluan adalah baris 1. Gua tulis dengan angka dan simbol matematis dan bukan dengan huruf karena kayaknya seru. Tolong jangan diboikot.

Selanjutnya, gua yakin mau ubah baris selanjutnya, yang seharusnya seperti yang gua tulis diatas, ke bentuk lain supaya gua nggak bosan. Hasil akhirnya sih kata-kata itu gua pisah dan jadi bagian dari baris 2 dan 7. Tapi, waktu itu gua belum kepikiran sampai disini. Gua nggak sepinter itu.
Gua teringat sama puisi gua yang sebelumnya (yang ini), dimana gua membuat rima "13" dengan "tiga gelas." Gua kurang suka mengulang rima yang udah pernah gua buat selama gua inget pernah buat rima itu, tapi karena kali ini angkanya 6, jadinya nggak ganjel di hati gua.
Baru disini gua kepikiran untuk pake "sempat tidak sempat" karena hubungannya dengan baris 1 dan makna baris 2 yang baru terbentuk ada hubungannya dengan "jangan lupa minum air putih dengan jumlah tertentu dalam 1 hari." Wahou, baris 2.

Selanjutnya, karena koneksi baris 1 ke baris 2, gua kepikiran untuk buat koneksi baris 2 ke baris 3, dan selanjutnya. Inilah ide dasar dari baris 3, 4, 5, dan 6.
Waktu itu gua googling, katanya kita harus minum minimal 8 gelas air putih dalam 1 hari. Katanya. Gua biasanya minum lebih banyak, atau lebih sedikit kalau gua lupa. Kalaupun kelebihan, lu cuma akan kembung dan kencing lebih banyak. Gak masalah kan?
Nah, koneksi baris 2 ke baris 3 adalah karena di baris 2 cuma ada "6 gelas" makanya baris 3 dimulai dengan "kurang 2". Nyam-nyam.
Kurang 2. Apa yang terjadi kalau sesuatu dikurangi 2? Apa yang bisa dikurangi 2? Angka? Nilai? Ulangan di sekolah? Kalau ulangannya sempurna, berarti dapat 100 atau dapat 10 kalau lu SDnya seangakatan gua. 10-2 = 8. Jadi, ujiannya dapat nilai 8 karena 2 soal salah. Baris 3.
Kalau lu benci baris ini tapi lu mendukung "Kota apa yang ulangannya dapat 7? Salatiga," kita harus berantem. Harus.

Koneksi baris 3 dan 4.
Kenapa ujiannya dapat nilai 8? Mungkin karena ujiannya sulit. Apa yang dirasakan oleh yang mengerjakan ujian kalau ujiannya sulit? Dia akan mengerjakannya dengan "tidak lancar" alias "tidak mulus." Bagian awal baris 4 terbentuk.
Kita mulai lagi dari "tidak mulus." Apa yang mulus? Kulit? Mungkin. Mebel? Rasanya lebih menarik kalau kali ini gua ambil mebel. Kenapa mebel tidak mulus? Karena belum digosok dengan ampelas alias diampelas. Baris 4.

Lanjut ke baris 5.
Sebelumnya, produk mebelnya tidak mulus karena belum diampelas. Kurang asem, dong. Kesempurnaannya tidak tercapai. Gitu deh.
Gua punya mebel, belum diampelas. Jelek banget gak sih? Bikin bete gak sih? Bete, kesel, apa pula ini meja kayu tapi nggak mulus. Muka gua melas deh. Lagipula, menurut kamus Bahasa Indonesia daring, melas itu asalnya dari Bahasa Jawa dan artinya "menimbulkan rasa kasihan". Baris 5.

Baris selanjutnya.
Berangkat dari "muka melas". Melas itu salah satu ekspresi.
Melas.
Melas.
Menyapu = melakukan sesuatu dengan sapu; menggunakan sapu.
Menelpon = melakukan sesuatu dengan telpon; menggunakan telpon.
Melas? Melas = melakukan sesuatu dengan las. Disini, gua jadi kesenengan sendiri.
Apa yang dibutuhkan untuk me-las alias mematri? 2 logam yang ingin dipatri, suluh alias penghasil panas, dan logam yang mengandung perak yang akan dilelehkan supaya 2 logam tersebut terpatri.
Melas = menggunakan las --> butuh bahan-bahan tersebut, "akhirnya sudah jelas apa maksud 'melas' dan apa yang gua perlukan untuk melakukan itu." Baris 6.

Baris terakhir.
Gua ingin baris ini jadi kesimpulan dari 6 baris sebelumnya. Sebuah penutup yang merangkum perasaan pembaca yang membaca puisi tersebut, terutama kalau penjelasan ini nggak ada.
Gua yakin pembaca akan berpikir "ini apaan sih?" Respon yang memang gua harapkan. Gua memang berharap orang akan garuk kepala karena otaknya gatal. Cukup itu aja untuk puisi yang nggak jelas dan tepat ini.
Gua ke situs pencari sinonim kata, dan katanya sinonim 'puisi' adalah 'sajak.'
Lalu, gua kepikiran lagi dengan ide untuk baris 2. Gua ingin pake sebagian dari baris 2 yang klasik yang disajikan dalam bentuk yang baru. Karena "sempat tidak sempat" udah dipake, berarti gua harus pake bagian "harus dibalas".
Apa yang dibalas? Surat.
Tapi, kenapa sajak ini jadi tidak jelas? Karena maknanya tidak sampai ke pembaca. Terjadi sebuah kesalahan dalam komunikasi. Apakah kesalahan tersebut? Mungkinkah karena ada surat berisi sebuah informasi yang tidak dibaca sehingga tidak dibalas? Baris 7.

Yoho~

Kamis, 09 Juli 2020

CP Remix: Bangun Tidur

Yo.

bangun tidur kuterus mandi
mau tidur tapi tak boleh lagi
lihat hp, tv, berita pagi
pasien korona meningkat lagi
aku ingat, tidak lupa untuk menggosok gigi
di toilet/kamar mandi, odol cuma elegi
mau minta uang ke ayah, beliau sudah pergi
jadinya aku balik saja, membersihkan daki
habis mandi kutolong ibu
untuk menghapus nol uang seribu
biar bagus? pipi kanan dicumbu
banyak tanya! pipi kiri ditinju
aku tidak jadi membersihkan tempat tidurku
lari ke luar, kabur ke rumah teman sebangku
pintu tertutup seperti di perang antarsuku
mungkin seru aku tutup mataku

Yoho~

Rabu, 08 Juli 2020

Belajar Prancis: Lakukan Padaku

Yo.

Kaulah hatiku, kaulah wanitaku
Kaulah sang nyonya malam
Kaulah jiwaku, kau pasanganku
Kau sang pelayan bar
Kau sang artis, kau autis
Kau taruhan di pokerku
Kau yang asli, sang penulis naskah
Kau sang artis dalam mode Dexter

Kau sang biarawati, kau yang baik
Kau sang kasir di toserba
Kau sang madonna, kau sang Falcone
Yang kami bunuh untuk membungkam
Kaulah akting di filmku
Difilmkan dengan 35
Kaulah lobi dimana kami
menembaki sang mafia

Tapi siapakah kamu sebenarnya?
Kamu punya duplikat
Lakukan padaku seperti yang kamu mau
Wahai kecantikanku yang megah
Aku hanya ingin kau berkata padaku
Bahwa kau mencintaiku
Lakukan padaku seperti yang kamu mau
Tak perlu terlalu memuji
Aku hanya ingin kau berkata padaku
Bahwa kau mencintaiku

Kaulah bursa di "The City"
Yang membuatku naik dan turun lagi
Kaulah rokok yang kuhisap
Kau gelasku, kau abuku
Idola masa mudaku
Penasihat di Pentagon
Kaulah penjaga anakku
Kau anakku yang terbaik

Kau sang penyambut tamu dan sang siswa
Sang model diatas podium
Kau sang budak dan sang baron
Kau wanita penuh silikon
Kau saudaraku, kau tanteku
Kau keponakanku dan kau ibuku
Kau sepupu jauhku
Kadang-kadang kau ayahku

Tapi siapakah kamu sebenarnya?
Kamu punya duplikat
Lakukan padaku seperti yang kamu mau
Wahai kecantikanku yang megah
Aku hanya ingin kau berkata padaku
Bahwa kau mencintaiku
Lakukan padaku seperti yang kamu mau
Tak perlu terlalu memuji
Aku hanya ingin kau berkata padaku
Bahwa kau mencintaiku

Yakinkan aku, aku tidak normal
Ada bug di otakku
Aku senang bisa mengenalmu
Lakukan padaku seperti yang kamu mau
Tidak ada orang lain yang aku puja
Kalau tidak, butakan kedua mataku

Tapi siapakah kamu sebenarnya?
Kamu punya duplikat
Lakukan padaku seperti yang kamu mau
Wahai kecantikanku yang megah
Aku hanya ingin kau berkata padaku
Bahwa kau mencintaiku
Lakukan padaku seperti yang kamu mau
Tak perlu terlalu memuji
Aku hanya ingin kau berkata padaku
Bahwa kau mencintaiku

Sumber: https://www.musixmatch.com/lyrics/Dilom%C3%A9/Fais-de-moi

Yoho~

Selasa, 07 Juli 2020

Tangisan Bawang: Puisi Twitter #1 + Intro

Yo.

Sedikit pembukaan.
Seperti yang mungkin lu baca (siapa juga yang baca blog ini), gua sudah menulis beberapa puisi di blog ini dengan kedok CP Rap.
Gua juga nulis beberapa terjemahan dari lagu-lagu berbahasa prancis dengan judul Belajar Prancis, sih. Tapi gak perlu dihitung karena gua cuma terjemahin doang.
Kali ini, gua mau ngebagiin sebuah puisi yang gua tulis di akun Twitter gua (@portoportule). Gua nulis disitu kalau lagi nggak pengen nulis disini atau karena gua cuma nemu beberapa baris aja.
Fakta menarik : Tidak Instan (TBC) tadinya cuma 4 baris di Twitter. Setelah itu, baru gua tambahin dan jadi 1 postingan di blog ini.
Fakta menarik 2 : TBC disitu bukan tuberculosis, bukan To Be Completed, tapi turut berduka cita.
Kali ini, gua mau membagikan apa yang ada di otak gua ketika gua nulis beberapa puisi yang sudah gua bagikan.
Semoga ada yang menikmati.
Pertanyaan bagus : emang blog ini ada yang baca?
Komentar terakhir aja cuma iklan gak jelas yang langsung gua hapus begitu gua lihat.

Pembukaan selesai.
Mulai postingan setipe selanjutnya (kalau ada lagi), setelah Yo. sampai baris kosong di bawah selanjutnya nggak akan muncul lagi.
Sumur sumur sumur.

Puisi hari ini: (tweet 19 Juni 2020)
teriakan di puncak gunung, teriakan yang tidak formal
jumlah pasien tinggi tinggi sekali, namanya new normal
mall dah buka nih gengs, tapi tetep di rumah aja ya, paranormal
di ujung terowongan ada cah'ya cah'ya, tapi bukan briptu norman
Pembahasan:
Jadi, gua waktu itu lagi super kepikiran tentang kehidupan sehari-hari.
Di tempat gua tinggal, pemerintahnya, setelah maksain adanya karantina yang sedikit demi sedikit dilonggarin karena kondisi masyarakatnya membaik, makin ngelonggarin karantinanya.
Di HQ1, a.k.a kampung halaman, a.k.a Kota Akhlakul Karimah, situasinya mirip sama perokok yang belum ngerokok. Asem di mulut. Coba bayangin rasanya buah salak yang super sepet. Gitu deh situasinya. Bukan nyeh, bukan meh, bukan waduh, tapi asem di mulut.

Situasi waktu itu, orang-orang lagi ngeributin soal "new normal". Bahasannya udah anyep sekarang. Menarik sekali.
Jadinya, gua mau nulis sesuatu tentang new normal.
Fakta waktu itu, ada rekor baru penambahan pasien tertinggi dalam 1 hari. BOOM! Baris ke-2 jadi.
Baris itu jadi titik keberangkatan gua.

Kurang sip kalau itu jadi pembuka, jadinya gua merasa mesti ada minimal 1 baris sebelumnya.
Terus gua mikir, "apalah artinya gua bikin tweet ini karena nggak ada yang tersinggung, nggak ada yang mendukung, nggak ada yang peduli. Huft." Rasanya kayak gua ngomong sendiri. Rasanya kayak gua teriak di atas gunung, sendirian. BOOM! Baris 1.

Berita lain waktu itu, ada beberapa mall di Indonesia yang katanya akan buka dengan aturan-aturan baru untuk menyesuaikan dengan pembatasan sosial. Di lain pihak, masih banyak juga orang-orang, terutama yang suaranya didengar seperti selebriti, yang mengingatkan orang lain untuk tetep di rumah aja.
"Ayo ke mall lagi" versus "di rumah aja kuy". Pertandingan abad ini. Berlawanan, nggak bisa disalahkan, sangat bisa diperdebatkan tapi rasanya saling nggak bisa menjelaskan sisi satu sama lain dengan baik. Menarik sekali. Baris 3.

Dari 3 baris itu, gua merasa capek. Saatnya ditutup.
Salah satu penutup dari sesuatu yang sedih dan lesu adalah sesuatu yang penuh harapan, yang menjanjikan, yang "habis gelap, terbit terang", yang "aku melihat setitik cahaya di ujung terowongan yang panjang dan gelap ini".
KURANG TEPAT!
Gua pengen sesuatu yang berima dengan "normal" dan gua mengingat 1 hal yang menarik, pada masanya, dan berima dengan "normal", yaitu seorang Briptu, pada masanya, bernama Norman.
Normal. Norman. Menarik sekali, menurut gua.
Briptu Norman = video lipsync lagu dari India, dan bagian yang paling teringat adalah bagian yang bunyinya sudah muncul di kepala lu.
"Apaan sih," pikir pembaca yang gagal paham.
Tolong cari dari Google aja. Gua nggak tau ejaannya gimana dan gua nggak mau bertanggungjawab untuk kesalahan pengejaan dan pemilihan katanya.
Bagian itu bisa disalahtuliskan menjadi "cahya cahya".
"Cahya" bisa disalahtuliskan menjadi "cah'ya" yang merupakan kependekan dari "cahaya" untuk penghematan 1 suku kata, mungkin.
Di lagu "Ambilkan Bulan", bagian terkait dinyanyikan sebagai "cahya" dan bukan "cahaya", jadinya gua ngikut aja. Tolong jangan salahin gua. Kenapa gua pilih pake tanda kutip adalah karena kalau nggak pake, jadi mirip nama orang dan gua nggak mau dituntut sama yang bersangkutan. Terima kasih.
Normal. Norman. Cah'ya. Ada cahaya di ujung terowongan. BOOM! Baris 4.

Demikian kupasan puisi kali ini.
Yoho~

Jumat, 03 Juli 2020

Belajar Prancis: Papamana

Yo.

Katakan padaku darimana dia berasal
Akhirnya aku akan tahu kemana aku pergi
Mama bilang ketika kita mencari dengan baik
Pada akhirnya kita akan menemukan
Dia bilang bahwa dia tidah pernah jauh
Bahwa dia sering pergi bekerja
Mama bilang "bekerja itu baik"
Lebih baik daripada tidak ditemani
Tidak benar?

Dimana papamu?
Katakan padaku, dimana papamu?
Tanpa harus bicara padanya
Dia tahu apa yang salah
Ah ayah terkutuk
Katakan padaku, dimana kamu bersembunyi?
Yang pasti, setidaknya sudah seribu kali
Aku menghitung jariku
Hey!

Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, kau dimana, dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, kau dimana, dimana, papamana?
Kau dimana?
Kau dimana?

Apa, yang kita percaya atau tidak
Akan ada suatu hari dimana kita tidak mempercayainya lagi
Suatu hari kita semua akan menjadi ayah
Dan satu hari kita akan lenyap
Akankah kita dibenci?
Akankah kita dibenci?
Induk atau jenius?
Katakan pada kami siapa yang melahirkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab?
Ah katakan pada kami siapa, hey!
Semua orang tahu bagaimana kita menciptakan bayi
Tapi tidak ada yang tahu bagaimana kita menciptakan ayah
Tuan "tahu segalanya" akan mewarisinya, itu faktanya
Harus menghisap jempolnya atau apa?
Katakan pada kami dimana hal itu tersembunyi, yang pasti
Setidaknya sudah seribu kali
Kita menggigit jari kita
Hey!

Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, kau dimana, dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, kau dimana, dimana, papamana?
Kau dimana?
Kau dimana?

Dimana papamu?
Katakan padaku, dimana papamu?
Tanpa harus bicara padanya
Dia tahu apa yang salah
Ah ayah terkutuk
Katakan padaku, dimana kamu bersembunyi?
Yang pasti, setidaknya sudah seribu kali
Aku menghitung jariku
Hey!
Dimana papamu?
Katakan padaku, dimana papamu?
Tanpa harus bicara padanya
Dia tahu apa yang salah
Ah ayah terkutuk
Katakan padaku, dimana kamu bersembunyi?
Yang pasti, setidaknya sudah seribu kali
Aku menghitung jariku
Hey!

Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, kau dimana, dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, papamana?
Kau dimana, kau dimana, dimana, papamana?
Kau dimana?
Kau dimana?

Sumber: https://genius.com/Stromae-papaoutai-lyrics

Yoho~