Rabu, 01 April 2015

Side Story : Indonesia negara (selamanya) berkembang

YOYOYOYYOYOYOO !!!!
Apa kabar nih ?
Asik ?
Asik ?
Jos ?
Aselole jos !
.
.
Kali ini gua mau membahas topik yang agak berat ya (ajegile).
.
Indonesia negara berkembang.
.
Udah berapa lama kita menyandang gelar itu ?
Kan dulu kita udah pernah jadi Macan Asia, karena persenjataan udah maju.
Kita udah pernah dipimpin diktator selama 32 tahun, dan kita bisa bebas.
Kita udah bikin badan anti korupsi yang top markotop.
Presiden kita sebelum ini udah bikin 4 album, masuk tes cpns pula.
Presiden sekarang salamnya udah 2 jari.
.
Sampai kapan kita berkembang ?
.
Dunia makin bebas.
AEC. Tahun ini jalan full.
Kesiapan ? Udah les bahasa inggris belom ? Udah punya skill internasional ?
Kayaknya sih belom ya.
Kita masih "sibuk" berbenah dalam negeri.
.
Ketidaksiapan ini sangat tergambar dari tingkah laku masyarakat.
Sadar nggak sadar, menurut gua, kita masih seneng menjalankan "adat istiadat bodat". Bukan berarti adat istiadat kebudayaan khas Indonesia lho. Maksud saya, adat istiadat yang kurang asem, kurang ajar, gateli, gapleki, dan telo.
Contoh nyata : saat nonton pertandingan futsal di jurusan gua barusan.
Tahun 4 vs tahun 1.
"Seperti biasa", seperti tahun sebelumnya, anak tahun 4 suka semena-mena dalam berkata-kata. Itu bisa jadi kebun binatang semua keluar.
.
Nah lho.
.
Apa gaya ?
.
Kenapa tradisi kayak gini masih dipertahankan ?
Katanya "pemuda membawa perubahan", "mahasiswa : agent of change", "senioritas di perkuliahan sudah tidak ada. Kita kekeluargaan".
.
Bleh.
Ngajak bermasalah !
.
Apa ini semangat yang mau ditinggalkan ?
Apa ini "perubahan" yang mau diciptakan ? Perubahan yang menyatakan bahwa "kita tidak akan berubah selamanya" ?
.
Kurang asem.
.
.
.
Katanya berkembang.
Atau inikah contoh nyata "perkembangan" ? Bisa jadi. Perkembangan yang stagnan. Deadlock. Buntu. Perkembangan yang tidak berkembang (lah?)
.
.
.
Indonesia katanya tanah air beta.
Pusaka abadi nan jaya.
Kayaknya yang abadi cuma kebusukannya aja.
Kebebasan berpendapat, katanya. Undang-undang bilang HAM, masyarakatnya bilang "peraturan ada untuk dilanggar".
.
Bleh.
.
Katanya kita bisa.
Kita pasti bisa.
Kita akan raih bintang-bintang.
Kita sanggup jadi yang terdepan.
Bersatu bersama dalam satu irama.
Terbang meraih kejayaan.
.
Belum bisa.
Waewaeo waewaeo.
Waewaeo waewaeo.
.
.
.
Daya output memang nggak pernah sama dengan daya input.
Loss akan selalu ada.
Permasalahannya : apakah masa depan yang cerah akan jadi output atau jadi loss ?
Mari kita nikmati saja kelanjutannya, sambil berbenah diri, refleksi sesuai agama yang kita anut, bikin strategi jitu untuk memperbaiki diri sendiri (dahulu).
.
.
.
Sebagai penutup, gua mau ngasih suatu kata-kata bijak dari Dewa Standup Comedy Absurd, Ficocacola.
"Kalo gua punya motor, gua kasih nama 'negara ini'. Kalau 'negara ini' rusak, ya gua bawa ke bengkel aja. Beres."
.
.
.
Sekian buat kali ini.
SELAMAT SORE SEMUA !!!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar