Jumat, 24 April 2015

Side Story : Them Ladies and I

YOYOYOYOYOYYOYOYOYOYOYOY !!!
Apa kabar ?
All right ?
Really ?
Very well then ! Let's get going to the real deal !
.
.
.
Jadi...
Udah lama banget nih gua nggak ngomongin sesuatu tentang "wanita idaman" gua secara dalam dan menyeluruh, semenyeluruh "Slepet" *macem efek suara kalo lu disabet pake kain*.
.
Nah.
Mari kita bahas secara terurut, dari depan ke belakang (wait wut ??)
.
Masa depan.
Masuk bidang studi.
Skripsi.
Kerja.
Mapan.
Bos.
Keluarga.
Yap, keluarga.
(Yang gua tau) Kita semua ingin berkeluarga. Nikah dengan orang yang tepat. Seperti kata iklan Teh Botol Sosor, "Berbukalah dengan yang setia. Setia ? Iya sob ! Yang manis belum tentu setia !".
Gua juga pengen, pastinya.
Role model keluarga yang top markotop ya duet maut La Signora Grande-Der Weise Vater.
Sangat indah dan saling mengisi. Bapak gua tipe yang jaim, emak gua tipe yang heboh. Bapak gua makan sekarep'e dewe, emak gua ahli gizi. Emak gua masak, bapak gua makan. Sip banget gak tuh.
That's a good role model, I tell you.
And you should be like that too.
.
Menurut gua, jaman sekarang, pacaran dianggap hal sepele.
3 bulan putus. 3 tahun putus. 3 anak putus (yakali bos).
Sering banget kayaknya gua denger istilah "putus", "udahan dulu", "break dulu". Et dah.
Dari orang-orang yang gua jadikan panutan, ya mereka sehati dalam 1 hal. Pacaran ya menuju nikah. Bukan cuma melepas penat, mencari warna, biar ada yang nemenin jalan. Gua bilang mah, "PRET!".
Yakali gitu. Digampangin banget kayaknya. Seolah-olah, pacaran udah nggak ada harganya lagi.
.
Menurut analisa gua, ada 2 kemingkinan kenapa hal ini bisa terjadi.
A) Anak muda jaman sekarang kelewat bego dalam menjalin hubungan
B) Pacaran sudah terlalu diselewengkan, dan akhirnya diterima masyarakat
Manapun yang bener, tetep aja hasilnya ya kayak sekarang ini.
Gandeng-gandengan. Peluk-pelukan. Cium-ciuman. Kotor ! Nggak ngajak gua lagi ! (Maaf, itu diluar pembahasan yang sebenarnya).
.
Gua yakin, hal ini nggak terjadi di seluruh dunia, bahkan nggak mungkin seluruh Indonesia udah nggak beres. Gua yakin masih ada orang-orang yang bener-bener bener. Yang masih konservatif dalam hal ini. Masih tradisional. Memegang teguh kearifan para pendahulu. Memegang teguh prinsip-prinsip kehidupan bersosialisasi dengan lawan jenis. Dengan langkah yang anggun, yang sesuai etika masyarakat.
Ya sialnya, yang macem gini nggak terekspos dengan baik. Malah diledek. Malah dibilang cupu. Gua bilang mah, "CUIH !". Masyarakat sekarang udah terlalu menerima, "legowo", "memaklumi", segala kerusakan yang ada. Globalisasi ? Gua setuju ! Westernisasi ? Gua oke ! Tapi ya yang diambil yang bener aja ! Jangan asal comot. Yaopo rek. Teknologi maju, tapi moral tradisional : itu baru keren.
.
Gua sangat berharap bahwa di autobiografi gua yang masih terus ditulis ini, akan masuk ke bab "Rumah Tangga". Dari kedengerannya aja udah kerasa sip banget.
Sesuai dengan kata bijak dari salah satu dosen gua, "Kecerdasan anak itu 80% dari ibunya.", maka gua sangat meyakini bahwa yang akan menjadi pasangan gua nantinya (kejauhan bos) (menengo rek. iki tulisanku, yo sakarepku) adalah wanita yang top markotop, sip, dan maknyus.
.
.
.
Sesuai timeline, mari kita bahas masa kini.
The Present.
Di perkuliahan gua, belum ada yang sip banget.
Yang menarik perhatian gua sih ada.
Anak jurusan ada beberapa. Anak FMIPA ada 1. Yaudah itu aja.
Gua bilang menarik karena secara fisik menarik (buat gua), tapi belum gua kenal kondisi mentalnya.
Otak : Lu nyari yang gila kayak lu, bos ?
Gue : Shut it, brain.
Mayoritas belum gua kenal secara dekat (belum ada niatan lebih juga), tapi ada yang menunjukkan ciri-ciri yang nggak sedap sama sekali.
Elok dipandang : 60/100. Sip.
Suka telat masuk kelas : Amblas wes. Turu ae rek. Langsung males gua. Serius.
Gua kayaknya udah pernah nyebutin cerita ini di beberapa post sebelum ini. Nah itu.
.
Di perkuliahan ini, tujuan utama gua adalah menguasai ilmu yang ditawarkan ke gua. Jadi ya kegiatan utama gua adalah kuliah + sedikit pengembangan diri non akademik. Gua ikutan organisasi dikit (nggak bilang ke mamah dan papah lho. Rebel coy) dan jadi panitia acara dikit. Gua rencana mau jadi asisten lab juga. Kayaknya bakal asik coy !
Gua hampir tidak punya waktu untuk mikirin pacaran. Kalaupun jadi, ya paling gua anggurin. Makanya untuk saat ini, gua mau fokus kuliah dulu, biar ganteng dan sip, ilmunya (dan gua-nya).
Kalau untuk "penyemangat", "pengingat", "perhatian lebih" sih menurut gua masih bisa gua tangani. Malah kayaknya bakalan seneng banget gua. "Investasi" demi masa depan coy. Akan gua sambut dengan tangan terbuka. Semoga.
.
.
.
Saatnya bahas masa lalu !
Ooh susahnya diriku move on !
.
Ya itu. Itu dia masalahnya.
Dari penilaian gua terhadap sepak terjang diri gua sendiri, gua adalah orang yang susah move on.
Dari dulu, dari kelas 1 SMA yang penuh Bis*kuat, gua udah kesemsem (arti kata : kepincut) sama cewek-cewek SMA yuhuuuuuuu.
.
Dimulai dari 1 anak, dengan model rambut mirip ibu gua, ekspresi ketawa yang menarik, aura "gua jago di segala bidang" gitu (lu tau lah maksud gua apa). Cuma kenal biasa, cukup deket. Kelas 2 sempet menuju deket, tapi memudar. Kelas 3 abis. Begitulah.
.
Kandidat kedua, kesan pertama yang sangat sangat menarik adalah suaranya, ekspresinya, dan suatu sisi tampilan rambutnya mirip ibu gua juga. Sayangnya, "sisi" ini bukan sisi yang wajar ketika lu bayangin rambut seseorang. Tapi tetep mirip ibu gua dan tetep gua suka. Kelas 2 memudar. Kelas 3 naik lagi. Sampe sekarang masih, walau udah nggak gua ikutin lagi perkembangannya.
.
Kandidat ketiga. Pertama gua liat pas kelas 1 juga, menuju akhir tahun ajaran, tepatnya nggak lama setelah gua sembuh DBD, Gua sebenernya bisa aja nggak ketemu dia, tapi apa daya mungkin sudah jalannya. Awalnya kurang berkesan, tapi ternyata dia terkenal gitu, sampe akhirnya gua perhatiin dikit. Kelas 2 naik, menuju akhir tahun ajaran makin pesat naiknya. Kelas 3, kejaga di atas.
.
Gua sempet deket juga sama 1 cewek lain, tapi ya temen biasa. Pada 1 jangka waktu gua sempet suka banget sama dia, eh dia jadian. Bukan sama gua tentunya. Jadi jarang keliatan, jarang komunikasi, yaudah lenyap.
.
Hidup gua di SMA berat coy. 100 kilogram lebih. Beratnya badanku oooh~.
Dinamika yang ada membuat kehidupan SMA gua patut diabadikan, diberi ruang khusus dalam ROM otak gua. Masa lalu yang baik akan menjadi batu loncatan yang tepat.
Seinget gua, gua belum pernah sih mengalami keadaan "sakit karena cinta".
Adegan-adegan kayak "kamu terlalu baik buat aku" atau "gua yakin ada yang lebih baik buat lo" (seinget gua) belum pernah gua alami. Gua kan anaknya "tukang belajar", "master contekan", "tempat bertanya dalam segala hal", jadi ya gua cukup jauh dari drama-drama yang tidak perlu. Dan menurut gua, gua bahagia dengan gua yang seperti itu. I am a proud boy.
.
.
.
"Life is sometimes flat, sometimes wavy, sometimes exciting, sometimes boring. But life goes on."
Iklan Chitato tuh. Seinget gua sih gitu. Bener kan ? Yoi banget sob.
.
Sebagai penutup, ijinkanlah saya menyampaikan sebuah pantun.
"Bahasa inggris beras itu rice,
Kalau mikir jadi think.
I don't wanna close my eyes,
And I don't wanna miss a thing."
oleh Aerosemith.
.
Hidup itu indah. Mari kita buat lebih indah lagi.
Bersama. Denganmu. Pasti lebih baik.
.
Sekian buat malam ini,
SELAMAT MALAM SEMUA !!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar