Kamis, 03 Desember 2020

gua pengen ngomong tentang alkohol pertama gua x8

 Yo.


Gua nyaris lupa nulis! Gua lagi di YouTube dan udah siap untuk main sebelum tidur, tapi gua inget untuk nulis!

Sekarang lu jadi punya tulisan jelek untuk dibaca!


Alkohol!

Sejauh yang gua inget, minuman beralkohol pertama gua adalah wine alias amer dari Australia, yang antara bapak gua beli sendiri atau dapet sebagai hadiah dari temennya yang sempet kesana untuk kerja. Intinya, amer.

Awalnya gua cukup tertarik untuk nyoba, untuk alasan pendidikan. Menurut gua, penting untuk mencoba yang bisa dicoba selama prinsip hidup tetap ditegakkan. Waktu itu gua kayaknya masih SMA. La Signora Grande sadar kalo gua masih di bawah umur, jadinya beliau agak ragu untuk membolehkan gua ikut mencoba amernya, sementara Der Weise Vater meminta anak-anaknya untuk sekedar mencoba "biar tahu aja."

Gua coba deh 1 sruput.

Diketahui: Saya meminum 1 sruput amer.

Ditanyakan: Bagaimanakan rasanya?

Jawab: RASANYA KAYAK TAPAI! ANEH! BRRRR! (bukan kedinginan, tapi lebih kayak blowing raspberry)


Ternyata, gua nggak suka amer. Hal pertama yang gua rasa adalah rasanya mirip banget kayak tapai. Dua-duanya emang hasil fermentasi, dan otak gua langsung bilang, "ya masuk akal, bro." Tapi otak gua juga bilang, "tapai itu makanan, bro, bukan minuman. lu yakin mau nerima produk ini sebagai minuman?" Disitu nurani gua bilang, "rasa tapai = rasa makanan. kita nggak suka amer."

Dengan demikian, dimulailah kebencian gua atas anggur merah.


Seiring kehidupan gua berlanjut dan akhirnya gua yakin kalau gua memenuhi syarat usia dan lokasi untuk konsumsi minuman beralkohol (sebelum gua sampai di Prancis, gua belum nyoba minuman beralkohol selain pas pertama gua coba amer yang gua bilang di atas dan 1 kali lagi pas gua penasaran lagi apakah rasanya masih kayak tapai [dan hasilnya, masih]), gua mencoba beberapa minuman beralkohol lain untuk alasan pendidikan. Kalo lu mau tau gua udah coba apa aja, DM gua. Untuk dicatat, gua biasanya nyoba alkohol di kamar, sendirian, jauh dari benda-benda berbahaya, dan dalam kadar rendah karena emang untuk nyoba aja. Untuk memastikan kadar rendah, biasanya gua campur dengan air + gula atau air + sirop supaya kadar alkoholnya berkurang.

Gua berkesimpulan bahwa gua nggak suka alkohol karena beberapa hal (multi bidang):

1. Gua nggak suka rasanya. Apalagi kalo pahit atau bikin gua nyengir (lu tau lah).

2. Kalau gua minum kebanyakan, gua akan puyeng dan puyeng itu nggak enak. Kalo udah puyeng, gua jadi nggak menikmati aktivitas lain dan itu nggak seru.

3. Duitnya mending gua pake untuk beli jajanan atau bahan makanan lain.


Sekarang gua punya sih 1 botol minuman beralkohol di kulkas. Barusan gua campur minuman beralkohol tersebut (1/3 gelas) dengan Nutrisari Jeruk Maroko (bukan sponsor) + air & es sampai 1 pitcher penuh. Kalo menurut lu ada yang salah dengan kalimat barusan, maka gua bilang nggak ada yang salah dengan kalimat barusan. Eksperimennya adalah apakah minuman jeruk akan makin berasa jeruk kalau ditambah minuman beralkohol tersebut (mungkin lu ada bayangan apakah namanya).

Jawabannya = nggak. Nutrisari (bukan sponsor) mengalahkan rasanya dan produk akhirnya cuma Nutrisari (bukan sponsor) dengan sedikit rasa alkohol. Nggak seru, nggak gua rekomendasikan untuk yang mau coba, kemungkinan besar nggak akan gua coba lagi di masa yang akan datang.


Gitu deh.

Oh oh oh gua baru inget. Kalo lu pernah liat ada orang masak pake amer (biasanya masakan ala Eropa), gua udah pernah nyoba juga. Menurut gua rasanya nggak lebih baik dari kalo gua pake air jeruk limau/lemon atau parutan kulit jeruk limau/lemon.

Sekian.


Yoho~

Tidak ada komentar :

Posting Komentar