Sabtu, 04 November 2017

Emergency Thought

Yo.
Ini adalah satu dari beberapa tulisan gua dimana gua butuh menulis ini untuk menyimpan sedikit isi pikiran gua.
.
Jadi, tadi sekitar 2 jam yang lalu, penyakit males gerak gua kambuh dan gua memutuskan untuk menonton film.
Film yang gua pilih adalah "A Monster Calls" karena:
1. Judulnya menarik.
2. Gua udah nonton trailernya dan kelihatannya menarik.
3. Sepertinya ini film yang ringan.
Oh oh astaga, ternyata alasan ketiga itu sangat salah.
Setelah gua nonton, film ini sangat tidak ringan. Setidaknya buat gua. Setidaknya itulah alasan kenapa gua sekarang ada disini.
.
Udara dingin.
Udah nyaris 5 hari dimana interaksi gua dengan manusia lain secara langsung cuma ngomong "Bonjour" sekali ke sesama penghuni apartemen pas papasan dan sedikit tatap mata dan gestur muka pas papasan dengan petugas kebersihan apartemen di depan lift.
Lingkungan apartemen secara umum sunyi. Kicauan gagak sesekali.
HP bunyi cuma pas medsos ramai, sekitar sampai jam 3 sore aja. Maklum, koneksi gua banyaknya di Indonesia dan artinya disana udah jam 9 malam, waktunya istirahat.
.
Yap. Kenyataannya, gua kesepian secara fisik dan gua menonton film yang sangat cocok.
.
Gua nonton dengan ekspektasi akan terhibur.
Gua selesai nonton penuh dengan segala macam pikiran.
Kurang sedap.
Setelah nonton, gua jadi kepikiran dengan diri gua di segala aspek.
Mungkin lu kenal gua di dunia nyata dan mulai membayangkan apa yang gua pikirkan tentang diri gua.
Mungkin lu nggak kenal gua, jadi sebaiknya gua tulis aja disini, sekali lagi, di postingan ini.
.
Sebelumnya gua minta maaf karena gua merasa gua dididik dengan jalan "jangan ini, jangan itu, nanti ini, nanti itu" alias "kalau nggak begini, jadi begitu".
Gua sangat senang mengekspresikan diri gua dengan "apa yang bukan gua".
Mungkin postingan ini akan terasa sangat suram dan negatif.
.
Gua bukan orang baik. Setidaknya, gua nggak baik ke semua orang.
Lu mungkin pernah ketemu gua di dunia nyata dan sekarang lu mikir "dia selalu ngebantu gua, segala masalah di segala tingkat".
Nyatanya, gua bahkan pernah menolak membantu orang untuk sesuatu yang sederhana dan bisa gua lakukan.
Gua punya tanggungan edit video untuk akun YouTube tim gua. 2 video. 1 editan sampai selesai, 1 lagi editan sebagian.
Sejak gua ke Prancis, editan itu belum gua kerjain sama sekali.
Alasan gua : males. Gua kehilangan feel untuk edit video. Bahkan, nyaris sebulan ini gua kehilangan feel untuk main game. Hiburan gua selama ini ada di nonton. Video di YouTube, streaming film, orang-orang di jalan.
Editan yang perlu gua lakukan adalah editan dengan bumbu horor. Bukan kekuatan gua.
Gua mungkin dikenal sebagai orang yang lucu, humoris cenderung jayus, punya selera humor tersendiri, kerjaannya cuma seneng-seneng dan bercanda. Setidaknya itu yang bisa gua lakukan untuk menutupi kekurangan gua di bidang lainnya.
Dalam hati gua, gua mau menyelesaikan video-video ini. Gua bahkan udah punya beberapa ide video buat channel YouTube pribadi gua. 1 tentang perjalanan gua dari rumah sampai ke Prancis dan beberapa tentang cerita gua menjelajah di Omegle.
Beberapa hari terakhir gua berusaha membangkitkan semangat untuk ngedit video lagi. Gua coba main PES di laptop lagi. Gua coba streaming beberapa film, termasuk horor.
Gua takut.
Gua takut gua nggak selesain video-video ini.
Gua takut gua nggak selesain video-video ini dan gua akan kehilangan kesempatan untuk melakukannya.
.
Sialnya, gua juga kepikiran kayak gini untuk hal-hal lain.
.
Gua kepikiran tentang keluarga.
Gua bukan orang yang sangat dekat ke keluarga, bahkan keluarga inti gua.
Orangtua gua nggak pernah ngajak ngomong tentang pertemanan, percintaan, masa depan. Gua pernah denger cerita gimana bapak gua bisa kenal sama ibu gua, tapi ya itu aja. Nggak pernah ada omongan "Mana pacarmu?", "Kapan mau nikah?", dan sebagainya.
Mungkin orangtua gua merasa gua dalam posisi aman-aman aja.
Sekarang, gua merasa gua nggak aman-aman aja.
Gua nggak pernah pacaran.
SMP, gua suka sama seorang cewek. SMA kelas 1, 1 cewek. Kelas 2, 1 cewek yang lain. Kelas 3, 1 cewek yang lain lagi. Kuliah S1, semester 3 gua baru bisa move on dari SMA. Semester 8, gua baru yakin kalau gua suka sama 1 cewek lagi.
Gua nggak pernah bilang bahkan sekedar "Aku suka kamu" atau "Gua suka sama lu". Nulis kalimat ini aja berat. Bukan nulis malah, cuma ngetik aja. Berat.
Dicomblangin? Pas semester 8 kuliah S1, temen gua pernah ada yang nyeletuk "Kayaknya lu cocok sama si ini deh", dan kebetulan itu cewek yang gua suka. "Nanti gua comblangin deh. Selow", lanjut temen gua. Sedikit ha ha ha, dan ide itu hilang.
Sekarang, gua kuliah S2 di Prancis.
Cewek yang gua suka lagi cari kerja di Indonesia.
Gua takut kalau gua nggak sempet sekedar ngomong "Gua suka sama lu".
Gua takut nantinya gua akan nyaman di kehidupan yang ekspresi cinta itu cuma ada di temen-temen gua dan di film.
Gua takut kalau gua akan seneng untuk senyum sendiri.
.
Gua takut nggak punya temen untuk cerita. Di lain pihak, gua bukan orang yang punya inisiatif untuk mencari temen.
.
Gua takut kalau hidup gua akan selamanya nggak sehat karena gua masih seneng mencari kesenangan dan kenikmatan.
.
Gua takut kalau gua akan mengecewakan almamater gua karena gua lulusan pertama yang lanjut kuliah di sekolah gua sekarang. Di lain pihak, nggak ada yang kenal gua. Nama gua ada di daftar alumni, tapi belum tentu ada di ingatan orang, bahkan di junior gua. Kalau gua nggak sukses disini, belum tentu pada peduli sama gua, jadi kenapa gua harus sukses ?
Gua lebih takut kalau gua sukses disini, dan gua nggak bisa berbagi rasa bahagia dan bangga sama junior-junior dan dosen-dosen gua karena nggak ada yang ingat dan kenal sama gua.
.
Gua takut.
Gua masih penakut. Sejak dulu, gua emang orang yang penakut.
Di tengah ketakutan gua, sedikit orang yang bisa membantu gua memberanikan diri.
Kakak gua, walaupun kadang dia berengsek.
Temen pertama yang gua ingat, yang bareng dari TK sampai SD : William.
Geng satu jemputan gua pas SD : Ivan, Dea, dan Dhayu.
Soulmate gua pas SMP : Bima.
Temen-temen SMP lain : Nanda, Bonti, Randy, Dali, Dhea, Kania.
Bromance gua pas SMA : Nael.
Temen-temen SMA lain : Wisnu, Sawi, Salman, Rio, Muiz, Ghina, Rafi, Denis, Andien, Imel, Ridho, Ngesti, Uda.
Masuk S1, ada Geng Eden : Togi, David, KL, Erwin, Lukas
Ada anak buah Pak Endro : Faza dan Kevin
Ada temen-temen bidang studi : Dzakwan, Feris, Pui, Alif, Mbah, Rio, Usman, Banana, Pacul, Mas Ary, Tante-tante : Isma, Ike, Aurum, Sarah.
Masuk S2 : Kevin, Liu, Henry.
Gua takut gua nggak bisa jadi temen yang baik.
Gua takut gua ninggalin kenangan yang buruk.
Sialnya, gua takut gua nggak diinget.
.
.
Maaf kalau postingan ini nggak ada gagasan utama, penjelasan, dan kesimpulan.
Maaf kalau postingan ini hawanya terlalu negatif.
Maaf kalau postingan ini merusak hari lu.
Kemungkinan besar, postingan ini emang memenuhi 3 kalimat di atas.
.
Tapi sebagian dari gua butuh nulis ini.
Biar gua masih punya motivasi.
Biar gua masih punya tujuan hidup.
Biar gua masih punya bahan pikiran.
Biar gua setidaknya nggak sendirian secara psikis.
Biar gua masih bisa berharap.
.
Sepertinya gua perlu menyatakan cinta kalau ketemu lagi sama cewek yang gua suka saat ini.
Minimal, ilmu pengetahuan. Sains butuh eksperimen, analisa data, kesimpulan.
Maksimal, sahabat hidup.
Entahlah. Masa depan, nggak ada manusia yang tau. Kecuali mungkin Nostradamus atau yang sama kemampuannya. Entahlah.
.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
.
Gitu dulu deh.
Gua mau makan malem dulu.
Sambil nonton yang seru/lucu di YouTube.
Setidaknya yang memicu kebahagiaan, setidaknya biar gua tidur dalam kebahagiaan.
.
Ciao.
Selamat tengah malam untuk Indonesia.
Selamat malam untuk Prancis.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar