Minggu, 15 April 2018

NATIONAL EXAM RANT

Yo.
Gua kena gejala pilek sejak jumat.
Kemaren gua masuk mode istirahat sampe beli Far Cry Primal segala. Bukan keputusan terbaik, tapi gua bukan mau bahas itu.
Gua bangun pagi ini masih belum merasa sehat.
"Oh! Berita dari negeri tercinta! Baca ah!"
Terus gua malah jadi emosi.
Akhirnya gua malah nulis postingan ini ketika gua harusnya nyiapin makan siang.
.
Adik-adikku mengeluh karena soal UN tidak sesuai kisi-kisi.
Eh gua kan nggak punya adek. Gua ubah deh.
Bocah-bocah SMA mengeluh karena soal UN tidak sesuai kisi-kisi.
Daripada baca artikel yang disuguhkan, gua langsung menuju ke bagian komentar karena disitulah beragam rasa digodok jadi suguhan yang lebih menarik.
.
Selamat, bagian komentar! Lu berhasil membuat gua tertarik.
Sekarang gua mau komentarin komentar yang ada disitu.
.
"Minggu depan gua UN nih. Doain dong."
=> Apapun doa lu, gua ikut mengaminkan. Aamiin.
.
"UN dari awal dibilang gampang, pelajari kisi-kisi karena soal dari situ semua, beli buku UN mahal2 dan boom! Kisi2 apa soalnya apa. Kesel kan?"
=> Mohon maaf, tapi gua cuma bisa bilang 'Semoga lu nggak merasa kesel terus'. Gua nggak pernah denger UN gampang; melihat pengalaman kakak gua, gua malah takut kalau hasil UN bisa merubah hidup gua. Gua mungkin dulu dapet kisi-kisi UN, tapi gua nyaris nggak pernah percaya kisi-kisi. Yang bikin itu manusia dan manusia itu bisa bohong, bisa berimprovisasi, bisa berubah pikiran. Gua nggak beli buku UN, karena ya, mahal. 3 tahun ditentukan dalam 3 hari, dengan buku yang senang dibaca selama 3 jam? Mending gua tabung biar tabungan gua banyak isinya.
--------------------------------------
Intermezzo.
Kakak gua lebih tua 1 tahun ajaran dari gua.
Profil dia pas SMA : Ketua 1 OSIS, ketua dari 2 eskul, ketua kegiatan yang diikuti hampir seluruh sekolah di kota gua, aktif di paskibra sekolah, ganteng + Bajaj 135 LS, ketua kelas, pentolan angkatan, sangat termotivasi untuk jadi arsitek atau psikolog, idola gua.
Hasil UN dia : Bagus, menurut gua. Kurang bagus, pada jamannya.
Perkembangan setelah UN : Dia nggak dapet SNMPTN, nggak dapet SBMPTN. Setelah nyaris terlalu sedih untuk berkembang, dia milih operasi LASIK, masuk akademi pilot yang menurut dia "anak manja berduit bisa masuk sini", lulus di peringkat atas di angkatannya, sekarang udah punya duit sendiri.
-------------------------------------
.
"Gue gk nemuin tujuan sekolah selama 12 th ini, disini kita murid tdk semua cerdas pak, bisa ini itu..."
=> Boleh nggak gua minta maaf sebagai orang yang lebih tua karena 12 tahun lu sekolah nggak ketemu apa-apa? Maaf banget karena lu mesti 12 tahun sekolah tapi nggak ngerasain apa-apa, tapi dituntut untuk mengamini bahwa ada kategori "anak cerdas" dan "anak tidak cerdas". Semoga lu bisa merumuskan selanjutnya mau ngarah kemana.
.
" "Tahun ini msh 10% soal yang menggunakan daya nalar tinggi " lah gw yg kebagian taun depan gmn nasibnya :) "
=> Minimal lu masih hidup. Maksimal lu bisa ikutan ngasih komentar tentang gimana hasil UN tahun depan.
.
" ...Tp jujur gue dlu pas SMA benci banget sama pak mentri pendidikan kita..., ...Maaf aja masih dendam UNBK fisika saya jd jelek."
=> Wahaha gua aja nggak tau Menteri Pendidikan pas jaman gua SMA siapa. Cowok atau cewek pun nggak tau dan nggak peduli, kayaknya. Lumayan tuh lu bisa peduli kesitu.
=> Semoga dendamnya diselesaikan segera karena menurut pengalaman pribadi gua, menyelesaikan dendam pribadi terhadap dunia akademik lebih baik jika segera diselesaikan.
.
" Ak sebagai guru math SMA jg merasa kecewa..., ... kasian kids jaman now"
=> Ehhh 'Matematika'. Kasian kan kalau guru Bahasa Indonesianya ikutan kecewa juga.
=> Kalau guru udah ikutan pake istilah masa kini, semoga anda adalah guru yang emang gaul di mata siswa. Kalau nggak, semoga nggak ada siswa anda yang baca ini.
.
"Ujian nesti sama dengan apa yang dipelajari. Jgn yang dipelajari gampang, ujiannya susah/ sebaliknya. Akibatnya otak tidak terima/ merasa gampang."
=> 'mesti'. Tolong dibaca lagi ya sebelum komentar. Sebagai pemerhati penggunaan bahasa yang ramah untuk mata dan otak, tolong hindari hal-hal kayak gini. Bahasa sesuai PUEBI, bahasa sehari-hari, bahasa gaul, nggak masalah asalkan ejaannya bisa diterima.
=> 'Jangan yang dipelajari gampang, ujiannya susah atau sebaliknya.'
==> Pelajaran susah, ujian gampang = bersyukurlah, bikin traktiran atau doa bersama atau semacamnya.
==> Pelajaran gampang, ujian susah = kurang sedap, tapi asalkan materi ujiannya sesuai dengan yang diajarkan, dinikmati saja.
=> 'Akibatnya otak tidak terima atau merasa gampang.'
==> Semoga ini bukan karena micin.
==> Otak 'merasa gampang' = bersyukurlah karena otak lu masih bisa meremehkan sesuatu.
==> Otak 'tidak terima' = Otak menerima, kesadaran yang bisa menolak. Kalau otak nggak terima, lu nggak bisa bikin respon karena nggak relevan dengan masukan ke otak. Gitu deh pokoknya. Banyakin makan sama ortu deh.
.
"... saya dapet soal dari jurusan lain sedangkan temen saya materinya adalah jurusan saya. Apanya yang meningkatkan kualitas?"
=> Ini yang beneran gawat ini. Kenapa artikelnya nggak bahas tentang sekolah adik ini!? HOI! INI BERITA PANAS! SOALNYA KETUKER GITU, LHO! HOI!
.
"Udh terjadi aza baru minta maaf, basii bgt siih lo..."
=> 'aza'. Huft.
=> Kabar burungnya sih orang itu minta maaf kalau berbuat salah dan penyesalan emang datang belakangan. Stereotipnya sih gitu. Kalau nggak salah lho ya. Mungkin emang lagi sibuk aja sampai-sampai pada lupa minta maaf sebelum kejadian wkwkwkwk.
.
.
Kesimpulan : komentarin komentar mana ada kesimpulannya. Huft.
Gua cuma bisa bilang ini aja ke bocah-bocah SMA yang baru menghadapi UN ini:
Buktikan kalau hasil UN itu cuma sekedar angka dan cetakan di kertas. Buktikan bahwa lu nggak butuh "hasil" tersebut untuk menjalani hidup yang lu mau. Bagi yang mau, lanjutin pendidikan lu ke sekolah yang lu mau/ yang lu minati/ yang lu jago di bidang itu/ yang orangtua lu ijinkan (kalo bisa, semuanya). Bagi yang mau, kerja sana. Bagi yang nanti mau jadi Menteri Pendidikan, buktiin kalau lu bisa merubah keadaan, minimal jadi yang menurut lu baik; minimal, lebih baik dari yang lu rasain sekarang.
Buat yang mau gua tantang lebih lanjut, silakan. Bilang aja ke gua. Gua mah gitu orangnya.
.
Yoho.

2 komentar :

  1. Info : konsumsi micin/msg tidak berpengaruh pada kerja otak. Atau setidaknya blm ada penelitian yg valid ttg itu

    BalasHapus