Minggu, 29 Oktober 2017

Let's Talk About Serious Things Here

YOYOYOYOYOYOYOYOYOYOYO !!!
Apa kabar rek?
Apik?
Loro? GA ISOK APIK TA ?
.
Buat yang nggak paham, mohon maaf.
Gua juga mengalir aja pas nulisnya kok.
Buat orang Surabaya yang tersinggung, itu hak anda. Block, report spam, cyber bullying, bebas.
FYI, damai itu indah dan gua emang nyebelin.
.
.
Jadi, mari kita omongin beberapa hal serius disini.
BLOG INI MULAI SAAT INI TIDAK AKAN BERISI HAL-HAL GAK JELAS!
...adalah apa yang sebaiknya gua nyatakan, tetapi untuk saat ini nggak dulu deh.
Ada alasan kenapa gua belum pernah membagikan materi pelajaran atau hal-hal berguna lainnya disini.
"Aku belum siap" -Portule, Oktober 2017-
.
.
Jadi gini.
Gua kan lagi kuliah.
Sudah tugas gua sebagai anak muda untuk menjadi pemerhati perkembangan aktivitas berbagi informasi di media sosial.
=> Beberapa kalimat diatas kurang nyambung? Selaw, gua juga.
=> Intinya : beberapa hari terakhir, gua memperhatikan postingan-postingan yang dibagikan di medsos yang biasanya cuma gua lewati tanpa gua cicipi.
Dan sekarang gua akan ngomongin postingan orang.
Original content at its finest.
Batasan masalah : gua nggak akan nyebut nama siapapun, gua nggak akan menunjuk kasus yang spesifik (jika dalam pembuatan contoh kasus ada yang merasa tersinggung, silakan hubungi gua atau komen aja di postingan ini; segala komen diterima).
.
.
Topik pertama : Peminjaman barang tanpa pengembalian.
.
Apa : Seseorang meminjamkan barang ke teman tetapi tidak dikembalikan.
Siapa : Siapapun bisa mengalami. Bahkan gua pernah. Serius.
Dimana : Dimanapun anda tinggal, kerja, beraktivitas, hidup.
Kapan : Kapan saja. Pengalaman gua sih pas kuliah sarjana, semester 2 atau 3 (gua lupa euy).
Mengapa : Karena seseorang meminjamkan dan si peminjam tidak mengembalikan, apapun alasannya.
Bagaimana : Aku pun tak tahu.
.
Sebaiknya gua cerita pengalaman gua dulu, dengan sensor sepantasnya.
Waktu itu gua masih semester 2 atau 3 kuliah. Masih baru. Masih hijau. Belum ada geng pertemanan khusus kecuali temen-temen sejurusan yang ada di kelas yang sama.
Seorang teman datang ke gua untuk meminjam sejumlah uang dan kalau ingatan gua benar, untuk urusan keluarga.
Beberapa hari gua pikirkan, akhirnya gua ngomong ke orangtua dan diijinkan untuk meminjamkan sejumlah uang tersebut ke temen gua ini.
Suatu hari kita ketemu di kampus, gua berikan uangnya, dia janji untuk ngebalikin.
...
3 tahun kemudian dan belum juga dikembalikan tuh.
Gua cuma bisa menceritakan sambil memberikan beberapa nasihat.
Berhati-hatilah soal meminjamkan sesuatu, bahkan ke temen. Eh salah, apalagi ke temen.
Mungkin kita bisa saling bercanda ketika ada temen jualan untuk minta 'harga temen' atau alasan lain di kegiatan lain dengan 'kan kita temen'.
Soal ini, sangat bahaya, brothers and sisters. Seseorang mungkin teman kita, tapi ada beberapa hal dimana seorang teman harus diperlakukan sama dengan orang asing, dan menurut gua, meminjamkan barang adalah salah satunya.
Gua sendiri pernah meminjamkan motor ke temen gua di beberapa kesempatan, misalnya pas gua ngerjain TA di lab dan temen seperjuangan lagi perlu untuk ketemu pembimbingnya di lokasi yang gua ketahui. Gua juga pernah nolak berkali-kali temen yang mau minjem motor gua untuk urusan pribadi di akhir minggu.
Kerasa bedanya? Buat gua sih kerasa banget.
.
Mungkin segitu aja cerita dan nasihat gua soal topik ini. Gua ngerasa bakal makin emosional secara negatif kalo gua lanjutin nulis.
Dan ketika gua menghempaskan emosi negatif gua, nggak pernah ada kejadian bagus. Serius. Tanya kakak gua.
.
.
Topik kedua : Komentar politis di medsos diblokir oleh pengelola medsos, terus diposting balik deh
.
Apa : Manajemen medsos memblokir postingan komentar politis seorang pengguna. Pembuat komentar membuat ulang komentarnya.
Siapa : Siapapun boleh.
Dimana : Di medsos. Medsos nggak ada lokasi tetap. The clouds, bruh.
Kapan : Kapanpun boleh.
Mengapa : Manajemen medsos menegakkan aturan medsosnya, pembuat komentar ingin menyampaikan pesan ke pengguna lainnya.
Bagaimana : Klik-klik-'wow ada postingan melanggar aturan'-delete-done-'waaah postingan gua dihapus!'-klik-klik-repost-done (siklus mungkin terjadi)
.
Sialnya, gua belum pernah pengalaman kayak gini.
Eh, sial atau malah beruntung?
Menurut gua, sebagai orang yang sangat menghargai hirarki, kalau pembuat keputusan udah bilang sesuatu, ya gua cuma bisa nurut aja.
Dalam hal ini gua ingin berkomentar bahwa kalau karya lu diblokir di suatu media penyampaian aspirasi, maka itulah fakta yang harus diterima; jangan ditantang dengan lu menggunakan media yang sama untuk penyampaian pesan yang sama.
Analogi yang bisa gua tawarkan adalah : ketika lu dihajar sama bapak lu karena lu tulis "Hapus terorisme!" di muka beliau, maka janganlah lu tulis lagi di tempat yang sama kecuali lu siap menerima hukuman, yang bisa jadi lebih berat dari sebelumnya.
=> Tenang aja, sebagian dari diri gua merasa analogi itu belum pas. Segala komentar diterima.
Seperti yang pernah dosen S1 gua katakan, "Engineer itu bukan cuma soal bisa menyelesaikan masalah dengan komputasi menurut rumus, tetapi bisa menyampaikannya dengan tepat."
Jadi, yang gua tangkap adalah : komunikasi itu penting, tetapi jenis pesan dan media transmisi harus sesuai dengan penerima dan regulasi yang berlaku.
Analogi yang gua tawarkan begini : Kalo lu mau nge-tweet, jangan pakai Facebook. Audiensnya beda, jenis pesannya beda, situsnya beda, aturan penggunaan beda.
=> Kurang nyambung ? Tolong dibaca lagi. Masih belum nyambung? Skip aja sih. Selaw.
.
Gua merasa makin emosi juga. Sebaiknya gua akhiri opini gua.
.
.
Itulah dua peristiwa besar yang mau gua omongin disini.
Gua tulis opini gua sebaik yang gua bisa. Tapi apalah artinya saya, yang hanya butiran, yang biasanya cuma nulis diary gak jelas disini.
Tapi, ngomongin demokrasi sih, omongan saya harus dihargai. #KritikSosial #Demokrasi #wink
Mohon ditahan emosi.
Gua kadang baik hati, sedikit sombong, dan masih ingat menabung.
.
.
Itu dulu aja kali ya.
Gua mau nulis yang lain lagi, tapi karena sifatnya kegiatan sehari-hari, nanti menodai tujuan dari postingan ini. Gua tulis di postingan berikutnya saja.
Ciao. Arrivederci.
Buenos dias.
Bon apres-midi, specialement pour mon coeur.
SELAMAT SIANG SEMUA !!!


Tidak ada komentar :

Posting Komentar