Jumat, 11 Mei 2018

30 Day Drawing Challenge #26. Something I Do Not Like

Yo.
Mengapa kita harus membahas hal-hal negatif di hari yang baik ini?
Sebagai anak yang dibesarkan dengan "jangan ini, jangan itu", otak gua bakal penuh dengan pikiran negatif kalau nggak dijaga, sehingga postingan ini adalah saat-saat dimana gua nggak usah mikir dan cukup melepaskan emosi yang ada.

HAL YANG TIDAK GUA SUKAI!

Sudah 22 tahun gua hidup dan gua sempat memiliki daftar panjang tentang hal-hal yang nggak gua sukai.
Sejak memasuki perkuliahan (pasca kaderisasi, tentunya), gua berusaha menjaga hidup yang tanpa konflik yang tidak diperlukan.
Sialnya, beberapa tahun terakhir, gua mulai sangat terganggu oleh hal yang satu ini.

Ketika seseorang mengatakan suatu kalimat berbahasa Indonesia dan ada frase/kata bahasa lain diselipkan walaupun ada kata dalam Bahasa Indonesia yang pantas untuk digunakan.

Berikut beberapa contoh yang gua temukan.

1. Hanya sebuah tweet


















Kira-kira, beginilah terjemahannya dalam Bahasa Inggris dan semoga bisa diterjemahkan dengan pantas ke bahasa-bahasa lain.
Taking pictures with artworks is not a problem, but if the only concerned value of visiting an art exhibition is just a selfie, it is shallow.
Kenapa yang dipakai adalah "value" dan bukan "nilai", gua pun nggak tahu.

2. Sebuah komentar













An actual Dayak is pretty. Beautiful, with clean skin like a Chinese.  
Ini termasuk yang paling mengganggu gua, termasuk ketika nama "Cina" (yang gua tau sejak mulai memasuki dunia pendidikan) tiba-tiba malah jadi "China". Secara tulisan, oke deh. Kan pengucapannya harusnya sama. Eh ternyata pengucapannya sempet ganti juga jadi kayak pengucapannya dalam Bahasa Inggris. Eh ternyata "Chinese" dengan pengucapan ala Bahasa Inggris juga jadi populer dan nyelip aja di banyak pembicaraan!
Kalau lu WNI dan mau membantu mengurangi stres dalam hidup gua, tolong hindari hal-hal macam ini. Gua selalu ngerasa geli-geli-ngamuk tiap lihat penyelewengan yang kayak gini.

3. Sebuah komentar juga



















I am so annoyed that these evil persons are still being taken care of and given blankets and food like human beings EVEN THOUGH THEY ARE THE OPPOSITE, LIKE ANIMAL ...
Maksud gua, ya, kalau dilihat secara utuh (dengan konteks yang sesuai) pun komentar ini terlalu jahat untuk diutarakan tapi secara linguistik juga terlalu jahat.
Kalau lu WNI dan membaca kalimat ini, tolong jangan selewengkan Bahasa Indonesia seperti itu, seperti binatang.


Kesimpulan :
Gua nggak ada masalah dengan bahasa sehari-hari seperti yang gua gunakan tanpa mikir dulu di blog ini. Lu, elo, L, gua, gw, gue, kayaknya, keknya, kaya, kek, dan masih banyak lagi contohnya. Gua akan pake kata-kata itu tanpa ragu.
Tapi gua mau minta tolong sambil terus berusaha untuk mengamalkannya dalam keseharian gua: tolong jangan selipin bahasa lain yang punya kata dalam Bahasa Indonesia yang pantas untuk dipakai di setiap kalimat yang lu ucapkan setiap harinya.
Tolong.
Itu nyebelin.
Setidaknya buat gua.
Di hari yang buruk, baca tulisan yang kayak gitu bisa bikin gua makin stres. Serius.

Usaha anda, kebahagiaan saya.
Usaha anda akan meringankan keseharian seorang anak bangsa dalam perjuangannya menimba ilmu di negeri orang.
Yoho.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar