Selasa, 02 September 2014

Only A Few

YOYOYOYOYOYOYOY !!!
What's up ? What's down ?
Semoga semuanya baik-baik saja.
.
Pada kesempatan kali ini, gua mau nyeritain beberapa hari ini, yang mana dapat gua simpulkan bahwa hanya sedikit saja hal yang menarik (menurut gue) dan layak diceritakan disini (menurut gue lagi) (ultra-subjektif).
.
Mulai kemarin, kegiatan ospek jurusan di institut gue dimulai.
Yeeee, ada banyak pentol.
Maaf.
Rasis untuk ras mahasiswa baru.
Ralat : Yeeee, adik-adik datang !
Yup, maba memasuki pengenalan lingkungan di jurusannya masing-masing, tidak terkecuali di jurusan gue.
Gua nggak secara langsung terlibat di ospek jurusan ini, tapi temen kos gue ada yang terlibat. Dari dia, gua bisa tau rundown acara dan materi yang disampaikan. Dan menurut penilaian gua, berkaca dari pengalaman dan budaya, ketiadaan sesi dengan tensi tinggi bisa membawa dampak negatif (penilaian subjektif dan negtive-thinking). Yang gua rasakan tahun lalu, sesi macam ini bisa bikin kapok dalam berbuat kesalahan atau setidaknya bikin mikir : "Oh iya, gua dan temen-temen gua salah. Seniornya ngingetin kita. Kita dibimbing dan dinilai sama mereka yang berpengalaman." Makanya kalau nggak ada sesi ini, rasanya kayak nggak ada korma. Nggak afdol. Tapi gua berusaha tetep positive thinking. Dengan cara baru, maba akan terdidik menjadi lebih baik. Aamiin.
.
Selain itu, gua lagi menghadapi dilema.
Potong rambut atau nggak.
Ini dilema tingkat akut. Kritis. Membingungkan. Penuh konspirasi.
Sebagian dari diri gua mengatakan, "Jangan ! Lu harus bisa ternak anak ayam dulu di rambut !"
Sebagian lagi bilang, "Papamu udah bikin fatwa anti-kribo. Selain itu, katanya pengen gaya rambut will.i.am. Makanya potong tuh rambut !"
Ada yang bisa membantu ? Saya minta sarannya. Segera.
.
Sedikit bahan renungan untuk kita semua sebagai penutup.
Janji itu bernilai. Bukan asal ngomong. Harus mikir. Untung rugi, ketercapaian, kemungkinan keberhasilan, dan berbagai faktor lainnya harus dipertimbangkan. Janji itu sadar. Janji itu amanah. Apa jadinya kalau kita sebagai pembuat janji, justru nggak ditepati ? Salah ? Ya. Itu pengkhianatan akan kepercayaan orang lain dan kepercayaan diri sendiri.
Jangan buat janji disaat kita tidak bisa buat janji.
[Pengakuan terlarang : Gua pernah bikin janji lewat sms ke temen gua (kelas 3 sma) dan sampe sekarang belum gua tepati. Udah lebih dari 1 tahun. Semoga gua bisa ketemu sama dia lagi, demi pemenuhan janji gua. Seorang Lawalata sudah seharusnya malu jika mengingkari janji !]
.
.
.
Sekian untuk malam ini.
BUENAS NOCHES, MI COMPADRE Y MI CORAZON !!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar