Minggu, 28 Desember 2014

A Little Bit of Salt In The Wound

YOYOYOYOYOYOYOYOYOY !!!
Selamat pagi (tengah malam) semua !
Bagaimana ? Siap menyambut tahun baru ?
Wunderbar!
.
.
Kali ini gua mau membahas tentang "sedikit" anomali, gangguan, ketidaksesuaian, pengalih perhatian yang cukup berarti dalam kehidupan akademik dan sosial gua.
.
Jadi, akhir-akhir ini gua meningkatkan porsi berpikir tentang masa depan (biasanya minim banget), yang mana menyangkut gua bakal ngapain setelah kuliah, apakah gua bakal bisa kuliah di luar negeri, berapa gaji gua (kejauhan loncatnya bos) (berisik coy), dan kira-kira berapa lama gua bisa bikin perusahaan sendiri (et dah kejauhan bos) (santai mas).
Yang paling mengganggu gua adalah mengenai pasangan hidup gua (kan nggak disebutin diatas, bos) (suka-suka, ini mah postingan gue).
Seperti yang lu (mungkin) tau (melalui postingan-postingan sebelumnya), gua ada hati (ajegile) sama "seseorang", wanita pastinya, yang sering gua sebut dengan "dia" atau "si dia".
Beberapa waktu (bulan, tepatnya) terakhir ini, gua udah nggak ada kontak apapun sama "dia". Bisa gua maklumi, mungkin karena kesibukannya, atau ya (kemungkinan terbesar) namanya hubungan yang tos-tosan (high five, chief) alias bertepuk sebelah tangan (Aaawww) (shut up!). Tapi ya, menurut gua, setidaknya, seharusnya "dia" membalas kontak dari gua. Sebagai sesama makhluk sosial aja, minimal. Karena nyatanya, temen-temen gua, yang cowok, yang menurut gua juga sibuk, mungkin sama sibuknya dengan "dia", membalas kontak gua. Tidak selalu tepat waktu, tidak selalu dibalas, tapi kemungkinannya lebih besar. Cukup mengganggu.
.
1 tahun (2 semester) pertama gua kuliah, pikiran gua masih sangat terfokus pada "dia", bahkan cewek yang dianggap menarik oleh temen-temen sekampus gua pun jadi tidak semenarik "dia" di mata gua. Unik, gua rasa. Walaupun gua sadar bahwa gua memiliki kecenderungan susah move-on, tapi 1 tahun itu waktu yang sangat lama. Gua sadar pertama kali suka sama cewek adalah saat SMP, kelas 2. Dan di tahun ke-3, gua bisa melupakannya, tanpa sadar, hilang begitu saja. Tapi kali ini, tanpa sadar, 1 tahun tetep nggak bisa lupa. Fakta ini membawa gua kepada 1 pencarian, dimana gua menemukan beberapa teori (belum terbukti, buat gua) yang menyatakan bahwa jika seseorang memikirkan seseorang yang lain secara terus menerus, tanpa sadar, maka sesungguhnya seseorang yang lain itu juga sedang memikirkannya. Timbal balik. Feedback. Tidak secara fisik, tapi spiritual. Emosional. Dan menurut gua, sangat manis, karena ada kemungkinan, sekecil apapun, itulah yang terjadi pada diri gua (Aaawwww).
.
Memasuki semester 3 (saat ini sudah di akhir), gregetnya hilang. Gua tidak se-intens sebelumnya dalam hal memikirkan "dia". Gua tidak se-galau sebelumnya. Entah pastinya kenapa. Tapi menurut gua ada 2 kemungkinan, yang terkecil yaitu 'koneksi' antara gua dan "dia" sudah habis, termakan jaman, dan yang terbesar, gua merasa ada semacam "jaminan" atau "kepastian" akan hubungan gua dengan "dia" sehingga gua merasa ada keamanan tersendiri. Beberapa hal saat liburan lah yang mempengaruhi analisa gua tersebut. Acara-acara eventual dan nostalgis, yang paling besar pengaruhnya.
Badan gua belum bosan memikirkan "dia", tapi otak gua sudah "mengamini" apapun yang akan terjadi. Usaha berbenturan dengan kepasrahan. Ketidakpastian. Ambiguitas keputusan. Perencanaan yang diingkari dalam eksekusinya.
Dan itu rasanya nggak enak. Galau, nggak. Bingung, nggak. Sedih, nggak. Ragu-ragu, sangat. Ini adalah saat dimana dunia tidak hitam-putih, tidak 0-1, tidak benar-salah, tapi "mungkin", "kayaknya", "abu-abu", "naik-turun". Gua bingung harus bersikap apa saat ini.
.
Saat ini yang bisa gua lakukan adalah bersikap netral mengenai hal ini.
Gua harus mengutamakan keberhasilan akademik semester ini. Gua masih ada EAS terakhir dan pengumpulan laporan resmi praktikum terakhir (semester ini). Gua masih harus mempersiapkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang sudah dijadwalkan di depan mata. Yang sudah terekam di otak gua. Yang hitam-putih, dengan konsekuensi jelas dan nyata.
Dunia abu-abu yang mengganggu ini ? Untuk baiknya (buat gua) saat ini ya ditinggal dulu, lanjut lagi pas liburan.
Harapan gua, di liburan nanti, ada kesempatan, sekecil apapun, gua bisa interaksi sama "dia". Minimal demi memenuhi hakikat zoon politicon. Endingnya sih ribet, mesti kompromi antar 2 pihak, tapi prosesnya, ya itulah yang bisa gua nikmati saat ini.
.
.
.
Sekian dulu buat kali ini, ditengah kengawuran jam aktif badan gua ini.
Selamat tidur, bagi yang belum tidur.
Selamat beraktivitas, bagi yang baru bangun.
SELAMAT PAGI SEMUA !!!

Kamis, 25 Desember 2014

The Essence of Christmas

Postingan kali ini adalah tulisan gua dalam memenuhi tugas matakuliah agama Kristen Protestan, jadi bagi yang sensitif terhadap urusan agama, merasa ini kristenisasi terselubung, takut iman kalian teracuni konten tulisan ini, dengan segala hormat saya persilakan untuk tidak lanjut membaca postingan ini. Terimakasih.
.
.
.
.
.
Masih berniat membaca ?
Saya jelaskan sedikit mengenai tulisan saya ini, yang menurut saya cocok dibagikan dalam momen perayaan Natal kali ini.
Hari ini adalah hari Natal; hari yang kita sepakati sebagai hari lahir dari Sang Juruselamat, Yesus Kristus. Hari ini begitu spesial. Kita menyiapkan berbagai hal untuk merayakan kelahiranNya. Tapi apakah yang terpenting ? Pestanya ? Perbaikan diri ? Tulisan saya ini berisi pembahasan mengenai hal tersebut, ditambah beberapa pendapat pribadi saya. Jika mungkin ada yang merasa tersinggung dengan kontennya, silakan menghubungi saya terlebih dahulu sebelum mengamuk di internet / dunia nyata. Sekali lagi terimakasih. Selamat membaca. :D
.
.
.
.
.


MAKNA NATAL

I. Pendahuluan
            Natal adalah suatu hari dimana kita merayakan kelahiran Sang Juruselamat, Tuhan Yesus Kristus, karena atas kelahiranNyalah karya Allah atas manusia menjadi tergenapi dan manusia sebagai umatNya menjadi selamat dari kuasa maut. Karena karya keselamatan yang dinyatakan oleh Tuhan Yesuslah, kita kembali mampu menjadi anak-anak Allah yang sesungguhnya dan bisa menjadi warga kerajaanNya di sorga.
            Dalam kebudayaan yang kita ikuti, hari raya Natal jatuh pada tanggal 25 Desember tiap tahunnya. Bentuk perayaan yang kita lakukan di gereja antara lain adalah ibadah malam pada 24 Desember, doa tengah malam menyambut tanggal 25 Desember, dan ibadah pagi tanggal 25 Desember. Selanjutnya di rumah, perayaan lain juga dilakukan. Kita sebagai umat Kristen biasanya menyiapkan sebuah pohon Natal (Pohon Terang); pohon cemara, asli atau palsu, dengan berbagai hiasan dan pernak-pernik tergantung di dahan-dahannya dan kado-kado tersusun rapi dibawah rimbunan daunnya. Suasananya akan sangat hangat dan meriah, penuh dengan sukacita dan kasih. Pertanyaan yang muncul adalah apakah itulah perayaan Natal yang sesungguhnya ? Dengan segala perayaan dan pesta ? Atau cukup dengan sebuah ibadah saja ? Apa sebenarnya esensi dari Natal ?
II. Pembahasan
            Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita meninjau sejarah perayaan Natal. Kisah kelahiran Yesus tercatat dalam Alkitab yaitu pada Perjanjian Baru, tepatnya di Lukas 2:1-21. Pada bagian tersebut, dijelaskan bagaimana kelahiran Yesus, yaitu di sebuah palungan di Betlehem Efrata, kampung halaman Daud, nenek moyang Yusuf, sebagai bentuk penggenapan nubuat nabi Mikha (Mikha 5:1-2). Injil Matius mencatat kedatangan orang-orang majus dari timur, menghadap Raja Herodes karena mereka telah melihat sebuah bintang -Bintang Betlehem atau Bintang Natal- tanda kelahiran seorang raja. Mereka akhirnya berhasil menemui Maria, Yusuf, dan sang Anak, Yesus. Ketika bermalam, mereka mendapat mimpi berupa peringatan bahwa Herodes akan membunuh bayi Yesus sehingga dalam perjalanan pulangnya, mereka tidak melapor kembali ke Herodes. Kemudian diceritakan pula bahwa keluarga Yesus kabur ke Mesir karena Herodes memerintahkan pembunuhan semua anak dibawah 2 tahun demi menghilangkan “Sang Raja” baru yang telah lahir. Setelah kematian Herodes, Yesus dan keluarga kembali dari Mesir namun untuk menghindari raja baru, anak dari Herodes, mereka pergi ke Galilea dan tinggal di Nazaret. Dari situlah, karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus dimulai.
            Selanjutnya mari kita bahas mengenai asal mula peringatan Natal. Perayaan Natal, perayaan kelahiran Yesus Kristus, tidak pernah menjadi satu perintah Kristus untuk dilakukan. Dalam Alkitab Perjanjian Baru tidak pernah disebutkan adanya perayaan kelahiran Yesus Kristus dilakukan oleh gereja mula-mula. Jika dilihat dari segi budaya masyarakat Kristen Israel, perhatian lebih ditujukan kepada hari kematian seseorang dibanding hari kelahirannya, dimana hari kematianlah yang dirayakan sebagai hari ulang tahun; kebangkitan Yesus lebih diperhatikan dibandingkan kelahiran Yesus. Menurut catatan sejarah, perayaan Natal sendiri baru dimulai sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir), dan perayaan tanggal 25 Desember baru dimulai tahun 221, diprakarsai oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara global pada abad ke-5. Dewasa ini, umum diterima bahwa pemilihan tanggal 25 Desember adalah karena tanggal tersebut mencerminkan penerimaan ajaran Kristen ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap dewa matahari : Sang Surya Tak Terkalahkan, dengan menegaskan bahwa Yesus Kristuslah Sang Surya Agung itu sesuai berita dalam Alkitab (lihat Maleakhi 4:2 dan Lukas 1:78). Referensi lain menyatakan bahwa pemilihan tanggal 25 Desember adalah sesuai penafsiran Kitab Hagai mengenai tanggal datangnya Yesus ke dalam rahim Maria, seperti tertulis dalam Hagai 2:19-20 : “Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya – mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima, dan pohon zaitun belum berbuah ? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!”. Pada ayat-ayat tersebut tertulis “pada hari kedua puluh empat bulan kesembilan” : tanggal 24 bulan ke-9 (Bulan Kislev) dalam kalender Yahudi jatuh sekitar tanggal 25 Desember dalam kalender Gregorian (Masehi).
            Sampai saat ini, kapan hari Natal –hari lahirnya Yesus Kristus- yang sebenarnya maish diperdebatkan. Kita tetap merayakannya pada tanggal 25 Desember adalah karena sesuai dengan penetapan hari raya liturgis lain seperti Paskah dan Jumat Agung yang tidak didapat dengan pendekatan tanggal pasti namun hanya berupa penyelenggaraan kembali hari raya tersebut dalam 1 tahun liturgi, yang bukan mementingkan ketepatan tanggalnya melainkan esensi atau inti dari setiap hari raya tersebut untuk dapat diwujudkan dari hari ke hari dalam segala aktivitas kita.
            Kembali ke permasalahan sebelumnya : apakah Natal harus dirayakan dengan segala perayaan yang biasa dilakukan ? Sesungguhnya adalah tidak. Memang diantara nilai-nilai yang terkandung dalam Natal terdapat nilai kebahagiaan, sukacita, kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus sehingga karya keselamatan Allah menjadi nyata dalam kehidupan manusia sehingga kita membentuk suatu acara pesta sebagai perayaannya. Namun kecenderungan manusia sebagai makhluk yang berdosa adalah menyalahgunakan perayaan tersebut. Kita cenderung lebih mementingkan kemewahan dalam perayaan Natal. Kita membeli segala pernak-pernik Natal; pohon Natal, lampu warna-warni, hiasan dinding, pakaian baru untuk ke gereja dan lain-lain dalam rangka menunjukkan bahwa kita adalah orang yang berkecukupan, bahkan berkelebihan, kepada masyarakat disekitar kita. Jika benar hal ini yang terjadi, maka sesungguhnya adalah sangat ironis karena Alkitab sendiri telah mencatat bahwa Yesus Kristus, Sang Raja, Sang Juruselamat, justru lahir di keadaan yang sederhana bahkan bisa dikatakan tidak layak. Seorang bayi tidak selayaknya ditempatkan di sebuah palungan (tempat makan untuk ternak). Penggambaran bayi Yesus di palungan adalah sebuah penggambaran mengenai kesederhanaan dalam Natal. Esensi natal, yaitu perubahan menjadi lebih baik, menjadi terang dunia, menjadi anak-anak Allah yang lebih sempurna dalam mengubah dunia ke arah yang benar, seperti Yesus Kristus Sang Juruselamat yang telah lahir bagi kita, itulah yang kita tunjukkan dan wariskan untuk generasi selanjutnya.
III. Penutup
            Untuk itu, marilah kita semua, umat Kristen di segala tempat melakukan perayaan Natal, dengan segala ornamennya, dengan mementingkan esensinya, sehingga perayaan natal adalah baik untuk dilakukan karena melalui perayaan tersebut kita dapat menarik perhatian sekaligus sebagai pendidikan pertama untuk anak-anak kita, para generasi penerus, dan tentunya menghayati dalam hati masing-masing dari kita bahwa sukacita atas kelahiran Yesus Kristus akan selalu kita syukuri dari hari ke hari, tahun ke tahun, generasi ke generasi, sehingga iman dan pengharapan kepada Allah dapat terus hidup, tumbuh, dan berkembang di dalam dunia. Seperti tertulis dalam Lukas 2:10-11 : “Lalu kata malaikat itu kepada mereka : “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa : Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Haleluya. Amin.



Daftar Pustaka
“Natal”.  Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. 24 Juli 2014. Wikipedia Foundation.
            28 November 2014. <http://id.wikipedia.org/wiki/Natal>.

           

Rabu, 24 Desember 2014

Talk Less Do More, Right ?

YOOYYOYOYOYOYOYOYO !!!
Apa kabar semua ?
Baik ? Aamiin dah ! Kalian luar angkasaaaa !
.
.
.
Kali ini gua mau cerita tentang kehidupan gua yang secara umum, bersifat pasif dalam hal berbicara.
.
Gua memang orang yang pendiam, lebih sering terlihat mendengar, atau bicara tapi ke yang gua kenal banget aja (bagi yang kenal gua). Kesannya mungkin sedikit misterius, aneh, diluar kebiasaan. Gua akui, ya. Gua memang diluar kebiasaan masyarakat.
.
Tapi bukan berarti ini terjadi tanpa alasan.
Masa kecil gua cukup "kelam" dalam hal berbicara. Bisa dibilang, gua "kapok" bicara banyak.
Gua tumbuh sebagai anak SD yang suka "menyumpahi" orang lain yang lagi bermasalah sama gua. Temen, tetangga yang sebaya, kakak gua. Mulut gua kotor waktu itu, gua akui. Kata-kata favorit gua ada 1, dan terlalu kotor untuk diumbar disini. Di sekolah sih gua jarang mengucapkannya, karena gua jarang bersosialisasi (bakat, kayaknya), tapi di lingkungan rumah, gua cukup diperhitungkan. Hasilnya, ibu gua bakal marahin gua dan "menyodorkan" cabe rawit ke mulut gua. Gua bakal nangis dan minta ampun. Selesai. Kasus ditutup. Butuh, kalau nggak salah, minimal 3 hari sebelum penyakit lama kambuh lagi dan cabe rawit mulai "bertebaran" lagi. Kalau bukan ibu gua, ya bapak gua yang beraksi. Alat andalan : sabuk alias ikat pinggang. Bapak gua sadar fashion, beliau selalu beli yang kulit. Minimal KW 2. Cukup kenyal. Tapi biasanya ini terjadi kalau gua udah kelewatan banget ATAU secara sial, gua bertingkah pas bapak gua udah pulang kerja. WOW. Cetar membahana, baik bunyi maupun serangan mentalnya. Serangan fisiknya ? Paling paha biru. Selesai. Gua nangis, kasus ditutup. Yang ini bikin gua kapok lebih lama lagi (pastinya).
.
Itulah beberapa alasan dasar kenapa gua memilih untuk mengurangi porsi bicara gua dan lebih memilih untuk berimajinasi liar. Lebih aman. Lebih tidak berdampak negatif.
.
Alasan lain ? Masuk SMP, kata-kata gua mungkin tidak lagi sekotor itu. Tapi yang jelas masih menyakiti hati, bahkan (menurut bahasa temen-temen gua) homo-an gua, cermin gua, sahabat terbaik gua pas SMP. Gua pernah, secara sadar, ngeledekin dia dengan memanas-manasi (bahasa gaul : ngecengin) dia dengan 1 cewek yang digosipkan suka sama dia. Gua lakukan itu dan alhasil, voila, dia marah ke gua. Pas ketemu, gua ditendang / dicakar / digebuk (dengan penuh emosi, dan tenaga cowok tentunya). Sakit ? Ya. Fisik ? Nggak sehebat sakit mental yang gua rasakan.
Pernah juga suatu kali, gua, secara sadar, main-main menjadi "penelepon salah sambung" ke rumahnya pake telepon umum di sekolah. Yang angkat telepon, ibunya. Gua ngomong dengan cukup cepat dan sambil menahan tawa, tapi intinya begini : "Anak ibu kami culik... bla bla bla... Ibu masuk Salah Sambung di *** FM." Langsung gua matiin. Hasilnya ? Dia sih kesannya woles, tapi wali kelas tiba-tiba masuk dan ceramahin untuk "tidak iseng ke orangtua". Nancep banget bro/sis. Keisengan gua ditanggapi serius dan bukan itu keinginan gua. Gua kelewat batas, dan gua lakukan secara sadar pula. Ngaco banget kan ? Itu gua. Pas SMP.
.
Dan akhirnya gua masuk SMA.
Disini gua akhirnya ketemu 1 cewek tertentu, spesifik, yang gua suka. Sebut saja, "dia".
Sialnya, mulut gua masih dalam tahap "bikin jengkel, sedikit menyakiti hati" pas baru masuk SMA.
Ya dengan segala ide gila di pikiran gua, segala kreatifitas yang "out of the box" tapi juga "out of the morality", gua (dan beberapa teman yang mendukung), membuat nama panggilan unik untuk teman-teman yang lain, tak terkecuali "dia". Dan lu kebayang lah hasilnya. Ya begitulah.
.
Brutal kan ?
Kacau ?
Diluar batas ?
Entah kenapa gua terpikir 1 motivasi lain.
Pemicu, asal mula dari otak sarkastik yang gua miliki ini.
Gua keinget, dulu, kira-kira pas gua SD sampai SMP, mayoritas orang yang gua tau beranggapan bahwa "gaya gua terlalu culun", "orang pinter itu kurang keren", bla bla bla, dll.
Mungkin itu yang ngecap dia diri gua. Di esensi hidup gua.
Mungkin gua pengen buktiin ke mereka bahwa gua, yang dulu terkenal "pintar", juga bisa sama brengseknya dengan mereka. Bahwa gua bisa, mengimbangi nilai bagus dengan kegilaan. Bahwa gua bisa mantap di pelajaran dan mantap di pergaulan. Mungkin gua pengen buktiin itu. Supaya akhirnya, gua bisa mengendalikan mereka. Gua bisa memimpin mereka. Gua bisa atur mereka. Biar mereka nggak sok lagi.
Mungkin gua pengen melakukan itu semua.
Tapi, kalaupun nyata, paling dampaknya cuma 35% doang. Sisanya tetep dari "penyelesaian" masalah yang gua alami pas gua masih hijau. Masih blak-blakan.
.
.
.
Akhirnya sekarang gua begini.
Curhat ke blog.
Sejak sabtu lalu, gua hampir nggak pernah ngobrol sama orang lain. Maksimal juga cuma 15 menit, kalau di total sampai hari ini.
Entah kenapa, gua merasa ada dorongan untuk tidak lagi mengecewakan orang-orang. Gua nggak mau menyakiti hati orang, terutama yang gua pedulikan dan gua sayangi. Orangtua, keluarga, temen. Dengan gua pasif, cukup menjawab apa yang ditanyakan, gua bisa mikir sejenak dan menentukan kata-kata terbaik yang bisa gua utarakan. Nggak ada lagi yang kotor. Nggak ada lagi sakit hati. Selesai. Kasus ditutup.
.
.
.
Sekian buat tengah malam ini.
SELAMAT TENGAH MALAM SEMUA !!!

Selasa, 23 Desember 2014

I've Got (No)Thing To Do !

YOYOYYOYOYOYOYOYO !!!
Wazzup guys ?
Good ?
Great ?
Marvelous ?
Awesome !
.
.
.
Gua mau cerita aja bahwa di libur seminggu ini, di hari kedua ini, gua belum melakukan kegiatan apapun yang mendukung persiapan Final Super Big Match EAS gua, yang jatuh pada Rabu minggu depan. Susah juga ternyata membangun semangat belajarnya, apalagi untuk ujian terakhir. Terlalu banyak variabel yang gua perhatikan (seh seh variabel. santai mas) sehingga jadwal gua (menuju) berantakan.
Liburan. Mandi kalau butuh. Bangun kalau pengen. Makan kalau laper. Main kalau gabut.
Kurang kerjaan banget !
Gua udah melakukan beberapa hal yang cukup bermanfaat sih.
Isi ulang galon.
Beli perlengkapan mandi. (ya lu tau lah kenapa)
Cuci-cuci pakaian (feat. Laundry sebelah kos).
Ngurusin si pohon kacang hijau.
Mulai main Splinter Cell : Blacklist dari awal lagi (melenceng bos)
Beli pembunuh serangga (wangi lemon, biar greget)
Lumayan kan ? Seenggaknya beberapa keperluan esensial terpenuhi.
.
Ada hal yang cukup menggembirakan sebenernya.
La Signora Grande (a.k.a emak gue) ngirim makanan kesini. Aselole jos !
Lumayan, ada 3 toples* kue dan 1 toples* teri kacang (u wot m8) dibungkus dalam 1 kotak sepatu. Keren banget nggak tuh ?
.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*POOT (Pembahasan Out Of Topic)
TOPLES. Kenapa Toples disebut toples ? Toples. Dipecah jadi TOP dan LES. Mari asumsikan bahwa istilah ini adalah adaptasi dari bahasa Belanda, sebagai salah satu penyumbang kata-kata untuk bahasa Indonesia. Untuk bahasa arab, cina, inggris, portugis, jepang, dll kayaknya terlalu jauh.
TOP artinya atas, bagian atas, dalam dunia per-wadah-an, berarti maksudnya TUTUP. TOP = PENUTUP WADAH.
LES artinya tidak ada, "less". LES = TAK ADA.
.
Lalu kenapa wadah dengan penutup ini disebut TOPLES ? Wadah berpenutup = Toples = tak ada penutup ? U WOT M8 ???
.
Sekian pembahasan OOT kali ini.
Tetap penasaran, tetap pembahasan. Salam POOT.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
.
Lanjut lagi.
Jadi ada snack gratis deh di kamar gua.
Nggak 100% gratis sih, kan pasti pake modal uang untuk bikinnya. Ya gitu.
.
.
.
Gua juga mau cerita lagi nih tentang "seseorang". "Seseorang" yang telah dan masih merasuki pikiran bawah sadar gua selama ini dari SMA.
Gua udah nggak komunikasi secara langsung maupun tak langsung sama "dia". Sibuk ? Nggak juga. Gua masih bisa main game tiap hari. Nggak ada pulsa ? Mustahil. Gua penanggungjawab jarkom di kelompok gua, pasti tiap hari ada pulsa di HP.
Lupa ? Ya mungkin itulah yang gua bakal katakan (siapa yang nanya bro ?) (berisik aja nih bocah).
Sesungguhnya, gua kehabisan bahan obrolan. Gua merasa bahwa hal-hal yang gua mau omongin itu terlalu "out of topic" buat "dia". Nggak menarik dan nggak nyambung. Selain itu, ada 1 variabel lagi, yaitu "dia" hampir tidak pernah bales sms gua (saat gua masih hubungi, bisa dikatakan cukup rutin). Itu bikin gua cukup males. Gua tau bahwa orientasi gua harusnya bukan hasil, tapi proses. Proses bagus, hasil apapun, gua bakal tetep bahagia. Tapi sialnya, gua manusia, belum luar biasa. Diluar kebiasaan sih iya, tapi gua masih biasa-biasa. (kebanyakan kata biasa, bro). Gua masih merasa butuh pada hasil yang nyata. Hasil yang bisa segera dinikmati seraya proses berjalan. Padahal bukan itu kan yang gua butuh ? Ending, penutup, epilog yang manis-lah yang gua butuhkan.
Tapi (masih sialnya) aksi = -reaksi kan ? Ahsudahlah.
Gua masih harus menguatkan hati, fisik, tekad.
Semoga (mungkin) di liburan nanti gua bisa ketemu dia.
Mungkin nggak ngobrol, nggak deket, nggak sampe saling lihat malah.
Tapi seenggaknya gua masih bisa liat "dia".
Aselole jos! Buat pemicu semangat, doping, adrenalin instan dalam menjalani kuliah semester 4.
Doain gua ya. (Males bro.) (diem aje lu coy. lagi asik nih. Melankolis mode on)
.
.
.
Sekian buat kali ini.
SELAMAT SORE SEMUA !!!

Sabtu, 20 Desember 2014

Lagu Malam Minggu !

YOYOYYOYYOYOYO !!!
Menurut gua, lagu ini perlu disebarkan ke seluruh penjuru dunia, demi kebaikan bersama dan sesama.
Let's go !
.
"Where Is The Love?"

What's wrong with the world, mama
People livin' like they ain't got no mamas
I think the whole world addicted to the drama
Only attracted to things that'll bring you trauma

Overseas, yeah, we try to stop terrorism
But we still got terrorists here livin'
In the USA, the big CIA
The Bloods and The Crips and the KKK

But if you only have love for your own race
Then you only leave space to discriminate
And to discriminate only generates hate
And when you hate then you're bound to get irate, yeah

Madness is what you demonstrate
And that's exactly how anger works and operates
Man, you gotta have love just to set it straight
Take control of your mind and meditate
Let your soul gravitate to the love, y'all, y'all

People killin', people dyin'
Children hurt and you hear them cryin'
Can you practise what you preach?
Or would you turn the other cheek?

Father, Father, Father help us
Send some guidance from above
'Cause people got me, got me questionin'
Where is the love (Love)

Where is the love (The love)
Where is the love (The love)
Where is the love, the love, the love

It just ain't the same, old ways have changed
New days are strange, is the world insane?
If love and peace are so strong
Why are there pieces of love that don't belong?

Nations droppin' bombs
Chemical gasses fillin' lungs of little ones
With ongoin' sufferin' as the youth die young
So ask yourself is the lovin' really gone

So I could ask myself really what is goin' wrong
In this world that we livin' in people keep on givin' in
Makin' wrong decisions, only visions of them dividends
Not respectin' each other, deny thy brother
A war is goin' on but the reason's undercover

The truth is kept secret, it's swept under the rug
If you never know truth then you never know love
Where's the love, y'all, come on (I don't know)
Where's the truth, y'all, come on (I don't know)
Where's the love, y'all

People killin', people dyin'
Children hurt and you hear them cryin'
Can you practise what you preach?
Or would you turn the other cheek?

Father, Father, Father help us
Send some guidance from above
'Cause people got me, got me questionin'
Where is the love (Love)

Where is the love (The love)?
Where is the love (The love)?
Where is the love (The love)?
Where is the love (The love)?
Where is the love (The love)?
Where is the love (The love)?
Where is the love, the love, the love?

I feel the weight of the world on my shoulder
As I'm gettin' older, y'all, people gets colder
Most of us only care about money makin'
Selfishness got us followin' the wrong direction

Wrong information always shown by the media
Negative images is the main criteria
Infecting the young minds faster than bacteria
Kids wanna act like what they see in the cinema

Yo', whatever happened to the values of humanity
Whatever happened to the fairness and equality
Instead of spreading love we're spreading animosity
Lack of understanding, leading us away from unity

That's the reason why sometimes I'm feelin' under
That's the reason why sometimes I'm feelin' down
There's no wonder why sometimes I'm feelin' under
Gotta keep my faith alive 'til love is found
Now ask yourself

Where is the love?
Where is the love?
Where is the love?
Where is the love?

Father, Father, Father, help us
Send some guidance from above
'Cause people got me, got me questionin'
Where is the love?

Sing with me y'all:
One world, one world (We only got)
One world, one world (That's all we got)
One world, one world
And something's wrong with it (Yeah)
Something's wrong with it (Yeah)
Something's wrong with the wo-wo-world, yeah
We only got
(One world, one world)
That's all we got
(One world, one world) 
 
diambil dari : http://www.azlyrics.com/lyrics/blackeyedpeas/whereisthelove.html

One Week Off !!!

YYOYOYOYOYOYOYOY !!!
What's up, pal ?
Doing good ?
Of course you are !
.
Kali ini gua mau cerita bahwa gua punya libur 1 minggu !
YEEEAAHHH !!!
Tunggu.
Libur 1 minggu ?
"Libur 1 minggu" ?
Yap. Gua cuma libur 1 minggu. Setelah itu, lanjut EAS lagi. Nanggung, menurut gua. Tapi mengingat adanya hari Natal, 25 Desember nanti, gua bisa menerima ini. Tidak bisa disangkal bahwa gua merasakan keuntungan juga. Lumayan, rehat + pertapaan 1 minggu untuk persiapan 2 ujian terakhir, yaitu matakuliah agama dan rangkaian elektronika. 2 more to go ! I can do it !
.
Jadi apa yang akan gua lakukan selama 1 minggu ini ?
Tentu saja, prioritas utama adalah istirahat. Gua harus menjaga kehidupan selama 1 minggu ini. Lumayan, gua jadi bisa sarapan tepat waktu. Selama 1 minggu terakhir, gua sarapan setelah ujian (kira-kira jam 9) atau nggak sarapan sama sekali (misal saat nggak ada ujian di hari tersebut).
.
Hal kedua adalah belajar. Mempersiapkan diri untuk 2 matkul terakhir (yang gua sebutkan sebelumnya). Untuk matkul agama, cukup mudah. Untuk rangkaian elektronika alias RE, gua merasa harus berhati-hati. Gua kurang belajar di kelas untuk matkul ini. Setiap di kelas, gua rasanya ngantuk melulu. Kurang asem. alhasil, UTS kemarin kurang maksimal. Gua harus bisa maksimal, all-out, sikap total-football di UAS. SEMANGAT !!!
.
Hal ketiga adalah merawat tanaman kacang hijau yang gua besarkan. Gua bermimpi bahwa suatu saat, yaitu saat gua lulus sidang dan tinggal wisuda aja, gua bakal makan bubur kacang hijau hasil tanaman gua sendiri ! Istimewa ! Gua pengen mewujudkan itu. Kayaknya bakal keren banget. Bakal jadi penutup yang manis untuk masa perkuliahan gua.
Sebenernya ada alasan lain, yang nggak gua utarakan ke temen-temen gua yang nanya secara langsung. Gua merasa bersalah, mengganjal di hati, gua pernah membunuh tanaman pemberian temen gua. Gua lupa alasannya apa dia ngasih ke gua. Tapi itu rasanya udah keren, udah spesial banget gua bisa punya tanaman di kamar gua. Eh malah gua sia-siakan. Berdarah men. Berdarah.
Semoga kali ini gua sukses. SEMANGAT !!!
.
.
.
Ya kira-kira itulah yang bakal gua lakukan untuk 1 minggu ini.
Sekian untuk tengah malam ini.
SELAMAT TIDUR SEMUA !!!

Senin, 15 Desember 2014

I Got The Music In Me

YOYOYOYOYOYOYOO !!!
Piye kabare rek ?
Baik ?
Wunderbar !
.
Kali ini gua mau cerita singkat aja.
.
Jadi, baru-baru ini, sekitar 1 minggu terakhir, gua menemukan sebuah situs yang sangat menarik (setidaknya sampai saat ini), yaitu noteflight.com
Ohyeah.
Gua mau menjelaskan (promosi tanpa bayaran) sedikit tentang situs ini.
Jadi disini lu bisa bikin komposisi musik dengan berbagai alat musik, mulai dari piano sampai drum. Dan semuanya dibuat dalam susunan not balok (ohyeah. bahkan drum).
Menurut gua, hal ini menarik sekali soalnya gua cukup tertarik dengan dunia musik. Gua pernah dapet pendidikan musik, yaitu pas SD. Lepas dari SD, hilang sudah pendidikan musik formal dalam hidup gua. Les juga nggak pernah. Ya otodidak nyanyi-nyanyi gak jelas aja. Dan akhirnya, melalui situs ini, gua bisa mencoba mengembangkannya kembali. Luar biasa.
.
Lu bisa nemuin gua di situs itu (I dare you!). Gua udah bikin beberapa komposisi yang sederhana dan cukup nggak jelas.
Mungkin lu tertarik ? Tinggal buka noteflight.com aja. Nikmatilah !
.
Sekian buat kali ini.
SELAMAT SIANG SEMUA !!!

Minggu, 14 Desember 2014

Side Story : Pembunuh Nyamuk Berbau Harum

YOYOYOYYOYOYOYOY !!!
Selamat malam semua !
Apa kabar nih ?
Baik-baik ye. Aamiin dah.
.
Kali ini gua mau menyatakan pendapat gua tentang fakta bahwa saat ini, kebanyakan pembunuh serangga, khususnya obat nyamuk, memiliki wangi yang enak di hidung.
Perlu dicamkan bahwa pembahasan gua ini sifatnya adalah super-subjektif, sehingga kalau ada pihak yang tersinggung, dimohon menghubungi gua dulu untuk komplain, dsb. Jangan asal ngamuk. Ini internet, dan negara gua adalah negara demokrasi dimana semua hal bisa dibicarakan terlebih dulu. Kalau merasa tersinggung, gua bakal menghapus postingan ini kok. Nyantai aja.
.
Jadi, kita bahas dulu tentang hakikat dari obat nyamuk.
Obat nyamuk sejatinya adalah sarana pembunuh nyamuk tanpa perlu kontak fisik. Daripada ribet mesti tepok nyamuk kesana kemari, kita tinggal semprot aja, tinggal beberapa menit dan nyamuk mati semua. Simpel.
Untuk mencapai tujuan itu, maka obat nyamuk harus beracun bagi nyamuk. Harus bisa membunuh nyamuk dengan segera, tanpa ampun, 100% mati. Mantap sudah.
Fakta menunjukkan bahwa orang-orang mencoba (dan sukses) bunuh diri dengan meminum obat nyamuk tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa selain untuk nyamuk sebagai target utama, manusia juga terpengaruh secara buruk. Obat nyamuk ternyata juga "mengobati" manusia.
.
Nah.
.
Sekarang gimana ceritanya obat nyamuk dibuat dengan menambahkan zat-zat yang berbau harum bagi manusia ? Bisa jeruk, lemon, dan bau-bau alami lainnya (yang mana pastinya hasil rekayasa kimiawi, tidak selamanya 100% ekstrak alami dari alam).
 .
Apa tujuan dari bau harum ditambahkan ke zat pembunuh ?
.
Kalau gua tinjau secara optimis, menurut gua tujuannya ya agar pembunuh nyamuk nggak meninggalkan bau yang tak sedap saat kita kembali ke ruangan setelah penyemprotan. Jadi ada efek pengharum ruangan. Jadi simpel, nggak mesti beli pewangi ruangan lagi.
.
Kalau gua tinjau secara pesimistis, ya ini adalah semacam "seleksi alam". Seleksi alam buatan manusia. Para pembuatnya ingin menyeleksi manusia yang cukup pintar untuk tidak menghirup bau harumnya karena walaupun harum, sejatinya gas yang dihasilkan adalah racun. Biarkan yang pintar hidup, dan yang bodoh mati. Bisa jadi ini ulah organisasi-organisasi yang visinya adalah "dunia baru" versi masing-masing.
Kemungkinan lain adalah selain racun yang disamarkan dengan wangi sehingga menarik perhatian orang untuk menghirupnya, obat nyamuk juga disisipi zat-zat lain untuk "membodohi" konsumen dari negeri-negeri bernyamuk, yang kebanyakan adalah negara-negara dalam zona khatulistiwa. "Membodohi" maksudnya bukan "membodoh-bodohi" tapi "memperbodoh", secara harafiah adalah membuat konsumen jadi bodoh. Efek racun kan bisa merusak sel-sel tubuh. Mungkin harapannya adalah otak konsumen jadi rusak sehingga mudah disugesti baik langsung maupun tak langsung sehingga konsumen menjadi lebih konsumtif. Pelakunya ? Kalau beneran, ya kemungkinan besar negara-negara produsen, yaitu negara maju. Mereka butuh modal, yang bisa didapat dari laba penjualan. Mereka butuh konsumen. Lebih lagi, konsumen yang konsumtif. Untung jadi berlipat ganda. Everything is awesome. Everything is planned.
.
Nah, jadi gimana tuh ? Gimana yang bener ? Semoga pandangan optimis gua ya. Mari kita wujudkan dunia dengan sikap realistis-optimis dimana semua saling mengasihi, saling menguatkan, saling mewujudkan keadilan, kesejahteraan, kemanusiaan global. Ohyeah.
.
Gua mengakui, bahwa gua sendiri beli obat nyamuk, dan yang berbau lemon.
Kenapa ? Bukannya gua protes soal itu ?
Menurut gua, paling baik ya obat nyamuk yang berbau racun. Bau alami sebuah obat nyamuk. Gua dibesarkan di lingkungan yang demikian. Gua mau menjaga sikap baik dan benar (menurut gua) ini. Sialnya, di lingkungan gua tinggal, gua belum ketemu obat nyamuk yang demikian. Alhasil, daripada nggak ada, ya gua beli aja yang wanginya gua suka.
Mungkin menurut kalian, hal ini kontradiktif dengan pembahasan gua diatas.
Tapi gua lebih menghargai tujuan utama obat nyamuk : membunuh nyamuk. Dan gua masih menjaga kebiasaan untuk keluar dari ruangan setelah obat nyamuk.
Doakan gua, semoga gua segera menemukan obat nyamuk yang baunya racun.
.
.
.
Sekian dulu buat side story kali ini.
Semoga bisa jadi lahan penginfoan dan pencerdasan bersama.
SELAMAT MALAM SEMUA !!!

Sabtu, 13 Desember 2014

Wake Me Up When December Ends

YOYYOYOYOYOYOYYO !!!!
Wazzup guys ? You cool ?
I'm cool and you should be too.
.
Kali ini gua mau cerita tentang beberapa hal yang telah dan akan gua alami di Desember ini, yang membuat gua sangat ingin segera menyudahi bulan ke-12 ini.
.
Pertama, yang pasti, gua akan menghadapi EAS alias UAS alias semesteran alias Maman Codet (lah!?).
EAS adalah ladang nilai yang siap dipanen. Setiap semester yang telah gua jalani menunjukkan bahwa EAS memberi kontribusi terbesar ke IPS. Macem UN buat anak SMA aja ye.
Permasalahan muncul ketika gua belum siap menghadapi satu matakuliah. Sulit dimengerti. Gua bisa sih, berusaha menghafal semua rumus yang ada, tapi kan kalau gitu apa kerennya. Cuma sekedar hafal, tapi nggak ngerti maknanya. Terlalu mainstream coy. Jaman sekarang adalah jamannya pemahaman, bukan penghafalan. Yoi banget kan omongan gua.
.
Kedua, yang telah gua alami, yaitu acara perayaan Natal di kampus.
Asik.
Menarik.
Ramai.
Tapi menurut gua, peserta kehilangan esensinya coy.
Pas acara dimulai, ada drama, eh sekitaran gua masih aja pada ngobrol. Mana suara pemain lakonnya juga pelan lagi. Lengkap sudah.
Lagi-lagi begitu pas lagi renungan. Bahkan, ketika pembicara lagi bawain renungan di mimbar di panggung, depan gua masih asik ngobrol macem pacaran gitu. Belakang gua juga. Kebanyakan peserta ya begitu. Kacau ! Pada nggak ngerti kalau gua pengen dengerin yang disampaikan si pembicara di depan ? Gua bisa sih, ngingetin mereka (yang mana tidak gua lakukan), tapi apakah keajaiban natal nggak menggerakkan mereka untuk fokus ke esensi natal dan bukan ke makan gratis atau kumpul sama temen dengan baju termewah lu ? Nggak keren men. Seperti yang gua bilang, ini jamannya pemahaman, bukan penghafalan. Ini jamannya pengertian, bukan tradisi semata.
.
Kira-kira begitu.
Semoga gua bisa menghadapi semuanya dengan pikiran terbuka (yang mulai sulit gua lakukan, mengingat cukup banyak hal yang udah gua tau tentang dunia) dan kesabaran tingkat tinggi dan pengertian.
.
Gua mau cerita lagi sedikit. Tentang "si dia".
Brader, udah beberapa bulan gua nggak interaksi lagi sama dia, baik dunia nyata maupun dunia maya. Gua menyadari bahwa inisiatif itu tidak gua miliki, gua banyak tugas yang menyita pikiran, dan gua main game untuk membuka sedikit pikiran gua.
Gimana ya jadinya?
Kadang-kadang gua kepikiran sih tentang "dia".
Udah lama banget nih nggak ketemu. Asik kali ya kalau ketemu pas liburan. Bikin konsep acara, ajukan ke temen-temen gua, disetujui, dilaksanakan, ketemu deh. Lancar jaya kalau bisa begitu ya.
Kalau.
Bisa.
Begitu.
Sampai ketemu kalau begitu.
Dan semoga, pertemuannya akan terjaga. Aamiin.
.
.
.
Sekian dulu buat kali ini.
SELAMAT PAGI, SELAMAT BER-AKHIR PEKAN SEMUA !!!

Minggu, 07 Desember 2014

Boss Battle of The Semester

YOYOYYOYOYOYOYO !!!
Apa kabar ???
Baik ? Luar biasa !
Katakan baik ! Katakan kau baik ! <= masa kecil overdosis Dora.
.
Pada kesempatan kali ini, gua mau cerita tentang kesibukan gua Pra-EAS.
.
Jadi, sejauh ini, gua masih ada tanggungan 3 tugas.
1 itu resume materi kuliah, yang mana cukup mudah dibuat karena sumbernya jelas.
2 lagi adalah tugas bikin alat. Gua pernah cerita tentang tugas unik ini. Permasalahan muncul ketika gua mesti nge-desain sendiri spesifikasi tiap komponen yang akan dirangkai. Lumayan sulit soalnya. Selain itu, masih ada pengalih-pengalih sehingga gua kurang fokus nyelesainnya.
.
Sekarang udah mau deket EAS, tapi gua malah ngerasa kurang pede bisa menyelesaikan boss battle ini.
Bagaimana ? Wajarkah ?
Menurut gua pribadi, sewajarnya seseorang akan lebih percaya diri dan all-out di EAS. EAS kan bisa dibilang "titik penghabisan" dalam suatu semester. Pengalaman membuktikan bahwa presentase nilai terbesar yang ditetapkan dosen adalah dari EAS.
Udah macem UN aja.
UN => 3 tahun belajar ditentukan oleh 3 hari.
EAS => 4 bulan belajar ditentukan oleh 2 minggu.
Luar biasa.
.
Di tengah-tengah persiapan ujian, ada enaknya bergalau-galau dulu (LAH?).
Ini strategi bagus supaya nggak galau pas lagi ujian (ooh gitu).
Akhir-akhir ini, gua jarang mikirin "dia" lagi. Entah kenapa. Tugas ? Nggak terlalu banyak. Kuis ? Cuma 1 dalam 1 bulan terakhir. Itu pun dadakan. Laporan praktikum ? Lumayan mendesak sih, tapi emang efeknya segitunya ?
.
Gua pernah baca suatu artikel yang menyatakan bahwa jikalau kita memimpikan seseorang, maka kemungkinan besar orang itu akan susah tidur atau orang itu juga memimpikan kita (keren juga. berbagi mimpi).
Pernah juga ada artikel yang menyatakan bahwa jika kita memikirkan seseorang terus menerus, nggak pernah lupa, maka orang tersebut sesungguhnya juga sedang memikirkan kita.
Aselole jos banget.
Akhir-akhir ini gua tidur jam 2 melulu. Jangan-jangan...
Oiya, ini karena laporan. Tapi... Mungkinkah... Bisa jadi... karena gua tidur siang. Aneh, karena gua nggak pernah tidur siang.
Semoga karena lagi dipikirin sama "dia". <= ngarep maksimal.
.
.
.
Udah dulu ya.
Mau tidur nih soalnya nanti setelah matahari terbit, ada acara penting.
SELAMAT PAGI SEMUA !!!

Senin, 01 Desember 2014

God Save The Queen, God Save Me

YOOYOYOYOYOYOYO !!!
Piye kabare rek ?
Apik yo ! Ora apik, tak sapu sampeyan !
Becanda mas.
.
Pada kesempatan kali ini, gua mau cerita tentang suatu proses penyelamatan yang gua alami akhir-akhir ini.
.
Bagi yang merasa gua bakal ngomongin Inggris, mohon maaf, gua nggak akan melakukan itu. Silakan lanjutkan membaca saja. Siapa tau menghibur.
.
Oke.
Pertama, penyelamatan yang gua alami adalah ketika gua menendang tendangan Tsubasa-Misaki.
ARGH ! RALAT ! <== akibat salah fokus
.
Pertama, penyelamatan yang gua alami adalah mengenai waktu asistensi praktikum.
Jadi, gua emang udah nyelesain segala tugas yang bakal dipresentasikan saat asistensi. Tapi tetep aja karena orientasi gua pas ngerjain adalah orientasi hasil, gua kurang memaknai dan memahami apa yang gua kerjakan. Alhasil, kalo ditanya, beberapa hal nggak gua kuasai.
Permasalahan muncul ketika waktu asistensi belum pasti. Bisa hari ini -pagi, siang, sore, malam- atau besok.
Ajaibnya, ternyata asistensinya jadi besok ! (Hip ! Hip ! Hore !) Jadi setidaknya gua ada waktu tambahan dalam memahami isi laporan yang gua buat. ISTIMEWA !
.
Kedua, gua bisa dikatakan mengalami "keberuntungan semata", tapi hasilnya adalah gua "terselamatkan".
Tadi kan ada post-test praktikum tuh. Pas praktikum, total ada 5 percobaan dilakukan (dengan beberapa sub-percobaan didalamnya). Berdasarkan info alokasi waktu post-test, gua menyimpulkan bahwa hanya akan ada 1 percobaan yang dites.
Permasalahan muncul ketika gua kurang menguasai ulang materi praktikum. Praktikumnya sendiri udah selesai sekitar 2-3 minggu lalu, jadi sebagian besar materi & sense of practicum-nya udah pudar. Gua juga kurang waktu dalam mempelajari modul karena ngerjain laporan untuk asistensi (poin pertama).
Ajaibnya, ternyata gua dapet percobaan yang mudah ! Asisten post-test-nya pun santai banget. Sangat mengurangi ketegangan ! Hip ! Hip ! Hore ! LUAR BIASA !!! Alhasil, menurut gua, post-test gua bisa dikatakan berhasil. Aamiin dah.
.
.
.
Keajaiban memang bisa timbul dalam kehidupan sehari-hari, baik disadari maupun tidak, baik berdampak langsung maupun tidak. Keajaiban menjadi keajaiban jika kita bisa memaknainya; terima dengan hati dan tangan terbuka, dan bersyukur atas apa yang diterima. <== Latihan jadi orang bijak.
.
.
.
Sekian untuk kali ini.
SELAMAT MAGHRIB SEMUA !!!