Minggu, 26 November 2017

Lab Work Makes Me Think

YOYOYOYOYOYOYOYOYYOYOYOYO !!!
Apa kabar, pengunjung baru?
Selamat datang di blog saya, yang penuh cerita motivasi dan puisi.
Apa kabar, pengunjung lama?
Mohon jelaskan ke pengunjung baru kalau cerita-cerita gua lebih sering bikin sedih daripada bikin semangat, gua nggak pandai bercerita, dan gua emang nyebelin.
.
PEMBUKAAN MACAM APA INI!?
MARI KITA LANGSUNG KE TOPIK UTAMA!
.
.
Hari Kamis kemaren, gua ada praktikum di lab.
Beberapa poin menarik:
1. AKHIRNYA GUA NYENTUH PERLENGKAPAN PRAKTIKUM! YEEEEAAAAAAH!
2. Dosennya super selow
3. Dosennya nggak ngasih solusi pemrograman yang mesti dilakukan
4. Durasi kegiatan sesuai jadwal = 4 jam. Durasi kegiatan gua = 4 + 3 jam.
5. Selesai kelas, kepala gua panas.
6. Selesai bikin laporan, kepala gua pusing.
7. Abis itu gua belanja dan membeli bahan makanan yang sedap.
.
Kesimpulan : Gua bukan siswa yang tepat untuk diajak diskusi soal matakuliah ini, dan gua sangat nyaman dengan fakta itu.
.
Sedikit pelajaran sejarah : sejak SMP sampai kuliah sarjana, gua jadi "orang yang jawaban pekerjaan rumahnya bisa dipinjam atau bisa diminta untuk ngerjain tugas kalau bingung".
Q : Kok lu songong?
A : Sepemahaman gua, fakta adalah fakta.
Q : LU NGGAK SENENG BANTU TEMEN LU ? HAHHHH !?!?!? EH KAMPRET GUA NANYA NIH !!!
A : Mohon lanjut membaca.
.
Gua akan menyajikan beberapa fakta lain soal dunia pendidikan gua.
>Gua sekolah TK dan SD di sekolah swasta.
>Masuk SMP negeri, gua sempet kaget dengan "Aaah begini toh rasanya sekolah negeri" ketika gua menyaksikan begitu santainya kegiatan contek-menyontek terjadi.
>>Bukan berarti di SD gua nggak ada kegiatan contek-menyontek, tapi frekuensi dan intensitasnya beda. Seenggaknya itu yang gua rasakan. Story of my life, if you will.
>>Gua masuk kelas RSBI. Kalau lu nggak paham, maka bahagialah hidup lu dan OOH SANGAT MUDA SEKALI ANDA! Mayoritas isinya dewa-dewi akademik di SD masing-masing.
>Lulus SMP, gua masuk SMA negeri, sudah terasah dalam kegiatan contek-menyontek baik sebagai sumber, distributor, maupun penerima.
>>Pas kelas 1 SMA:
>>>Di kelas gua, ada 2 "dewa" dari SMP yang sama (karena cewek, mungkin lebih tepat "dewi"). Di ranking NEM, doi peringkat 1 dan 3 (kalau nggak salah, sih). Ngeri-ngeri-ngeri-sedap.
>>>Kelas gua punya "formasi ajaib" yang beranggotakan 6 siswa cowok dengan nomor absen berurutan sehingga saat ujian, posisi duduknya membentuk formasi huruf L. Cara perolehan informasi yang mumpuni, skill distribusi yang kelas atas, dan kehalusan eksekusi membuat formasi ini pernah lulus ujian Fisika bersama. Nice.
>>Pas kelas 3 SMA:
>>>Kelas gua bisa disebut sebagai "battle royale akademik" karena isinya adalah siswa IPA yang ketika kelas 2 mendapat ranking 1, 3, 5, 7, 9 (dan seterusnya). Unik, ngeri-ngeri-brrrrr-sedap.
>Terus gua ke Surabaya untuk belajar lagi.
>>2 minggu pertama, gua kena serangan kepanikan dan kecemasan karena budaya yang beda banget, khususnya bahasa.
>>Gua kuliah dengan baik, dari kuliah umum sampai ke bidang studi, sampai akhirnya TA gua selesai dan disidangkan dengan baik dan dibuat laporan yang sesuai.
>>Gua bisa dibilang jadi "pembimbing tambahan" dalam penyelesaian TA beberapa temen gua (Fun fact : bahkan ada 1 mahasiswi S2 yang konsultasi ke gua soal program untuk Tesisnya). Konsultasi yang gua berikan bisa berupa pemberian saran, pembahasan solusi bersama, sampai pemberian solusi (Seperti yang pernah gua ceritain, gua beberapa kali diajak ke Starbucks (bukan sponsor) untuk sesi konsultasi. Menyenangkan. Spicy. Detail mungkin akan gua ceritakan di lain hari).
.
Sampailah gua di studi S2 ini.
Gua dapet beasiswa dan berangkat ke Prancis.
.
Kalau seluruh pengalaman akademik gua diminta untuk dirangkum jadi 1 frase, maka gua akan bilang : #blessed
Karena ini blog gua, maka gua akan berusaha sejujur mungkin.
Fun fact : gua nyaris nggak pernah bahas isi blog ini di kehidupan nyata. Seorang pembaca pernah membaca postingan gua yang "spicy" dan gua cuma bisa menghidari diskusi lebih lanjut. Sejak saat itu, gua sangat hati-hati dalam pemilihan kata. Sialnya, gua jadi kurang bisa mengungkapkan ekspresi gua yang pastinya udah nggak bisa gua ungkapkan di dunia nyata.
Jadi, gua akan mencoba lebih terbuka dan jujur di blog ini.
Kurang logis ? Gua nggak peduli. Cuma 2 orang temen gua yang baca blog ini kok. Sisanya pembaca liar atau orang yang salah alamat, sepertinya. Silent reader, monggo mampir.
.
Gua yakin udah pernah nulis ini di blog ini, tapi gua masih akan nulis ini.
.
Gua bukan orang yang tepat untuk diajak membahas soal cara belajar, "nilai lu bagus karena lu banyak belajar", atau topik semacam itu.
Sejauh yang gua ingat, sejak SD gua membangun kebiasaan untuk "belajar itu di sekolah dan di jam kerja, di rumah itu ngerjain PR atau untuk hiburan" dan "dunia akademik berputar selama ada matahari aja".
Ketika ada temen gua nanya, "Gimana sih cara belajar lu?" Maka gua cuma bisa jawab, "Gua belajar di kelas, pas guru jelasin materi. Saat itu, 100% hidup gua adalah untuk pelajaran itu". Biasanya percakapannya berlanjut karena gua yakin jawaban gua cuma bikin "Hmmmmmm belum jelas nih gimana ini bocah nilainya bagus-bagus".
Ketika temen gua bilang, "Lu di rumah pasti belajar terus ya?" Gua cuma bisa jawab, "Nggak juga. Paling ngerjain tugas. Gua di rumah paling main". Biasanya orang akan merespon, "Yaaah lu udah pinter sih ya, gak perlu belajar sering-sering."
=> Gua ingin menjelaskan bahwa gua "nggak sering belajar" bukan karena gua pinter, tapi seperti yang gua jelaskan sebelumnya, gua kebiasaan melakukan itu. Kebiasaan. Sama kayak kenapa gua nulis pake tangan kiri => Kebiasaan. Nggak kurang, nggak lebih.
Lanjut.
Mungkin karena nilai gua bagus, ada beberapa pihak yang suka minta jawaban untuk tugas-tugas mereka ke gua.
=> Sesuatu yang gua sangat nggak suka. Bukan berarti gua nggak mau ngebantu temen, tapi karena menurut gua "bantuan" terbaik adalah "membantu temen gua untuk menjadi siswa dan manusia yang lebih baik", bukannya "memberikan jawaban tugas sehingga temen gua nggak perlu belajar". Kenapa gua berpikir seperti itu? Pengalaman.
Lanjut.
Kemampuan interpersonal gua sangat buruk.
Di keluarga inti, orangtua gua belum pernah membahas tentang dunia asmara, pacaran, dan sebagainya.
Pas SMP, gua pernah bilang "cewek ini cantik" dan gua jadi bahan tertawaan dan sifat buruk gua keluar sehingga gua merusak hubungan gua dengan temen gua, Dali.
>>>Shoutout untuk Sadali a.k.a Dali<<<
=>Sejak saat itu, gua makin tertutup khususnya soal hubungan dengan temen cewek. Makin lama, gua makin terbiasa dengan kebiasaan "menahan perasaan" sehingga jatuhnya gua jadi sering galau, terutama pas baru masuk kuliah karena belum move-on dari 'rasa suka tak terucapkan di masa SMA'. Kuliah semester 8, barulah gua ingin untuk menyatakan rasa suka ke cewek lagi, tapi gua sudah jatuh terlalu dalam dan jatuhnya nggak bisa. Kesempatan, untuk ukuran gua, banyak banget. Tapi gak kesampean tuh. Akhirnya, gua masih nulis kayak gini di blog ini.
EH KITA LAGI BAHAS DUNIA AKADEMIK KENAPA MELENCENG KESINI.
=> Intinya, gua terbiasa untuk "belajar sendiri" sehingga gua biasanya menghindari "belajar bareng, diskusi, perbandingan catatan sekolah, dan sebagainya" yang perlu interaksi dengan manusia lain, apalagi kalau temen cewek yang ngajak, apalagi kalau temen cewek yang ngajak adalah temen cewek yang gua sukai. Berat.
==> Kalau gua pernah belajar bareng sama lu, apalagi diluar jam sekolah, apalagi diluar sekolah, maka gua ingin bilang ini ke lu : Gua menganggap lu spesial, untuk alasan apapun, dan setidaknya gua masih mengingat nama dan muka lu sampai sekarang dan mungkin sampai selanjutnya.
====> Hal yang sama berlaku untuk temen-temen yang pernah menghargai kebiasaan gua bikin komik, yang menghargai lawakan gua yang mayoritas jayus, yang mau nemenin gua walaupun gua yakin gua nggak ngajak lu ngobrol.
====> Kalau lu cewek, mungkin pada saat itu gua lagi suka sama lu. Untuk sekarang, sampe situ dulu aja.
EH KITA LAGI BAHAS DUNIA AKADEMIK KENAPA MELENCENG KESINI.
.
.
.
Gua bingung mau nulis apa lagi.
Sekarang, di belahan bumi bagian sini sudah jam 6.53 sore.
Gua laper. Ketika biasanya "laper ngamuk, kenyang bego", gua malah "laper bego".
Barusan gua ke toilet. Serius.
Gua semakin laper.
Gua yakin tulisan gua masih "kebanyakan cerita, sedikit kejelasan" sehingga gua akan menegaskan beberapa poin penting.
1. Jangan menganggap gua bisa "pintar secara instan, di semua bidang". Gua juga belajar kok. Gua belajar sebaik-baiknya, dengan cara yang sudah gua terapkan sedari dulu.
2. Kalau gua merasa lu adalah seorang teman yang berjuang dan bekerja dan berusaha menjadi lebih baik setiap hari, maka kalau lu meminta, gua akan berusaha sebaik-baiknya untuk membantu lu mencapai tujuan lu.
3. Gua belum mau move-on sejak terakhir kali mendapat kesempatan untuk dekat dengan seorang wanita yang sangat gua hormati dan kagumi, yang gua temui menuju akhir masa perkuliahan sarjana.
4. Inilah yang terjadi kalau gua mikir dan platform yang gua sentuh adalah blog ini : ide-ide mengalir, tapi tidak diungkapkan dengan baik.
.
Gitu deh.
Selamat makan malam, bagi yang mau makan malam.
Selamat tidur, bagi yang udah mau tidur.
Selamat melanjutkan aktivitas.
Ciao.
Au revoir.
Until I write again.
SELAMAT MALAM SEMUA !!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar