Selasa, 30 Januari 2018

23. Am I A Virgin ? (Another In-Depth Study, Perhaps #Clickbait)

YOYOOYYOYOYOYOYOYOYOYOO !!!
Hai!
Selamat datang!
Apa kabar? Baik?
Baik aja deh.
Nggak baik?
Semoga lekas baik deh.
.
.
Tema kali ini...
Sangat berat untuk diungkapkan...
Bukan. Bukan berat badan gua...
.
Postingan ini jadi terlalu dramatis, dan gua nggak seneng, jadi mari kita ganti suasananya.
.
Waaaaaaaaaanjir gua mesti bahas ginian.
Tema kontroversial?
Tema menantang?
Tema yang wajar dibicarakan?
Entahlah.
Mari kita bahas.
.
Dan yang gua maksud dengan bahas adalah "gua akan menulis sesuatu untuk para silent reader (jika ada)".
Cus ah.
.
Q : Apakah gua seorang perjaka?
Fun fact : Gua sangat jarang menyentuh topik ini, sampai-sampai gua langsung ketawa sendiri #StoryOfMyLife
A : Anda benar! 10/10.
Kalau lu mau jawaban dengan emosi "apa sih, ya itu kan hidup lo!" : Gua sudah 22 tahun menjalani hidup, tanpa pernah ada diskusi mengenai kehidupan seksual dengan orangtua, nggak pernah punya pacar, kehidupan malam gua adalah begadang main game / nonton anime, jadi ya hahahaha gua nggak punya akses kesitu.
Kalau lu mau jawaban dengan emosi "WHAT!?" : Ya. Ya itu udah gua jawab.
Kalau lu nggak mau jawaban, dan masih baca kalimat ini, anda sudah membaca terlalu dalam.
Intinya, gua masih perjaka.
.
Q : Alasannya?
A : Ehhhhhh bukannya alasannya cuma karena belum pernah berhubungan seksual?
.
Q : Lu belom pernah kepikiran, gitu? Nggak pernah berusaha gitu?
A : Pernah kok kepikiran. Soal berusaha menuju kesana, sampai sekarang gua masih terlalu males bahkan untuk mikirin itu.
.
.
Gini gini gini.
Mari kita bahas soal nilai-nilai mengenai hubungan dan keluarga.
Sebagai seorang anak yang dibesarkan di keluarga yang humoris (dan mungkin bisa dibilang konservatif), gua tumbuh di lingkungan dimana "nggak banyak ulah" dan "akademik dan karir yang sukses dulu deh, baru mikirin yang lain" jadi nilai yang dijunjung cukup tinggi.
Sebagai seorang anak yang dibesarkan di negara yang menjunjung tinggi norma kesopanan dan kesusilaan (setidaknya begitulah di mata gua), gua tumbuh dengan kepercayaan bahwa "kalau mau berhubungan seksual, ya sama pasangan setelah menikah".
.
Kalau gua mau dibilang "memiliki pemikiran terbuka", bisa dibilang bener.
Gua tiap hari internetan.
Gua pernah ketagihan 9gag.
Gua nonton video gaming di YouTube, dengan segala ekspresi kemarahan dan kata-kata kasar yang dilontarkan oleh si pemain.
Gua nonton video orang main Cards Against Humanity. Kalau lu belom tau, sebaiknya jangan mau tau.
Gua pernah mencicipi Reddit 50/50. Kalau lu belom tau, sekali lagi, sebaiknya jangan mau tau.
Gua kadang-kadang menjelajah di text chat Omegle. Video chat juga pernah.
.
Gua terbuka dalam hal-hal tersebut, tapi kalau ngomongin soal keluarga dan hubungan dengan pasangan, gua akan dengan gembira merujuk ke didikan dari suluh tauladan terbaik dan terkeren, Der Weise Vater & La Signora Grande, yang bisa diringankan menjadi: "Mapan yang bener dulu deh lu, baru bikin keluarga lu sendiri." Salah satu dari sekian nasihat paling berkesan yang pernah gua terima.
Kalau gua denger kabar burung "eh si ini udah nggak perjaka/perawan lagi", "eh dia katanya kemaren berbuat sama pacarnya", dsb, pada suatu masa gua langsung tutup telinga dan menjauh dari pembicaraan. Sempet jadi hal yang tabu buat gua. Sekarang, gua udah mau dengerin hal-hal kayak gitu, tapi tetep aja "itu hidup lu, jalanilah, nikmatilah, jangan ngerecokin hidup gua lah". Asalkan nggak beririsan dengan hidup gua, ya udah.
Terima kasih atas informasinya, gua permisi mau melanjutkan hidup. Gua mau namatin pendidikan dulu, cari kerjaan profesional dulu, cari hidup mapan aman tentram dulu. Kalau gua udah dapet, mari sini wahahahaha.
Bukan berarti gua nggak ada ketertarikan untuk pacaran lho ya. Beda urusan cuy. Tapi tetep gua akan melaksanakan nasihat dari suluh tauladan terbaik dan terkeren gua soal hal ini, terutama di bagian cara bersikap dan batasan dalam berhubungan. Gua sempet mikir gini, "kalau pada suatu masa gua mau nembak cewek, cocok kali ya kalau gua ngomongin via telpon rumah dulu, terus gua samperin rumahnya dan ngomong langsung ke bapaknya". Apakah gua terlalu jadul? Apakah gua terlalu konservatif? Apakah gua tidak pantas disebut milenial? Bener semua dan gua bangga memiliki nilai ini. Semua pasangan yang cerita hidupnya seperti ini, orangtua gua, dosen gua (beliau pernah cerita di kelas. Asli keren abis), tante dan oom gua, semuanya menjadi saksi hidup tentang kebaikan dari nilai ini.
.
Obrolan kita udah melenceng sejauh ini.
Njir dari tadinya ngobrolin gua, jadi ngobrolin keluarga gua.
Ya begitulah intinya, walaupun mungkin nggak ada "inti"-nya.
Kembali lagi dengan konten tanpa arahan dan bahasan yang ujung-ujungnya melenceng entah kemana! Woooyeeaaah! Njir itu gua banget.
.
Yaudah ah.
Kesimpulan singkat : Iye, he-eh, gua masih perjaka sampe gua punya istri nanti.
Gitu.
Mari kita sudahi postingan ini.
Ciao!
Buenos dias!
Bonjour!
SELAMAT SIANG SEMUA !!!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar