Senin, 18 Mei 2015

Side Story : Etika Dalam Batuk

YOYOYOYOYOYOYYOYOYOYOYO !!!
Apa kabar ?
Sa'ik ?
Asik ?
Pastinya sehat ya !
.
.
.
Jadi, gua baru saja menyaksikan secara langsung, Live, Real-Time, dengan kedua mata kepala plus keempat mata kaki gua sendiri, sesuatu yang memotivasi gua bikin postingan ini.
.
You know what really grinds my gears ?
Coughing in the worst possible moment.
.
Do you know how to make others sick ?
'Cause that's how you make others sick.
.
Udah ada bayangan tentang kejadiannya ?
Gambaran besarnya udah kan ?
.
Jadi, tadi gua lagi sarapan di sebuah warung makan deket kos. 3 menit jalan kaki.
Dateng, pesen, makan, selesai.
Nah, sambil minum es teh yang gua pesen, ada 2 bocah tuh masuk. Yang satu kayaknya cuma nemenin aja, soalnya diem-diem aja. Yang satu lagi, dateng ke arah meja pemilik warung makan, dan pesen makanan untuk dibawa pulang a.k.a bungkus.
Sejak kedatangan 2 bocah itu, muncul suara orang batuk. Cukup nyaring, jadi menurut gua ya paling bocah-bocah itu.
Begitu gua bangun dari tempat duduk, balik badan, gua segera melihat kejadian yang sangat menyedihkan.
Itu bocah yang mesen makanan, batuk tanpa menutup mulutnya dengan apapun, dan dia berdiri tepat di depan alat-alat makan yang siap digunakan + tempat nasi yang terbuka.
ASELOLE PRET !!!
Disini emang pemilik warung bisa disalahkan, kenapa udah tau ada bocah batuk, itu benda-benda vital tidak dilindungi. Tapi, yang gua rasa memprihatinkan juga adalah fakta bahwa bocah itu batuk dengan nikmatnya, padahal tau di depannya ada alat makan + nasi itu.
.
Sedih coy.
Tiap ada suara "Uhuk ! Uhuk !" (efek suara batuk yang sering dipakai, bagi yang bingung itu suara apa), gua cuma kebayang "Oke, 3 orang siap flu, 2 orang meriang, 3 orang lagi demam ya.".
Disini lu juga bisa menyalahkan gua, dan seorang lelaki yang juga ngantri pesen makanan karena tidak menegur bocah itu, padahal kita bisa melakukannya. Intimidasi ke anak kecil itu cukup mudah, sepertinya.
Gua tidak melakukan itu, maka gua minta maaf. Perdamaian dunia tertunda karena gua.
.
Untuk bocah itu, pertanyaan besarnya adalah : Lu nggak ngerasa ada yang aneh dengan situasi lu ? Kok lu bisa dengan nikmatnya batuk tanpa tutup mulut lu ? Lu tau gak konten dari batuk lu itu apa ? Lu tau gak kalau tempat lu berada sekarang adalah tempat umum ?
.
Batuk itu isinya nggak selalu virus, dan menurut gua secara pribadi (maaf, gua bukan praktisi kesehatan, jadi mungkin banyak komentar pribadi disini), virus bukan penyebab batuk.
Saat ada benda asing masuk ke tenggorokan (lendir berlebih, debu, air yang kita minum, udara yang kita hirup), saraf di tenggorokan akan memberi sinyal ke pusat saraf, "BOS ! Ada benda aneh nih ! Buang keluar bos !" sehingga pusat saraf akan menggerakkan otot-otot tenggorokan dan organ pernapasan lain yang mendukung secara cepat dan menghentak untuk meniup benda asing itu keluar, sehingga terjadilah batuk. Batuk yang paling aselole jos punya kecepatan yang tinggi. Sekali batuk, jebret ! Terbanglah isi tenggorokan kita ke udara.
.
Batuk bukan sesuatu yang jahat. Batuk membantu kita sembuh dari penyakit yang mengganggu saluran pernapasan. Tapi batuk juga bisa bikin masalah, yaitu kalau terlalu sering, sampai-sampai tenggorokan lecet, dan malah bikin sakit tenggorokan, bahkan radang. Gangguan lain adalah bunyi yang menghentak dan keras. Berisik. Berulang-ulang. Sangat mengganggu.
.
Kesimpulan : batuk tidak sepantasnya dilakukan di depan umum.
Saran : tutup mulut dengan bagian dari tangan sebelum batuk, atau gunakan masker atau saputangan.
.
Menurut gua, seharusnya semua manusia di tempat gua berada saat ini sudah mengetahui akan hal ini. Kecuali bocah itu ya. Kan bahaya, kalau melakukan hal yang tidak disukai masyarakat di depan masyarakat. Orang-orang bakal berkomentar, "Anak siapa tuh ?", "Ini orangtuanya jarang di rumah kali ya.", "Jorok banget itu orang.", dan lain-lain. Gak enak juga kan, ada potensi merusak nama baik yang kita bawa. Bukan cuma nama kita, bisa jadi nama keluarga, nama tempat asal, nama almamater, nama tetangga sebelah, nama komika favorit, dan nama-nama lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
.
.
.
Marilah ciptakan dunia yang lebih baik dan benar.
Hiduplah dalam kebenaran, yang mana pasti disukai oleh masyarakat.
Perilaku hidup, cermin kualitas bangsa.
(mirip iklan buatan pemerintah, tapi lupa tepatnya)
.
Sekian buat kali ini.
SELAMAT PAGI SEMUA !!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar